"Bilang sama gue, kapan lo bakal mengakhiri hubungan lo dengan dia?". Yasmin menatap tajam Kiara. Mereka baru saja pulang sehabis mengantarkan Byan kembali kerumah nya. Byan meminta Kiara tinggal tapi Kiara menolak, Kiara tahu Byan butuh istirahat dan dengan kehadiran Kiara, Byan pasti akan lebih memilih berjaga daripada tidur
"Maksud lo?". Kiara lelah, sangat lelah. Demi apapun Kiara hanya ingin tidur sekarang. Semalam begadang dengan Devon, melakukan aktivitas yang cukup menguras energinya dan pagi sebelum pulang, Kiara sempat berdebat lagi dengan Devon karena Devon bersikeras melarang Kiara pulang. Kiara bersumpah dia hanya ingin tidur sekarang dan akan lebih baik jika Yasmin tidak mengganggunya dengan pertanyaan seperti itu
"Lo sama selingkuhan lo. Kapan lo bakal mengakhiri semua ini?". Kiara terdiam bingung harus menjawab apa. Pertanyaan Yasmin barusan sama persis dengan pertanyaan yang sering diajukan pikirannya pada hatinya. Ya Kiara juga bukan tidak ingin mengakhiri semua ini, tapi Devon is too hard to resist
"Bukan urusan lo, Yas!"
"Ini jelas urusan gue juga, Kia!"
"Kenapa lo selalu ikut campur dalam urusan gue? Gue mau kapan putusin Devon itu bukan urusan lo dan lo nggak perlu repot-repot ikut campur. Gue bakal baik-baik aja"
"Oh jelas lo bakal baik-baik aja. Dan lo sama sekali nggak perduli sama perasaan lo. Tapi lihat Kiara disini yang terlibat bukan hanya lo dan orang itu tapi juga Bella dan Byan yang notabene nya dan masih lo akui sebagai pacar lo. Gue boleh aja lo larang ikut campur urusan lo tapi gue akan sangat keberatan kalau lo terus menyiksa perasaan mereka"
Yasmin emosi, sangat emosi. Siapa yang tidak emosi, respon Kiara barusan itu sangat kurang ajar untuk orang yang sangat ia pedulikan. Yasmin sebenarnya melakukan ini bukan karena peduli pada Bella atau Byan. Ya memang Yasmin kasihan pada mereka dan dia juga cukup merasa tanggung jawab atas sakit hatinya mereka, walau bagaimanapun Yasmin merasa ini kesalahannya karena tidak menjaga Kiara dengan baik, sehingga terjerumus dalam hubungan gelap bersama Devon. Tapi jauh dilubuk hati Yasmin dia melakukan ini hanya untuk Kiara. Dia tidak ingin sahabat yang diakui nya sebagai saudara itu akan merasakan sakit dari tindakannya saat ini
Byan lambat laun pasti akan tahu. Dan hati orang mana yang tidak akan sakit hati melihat pacarnya selingkuh dengan sahabatnya sendiri? Mungkin Bella cukup baik dengan menerima Devon dengan keadaannya saat ini yang dinilai Yasmin tindakan bodoh. Tapi Byan adalah hal lain
Yasmin tahu bagi Byan, Kiara adalah segalanya. Byan mempertaruhkan segalanya buat Kiara. Yasmin tahu Byan tidak akan sebodoh Bella, pasti diajarkan untuk tegas dan jika Byan tahu kalau Kiara menghianatinya bukan tidak mungkin Byan akan lebih memilih pergi dan fokus pada karirnya sebagai prajurit. Bukan tidak mungkin jika Byan akan lebih memilih pergi jauh untuk berperang daripada melihat Kiara
"Yas, bahkan Bella aja nggak ngelakuin apa-apa tapi kenapa lo yang repot sih? Oh gue tau. Lo pasti cemburu kan? Lo pengen sama siapa? Byan atau Devon?"
"Terserah lo aja lah. Jangan cari gue kalau lo merasakan dampak dari apa yang lo lakuin sekarang dikemudian hari!"
Yasmin berlalu. Yasmin benar-benar ingin membunuh Kiara saat itu juga, andai saja dia tidak tahu kalau membunuh itu dosa
Disisi lain, Kiara ikut pergi dari ruang tengah rumah mereka. Kiara lebih memilih melangkahkan kakinya ke kamar untuk sekedar merenung dan akan lebih baik kalau dia bisa tidur
Kiara tahu maksud Yasmin itu baik. Kiara juga tidak bermaksud berkata seperti tadi pada Yasmin. Kiara sebenarnya ingin sekali menangis dipelukan Yasmin saat ini juga. Kiara merindukan hubungan lamanya dengan Yasmin
Dulu Kiara akan menangis dibahu Yasmin kalau dirinya sedang bertengkar dengan Byan, tapi tidak dengan sekarang, Yasmin membenci Kiara. Kiara, dia sebenarnya ingin menjawab pertanyaan Yasmin tadi dengan jawaban yang lebih baik. Seperti dengan jawaban "besok" misalnya atau "nanti malam" atau "hari ini" tapi hatinya tidak mengijinkan. Kiara sendiri tidak tahu apa dia bisa mengakhiri hubungannya dengan Devon
Kiara menangis entah ini sudah malam keberapa dia menangis dikamar dengan sebab yang sama, bertengkar dengan Yasmin karena alasan cinta segitiganya. Tidak terasa Kiara tertidur
Pagi-pagi Kiara dibangunkan oleh suara handphone nya yang semalaman masih ada dalam tasnya. Buru-buru Kiara mengecek handphone nya, takut-takut ada yang penting dan benar saja nama Byan tertera disana
"Halo"
"Halo Kia sayang"
"Iya Byan?"
"I miss you"
"Hehe aku tahu. Aku juga~"
"Kamu lagi ngapain? Apa kamu menunggu aku?"
"Aku lagi santai aja. Em tentu"
"Kamu tahu aku benar-benar pengen kaya gini sejak sebulan yang lalu. Aku benar-benar pengen telpon kamu tapi kamu selalu nggak aktif. Kamu kemana?"
Deg! Seketika Kiara menggugup. Apa yang harus dikatakannya?
"Aku ada kok Byan. Maaf pas itu aku lagi banyak tugas"
"Nggak apa-apa pasti capek kan mengejar gelar sarjana itu, aku tahu kok". Kiara diam, tidak menjawab. Sibuk dengan pikirannya sendiri
Aku berbohong Byan. Maafin aku. Kamu pasti lebih capek dari aku, maaf - Sedikit demi sedikit air mata Kiara jatuh
"Kia sayang?". Masih tidak ada jawaban
"Sayang? Sayangg? Kiaaa~~?". Byan terus memanggil Kiara
"Oh iya maaf tadi aku melamun"
"Kamu kenapa?"
"Gapapa cuma tadi aku jadi teringat tugas essay ku yang belum tersentuh hehe maaf"
"Dasar kamu... Kia hari ini kamu ada acara nggak?"
"Nggak, kenapa?"
"Antar aku ke suatu tempat. Kamu mau?"
"Tentu saja"
"Aku jemput kamu nanti jam 10. Udah dulu ya, I love you"
"Love you too"
Kiara tersenyum-senyum. Apa mungkin Byan akan mengajak Kiara nge-date? Ini akan jadi nge-date pertamanya setelah bertahun-tahun berpisah. Dulu-dulu mungkin mereka masih bisa melakukan nge-date disela-sela kepulangan Byan tapi tidak lama karena Byan harus selalu pergi lagi
Tepat jam sepuluh Byan datang, seperti biasa Byan akan membawakan Kiara bunga kalau dia datang menemuinya. Kali ini Byan membawakan karangan bunga anyelir yang dipadukan dengan bunga aster. Byan ingin menampilkan kemurnian cintanya pada Kiara dan ungkapan terimakasihnya karena Kiara telah menunggunya. Romantis, kata itu saja tidak dapat menggambarkan karakter Byan disini. Byan masih sama seperti Byan dulu pikir Kiara, berbeda dengan dirinya
Byan membawa Kiara ke kafe, kafe yang menjadi saksi cinta mereka. Disini, ditempat ini pertama kali Byan membawa Kiara untuk nge-date dengan Byan, mentraktir Kiara dengan uang bekal yang ia kumpulkan selama sebulan karena takut Byan tidak bisa membelikan Kiara makanan yang layak saat nge-date
Kiara duduk di sudut kafe selagi Byan memesan pesanannya. Kiara tersenyum, datang lagi kesini membuatnya bernostalgia. Kenangan manisnya dengan Byan, sikap gentleman Byan semuanya akan selalu indah untuk Kiara kenang
"Kamu kayanya senang banget hari ini?". Byan mulai membuka percakapan. Kiara hanya tersenyum-senyum dari tadi wajar saja kalau dia keheranan
"Tentu saja ini nge-date pertama kita sayang, setelah bertahun-tahun kamu pergi. Aku sangat merindukanmu". Kiara mengambil tangan Byan, mengelusnya dan menggenggamnya erat
Byan terkekeh. "Aku juga". Tidak lama pesanan mereka datang, mereka makan dalam diam. Menikmati apapun yang masuk kedalam mulut mereka sambil sesekali bercerita
Pulang dari kafe, Byan membawa Kiara ketempat yang tidak Kiara duga. Byan membawa Kiara ke taman makam pahlawan. Kiara sendiri tidak yakin kenapa Byan membawanya kesana, ada apakah disana, Kiara yang sama sekali belum pernah menginjakkan kaki disana sempat bergidik. Walaupun diawalnya ada taman, tetap saja ini makam dengan kata lain kuburan. Bukankah seram jika kita harus nge-date di kuburan? Pikir Kiara
"Kenapa kesini?". Kiara bertanya. Tangannya semakin erat menggenggam tangan Byan
"Kenapa?". Byan menoleh pada Kiara
"E-Enggak. Hanya saja bukannya ini aneh?"
"Tempat ini bersejarah, Kiara. Ditempat ini orang-orang yang berjuang untuk kita dikuburkan. Aku pengen berziarah sebentar sambil mengenalkanmu pada orang yang menginspirasiku"
Byan tersenyum sambil memegang tangan Kiara. Kiara yang melihat pun ikut tersenyum. Tidak lama Byan turun dari mobil, dia berputar dan membukakan pintu untuk Kiara. Setelah itu dia berjalan agak kebelakang dan membuka pintu mobil belakang untuk mengambil karangan bunga yang Kiara yakin untuk ditaruh di makam nanti
Mereka berjalan dan menyusuri satu persatu makam, Kiara sama sekali tidak mau melepaskan genggaman tangannya, Kiara memang sudah tidak bergidik lagi tapi tetap saja ini horor menurutnya
Tidak beberapa lama mereka sampai ditengah makam, mereka berhenti disamping makam yang Kiara pikir sangat terawat, bahkan masih ada bunga yang cukup masih segar dipinggirnya. Mungkin seseorang berziarah beberapa hari yang lalu
Kiara sempat melihat nama yang tertera di batu nisan itu, Sobri Nasution. Siapa dia? Sementara Byan, dia hanya berdiri disana sambil terus menatap batu nisan makam. Terlihat raut kerinduan diwajah Byan. Sebenarnya siapa Sobri Nasution itu?
Byan akhirnya berjongkok, menaruh bunga diatas makam, menangkupkan kedua tangannya kemudian berdoa. Kiara sempat melihat mata Byan terlihat berkaca-kaca. Orang ini, siapapun dia pasti sangat berarti bagi Byan, pikir Kiara
Byan yang tersadar dari tadi Kiara hanya terdiam akhirnya menoleh, ia tersenyum melihat raut kebingungan diwajah Kiara
Byan menarik tangan Kiara dan membuatnya berjongkok disampingnya, Byan menatap Kiara, "Kenalin dia orang yang paling menginspirasi aku, Kakek Sobri". Byan beralih menatap makam, dia membawa tangan Kiara keatas batu nisan. "Kakek, ini yang sering Byan ceritakan dulu, orang yang sudah merebut hati Byan dan Byan masih memilikinya sampai sekarang. Orang yang sangat Byan cintai didunia ini setelah ibu. Dia maniskan? Byan sangat mencintainya dan Byan harap kakek merestui kita"
Byan berbalik menghadap Kiara, mengambil tangannya dan menciumnya. "Kenapa diem aja? Perkenalkan dirimu"
"Hah?". Kiara menatap Byan bingung, lalu Byan tersenyum dan mengidikkan kepalanya kearah pusaran makam. "Oh, hmm halo kakek. Perkenalkan nama saya Kiara, Kiara Lestari Sukma. Terimakasih karena sudah menjadi inspirasi terbesar Byan. Saya bukan orang yang hebat tapi saya berharap kakek merestui kita". Kiara merasakan genggaman tangan Byan semakin mengerat di tangannya. Kiara menoleh dan melihat wajah Byan yang tersenyum bangga
"Kakek, seperti yang selalu Byan bilang kalau Kiara itu sumber semangat Byan. Kakek jangan cemburu ya, kakek memang inspirasi Byan, doa ibu selalu menemaniku tapi dibalik itu semua Kiara lah yang membantu Byan sampai sejauh ini". Kiara semakin menatap Byan dalam, Byan menarik nafas dan tersenyum lagi
"Byan sanggup berdiri ditengah medan perang dan mengalahkan banyak musuh hanya dengan memikirkan masa depan Byan dengan Kiara. Byan bisa selalu menampilkan yang terbaik didepan komandan Byan hanya untuk membuatnya menjadi calon istri seorang prajurit. Dan Byan akan selalu menolak mati dimanapun dan kapanpun Byan bertugas sebelum Byan membuatnya bahagia"
Kiara tertegun, dirinya menundukkan kepalanya. Sungguh Kiara tidak sanggup menatap Byan saat ini. Byan yang melihatnya hanya tersenyum, dipikirnya Kiara terharu oleh kata-katanya, tapi bagi Kiara itu lain
Mendengar kata-kata Byan membuat Kiara semakin berpikir betapa biadabnya dirinya, Kiara seakan ingin mati ditelan rasa bersalah. Kiara merasa sangat berdosa. Disini di taman makam pahlawan ini Kiara merasa kecil. Dirinya merasa kotor dan Kiara merasa tidak layak berada disana, disamping Byan dan ditengah orang-orang yang meninggal dengan sangat berjasa
Kiara semakin sadar kalau dirinya sangat beruntung memiliki Byan, dan Kiara jadi tahu kalau cinta Byan bukan hanya main-main. Byan benar-benar tulus dan Kiara dengan lancang telah meragukannya beberapa tahun ini. Disitu Kiara bertekad kalau dirinya pasti akan mengakhiri hubungannya dengan Devon. Itu pasti
Beri aku sedikit waktu lagi Byan. Aku janji, maafin aku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments