Kiara merasa dirinya sudah benar-benar mantap dengan keputusannya. Setelah kejadian Yasmin memarahinya seminggu yang lalu, Kiara terus berpikir untuk memutuskan hubungannya dengan semua selingkuhannya. Termasuk Devon
Mudah saja bagi Kiara untuk memutuskan mereka, toh dia sama sekali tidak punya perasaan apa-apa pada mereka. Meskipun dia tidak tahu betul dengan Devon
Hari itu, setelah selesai urusannya dengan semua pacar simpanannya, Kiara pergi ke apartement Devon. Tentu saja Kiara sudah menghubungi Devon terlebih dahulu takut ada Bella disana. Meskipun, apa yang mau disembunyikan lagi, toh Bella tahu semuanya
Kiara sampai di apartement Devon sekitar pukul 2 siang. Dia langsung masuk kedalam tanpa mengetuk pintu dulu, Kiara sudah tahu Devon sendirian disana dan Kiara tahu password apartement Devon kalaupun Kiara mengetuk pintu atau memencet bel Devon pasti hanya akan berteriak dan menyuruhnya masuk sendiri
"Hai sayang". Baru saja masuk, Devon yang sedang menonton tv di sofanya langsung memeluk Kiara
"Hai". Kiara hanya diam, tidak membalas pelukan Devon. Kiara hampir lupa kalau kedatangannya ke apartement Devon hanya untuk memutuskan hubungan mereka
Merasakan reaksi Kiara yang diam saja, Devon malah mempererat pelukannya sambil kepalanya dia dekatkan ke ceruk leher Kiara. Mencoba mengambil alih pengendalian diri Kiara
"Kamu kenapa? Kenapa diam aja?"
"Aku pengen ngomong sesuatu". Kiara akhirnya melepaskan pelukan Devon dan duduk di sofa menunggu Devon menyusulnya duduk
"Kenapa?". Devon duduk di sofa, tangannya terulur memegang erat tangan Kiara
"Bisa nggak hari ini kita mengakhiri hubungan kita?". Kiara memberanikan diri untuk berbicara. Kepalanya tertunduk matanya fokus melihat karpet tidak berani menatap Devon, takut akan tertelan pesona Devon lagi. Tapi tangannya masih ada dalam genggaman Devon
"Kia sayang tatap aku kalau kamu lagi ngomong sama aku". Devon memalingkan kepala Kiara menghadap kepadanya. Devon meremas tangan Kiara dan menatap mata Kiara dalam. "Ngomong, ada apa? Kenapa kamu mendadak pengen mengakhiri semuanya?"
"Aku takut Devon, aku takut Byan akan tahu semuanya. Aku nggak mau kehilangan dia. Aku mencintai Byan". Kiara merasakan matanya mulai memanas, Kiara merasa air matanya akan segera tumpah. Kiara ingin menangis, tapi tidak dihadapan Devon
"Trus kamu mau menjauh dari aku?". Devon kembali berbicara, tangannya berpindah ke bahu Kiara, matanya masih menatap Kiara tajam
"Bukan begitu, ta...tapi...". Belum sempat Kiara menyelesaikan kata-katanya, Devon sudah menciumnya. Kiara diam, dia kaget dan bingung. Hatinya ingin melepaskan kecupan bibir itu tapi badannya menolak. Kiara malas membalas kecupan bibir Devon
Bibir mereka bersentuhan cukup lama dan berhenti ketika keduanya membutuhkan oksigen. "Lihat kamu bilang kamu ingin mengakhiri semuanya tapi tubuhmu nggak Kiara. Kenapa harus diakhiri? Selama ini kita baik-baik saja. Byan nggak bakal tahu"
"Tapi aku nggak mau menyakiti hati Byan lagi, Devon. Kamu juga harus berhenti. Pikirin juga perasaan Bella"
Devon tersenyum hambar, "Nggak mau menyakiti? Sudah terlambat Kia sayang. Kita sudah melakukannya terlalu jauh. Kalaupun kita berhenti, itu nggak akan mengubah apa yang sudah terjadi. Udahlah jangan pikirin mereka, Byan baik-baik aja dan Bella juga nggak apa-apa. Sekarang hanya ada kamu sama aku. Suka atau nggak, kamu sudah terlanjur jatuh dalam pelukan aku Kiara"
Kiara tertegun. Dia tidak bisa menjawab perkataan Devon. Devon benar, mereka sudah melangkah terlalu jauh. Dan bagaimanapun mereka tidak akan bisa merubah kenyataan kalau Kiara telah hanyut dalam Devon
Kiara mengangkat kepalanya, melihat tepat ke arah mata Devon, Kiara merasakannya keliatan ***** dimata Devon. Dan benar saja tidak sampai satu detik, Devon sudah menyambar bibir Kiara lagi
Hari itu Kiara gagal. Dia gagal mengakhirinya dengan Devon dan justru malah memperjauh hubungan mereka. Lagi-lagi Kiara pulang kerumah nya larut malam. Kiara menemukan Yasmin dengan tatapan kosong duduk di sofa sambil terus menatap tv yang sama sekali tidak menyala. Ada apa sama Yasmin?
"Darimana lo? Pacaran lagi?". Kalau biasanya memang sudah menyangka kalau Yasmin akan menginterogasi Kiara, kali ini tidak. Kiara benar-benar tidak menyangka kalau Yasmin akan berbicara padanya. Sejak kejadian seminggu yang lalu Yasmin mendiamkan Kiara. Yasmin tidak berbicara sepatah katapun pada Kiara tapi hari ini berbeda. Ada apa?
"Ngerjain tugas". Kiara menjawab asal. Tidak mungkinkan kalau Kiara bilang baru habis bertemu dengan Devon
"Tugas apa? Menghias tubuh? Atau memakan wajah satu sama lain?". Kiara tahu kemana arah pembicaraan Yasmin. Tapi untuk kali ini saja Kiara tidak akan mengambil pusing. "Udah ngecek hp lo?". Yasmin berkata lagi, akhirnya Yasmin menengok kepada Kiara
Hp? Kiara ingat tadi ketika akan menemui Devon, dirinya memasukan Hp nya kedalam tas. Kiara juga terbiasa menyetel Hp nya dalam silent mode, dan dari tadi Kiara tidak memegang Hp nya lagi sejak saat itu jadi Kiara tidak tahu ada apa dengan Hp nya
"Nggak, kenapa emangnya?"
"Byan menelpon, dia bilang nggak bisa hubungi lo, bahkan sampe 25 kali percobaan. Byan juga nggak bisa hubungi Devon. Beruntung si bodoh itu nggak curiga". Yasmin tertawa merendahkan Kiara. "Byan bahkan menitipkan pesan sama gue buat nyampein sama lo kalau dia mencintai lo, merindukan lo dan bisa-bisanya dia bilang buat lo jaga kesehatan. Belom tau aja dia kalau pacarnya itu seorang perempuan murahan". Yasmin berkata seakan Kiara tidak ada didepan nya. Yasmin benar-benar kesal pada Kiara. "Oh iya, Byan bilang, dia akan pulang bulan depan. Jadi bersiaplah! Untuk kehancuran hubungan kalian!". Yasmin pun pergi ke kamarnya dan meninggalkan Kiara. Yasmin merasa ingin memukul Kiara jika dekat-dekat dengan Kiara terlalu lama
Kiara terdiam, seakan membeku ditempatnya. Kiara langsung mengecek handphone nya dan benar saja ada 40 lebih miscall di handphone nya, sepertinya Byan mencoba menghubungi Kiara lagi setelah menelpon Yasmin. Terdapat 15 pesan masuk juga disana. Semua dari Byan. Isinya sama, masih ungkapan rasa cinta dan rindunya Byan. Kiara merasa seperti membaca curhatan Byan dalam pesannya. Kiara terus meng-scroll layar handphone nya hingga sampai ke pesan terakhir yang dikirimkan Byan pukul 19.16
From : My Byan
Kia sayang sebenernya kamu kemana? Aku sengaja pergi ke perbukitan hanya untuk mendengar suara kamu. Aku mendapat privilege untuk libur satu hari. Tapi kamu nggak angkat telpon aku, aku sebenernya pengen menunggu lebih lama lagi, tapi aku nggak punya waktu banyak. Aku harus segera pulang ke asrama sebelum komandanku menemukanku pergi terlalu lama. Dia tahu aku pergi dari pagi dan bisa-bisa aku nggak kebagian jatah makan malamku kalau aku nggak pulang sekarang. Maafin aku nggak bisa menunggu lebih lama lagi. I love you. Aku bakal pulang bulan depan, jadi bersiaplah, kamu akhirnya menjadi pacar seorang prajurit
Kiara tak tahan lagi, dia lari ke kamar nya dan menangis sejadi-jadinya. Dia membayangkan Byan yang menunggunya, menghubunginya lagi ditengah hutan sendirian dan seharian. Byan bilang dia pergi dari pagi dan baru pulang pukul 7 malam, artinya Byan sama sekali tidak makan dan minum seharian karena menunggu Kiara. Kiara merasa bersalah. Dirinya sebenarnya ingin berhenti, tapi selalu gagal mengakhiri hubungannya dengan Devon. Kiara tidak bisa tegas pada Devon. Kiara gagal. Tapi disisi lain, dirinya tidak bisa dan takut kehilangan Byan
Apa yang harus gue lakuin? Maafin aku Byan - Kiara kembali menangis dengan tersedu-sedu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Net
pantes mereka berdua cocok tenyata sama penghianat toh🙂, akhirnya Kiara sadar diri juga walaupun telat wkwkw btw sya dukung Yasmin ma byan aja lah kwkw 🗿🙌🤸
2021-06-01
0