Barbara yang baru saja masuk ke dalam apartemen nya, memilih untuk merebahkan tubuhnya diatas sofa ruang utama nya.
Ia kemudian meraih ponselnya dari tas dan menghidupkan nya, karena Felix sempat mematikan ponselnya tadi malam.
Begitu ponselnya hidup, ia langsung mendapatkan panggilan dari Ayahnya.
"Ada apa Pa?" Barbara bertanya malas.
"Siapa yang culik kamu tadi malam?" Papa nya bertanya khawatir sekaligus marah.
"Nggak ada yang nyulik Bar kok Pa." Barbara menjawab seadanya. Baginya perbuatan Felix tidak termasuk menculik karena Felix masih melepaskan diri nya dan mengantar nya pulang dengan selamat.
"Terus siapa pria yang membekap kamu dan membawa paksa kamu tadi malam?" Ayahnya kembali bertanya.
"Itu bukan nyulik Papa. Bar tadi malam itu ada syuting buat kenang-kenangan gitu sama teman-teman." Barbara terpaksa berbohong. Malas menjelaskan panjang lebar.
"Kamu yakin?" Ayahnya kembali bertanya menyelidik.
"Yakin Pa. Buktinya Bar sekarang udah di antar pulang." Barbara meyakinkan Ayahnya.
"Ya udah. Kapan mau pulang?" Ayahnya menagih janji.
"Pa nanti-nanti aja ya Bar pulang nya. Please. Ijinin Bar buat menggapai mimpi Bar sebentar aja." Barbara memohon pada Ayahnya.
Hening. Mungkin Ayahnya sedang berpikir dari sudut pandang putrinya.
"Ya udah. Papa kasih kamu waktu dua tahun lagi. Dalam dua tahun itu kamu harus menyelesaikan semua mimpi kamu dan kembali ke sini." Ayahnya menyetujui dengan syarat.
"Tiga tahun deh Pa. Please." Barbara meminta penawaran perpanjangan waktu pada Ayahnya.
"Iya udah tiga tahun. Setelah itu Papa nggak mau dengar alasan apapun lagi." Ayahnya pasrah dan menegaskan.
"Makasih Pa. Bar sayang sama Papa." Barbara kegirangan diatas sofa nya.
"Oh ya Pa, Papa marah nggak kalo misalkan Bar punya pacar sekarang?" Barbara bertanya serius mengingat penawaran Felix sekaligus tantangan dari teman-teman nya.
Hah
Ayahnya menghela nafas.
"Bar, kami itu udah dewasa. Papa nggak mungkin larang-larang kamu lagi. Tapi ingat pesan Papa, cari pria yang benar-benar tulus sama kamu, jangan sampai berhubungan dengan pria sembarangan apalagi yang bisa membahayakan kamu." Ayahnya memberi ijin sekaligus nasehat pada nya.
Barbara diam. Otak nya berputar memikirkan tentang Felix yang jelas adalah bahaya bagi nya. Tapi untuk berbalik dan kembali ke awal sudah tidak mungkin lagi.
"Iya. Papa tenang aja. Bar bakalan nyari yang CEO tajir melintir kayak Papa." Barbara terkekeh.
"Awas aja kalo kamu malah niat nya sama gelandangan." Papa nya malah mengejek putrinya.
"Pa, Mama mana sih? Kok sekarang nggak pernah lagi mau ngomong sama Bar?" Barbara bertanya rindu tentang Ibunya.
"Mama kamu sekarang sibuk banget. Usaha bakery nya meningkat pesat. Papa aja mau ketemu dia sekarang udah susah payah." Papa nya mengeluh pada nya.
"Makanya, Papa sih pake ngasih kerjaan mulu sama Mama." Barbara sok mengomeli Ayahnya.
"Yah gimana. Impian mama kamu kan dari dulu emang itu. Papa juga sayang banget sama Mama kamu." Ayahnya mengungkapkan isi hatinya.
"Kalo gitu Papa nggak sayang aku? Makanya impian aku gak Papa dukung?" Barbara bertanya sanksi.
"Sayang Bar. Tapi impian kamu itu banyak cerita buruk nya." Ayahnya menjelaskan kekhawatiran nya.
"Bar janji Bar nggak macam-macam Pa. Kalo Bar macam-macam Papa bisa datang ke sini dan nyeret Bar pulang ke Australia." Barbara menyakinkan Ayahnya walau sekarang keyakinan nya pada diri sendiri sudah tidak sebesar dulu dan semua itu karena Felix.
"Kamu sendiri yang ngomong ya Bar. Jadi nanti kalo misalnya kejadian, jangan salahin Papa." Ayahnya mengingatkan.
"Bar janji." Barbara sambil mengangguk.
"Ya udah, Papa tutup dulu. Masih banyak kerjaan. Jaga diri ingat." Ayahnya menekankan tiga kata terakhir.
"Iya Pa. Bar sayang Papa." Barbara menyampaikan isi hati nya.
Panggilan pun berakhir setelah Ayahnya menjawab.
Barbara memejamkan matanya, mencoba mencerna apa yang sudah ia alami dari tadi malam.
Mendapat tantangan ekstrim dari teman-teman nya, bertemu dengan pria tampan dengan pisau berdarah ditangan nya, bangun pagi diatas ranjang yang ternyata adalah milik pria tampan pembunuh itu, lalu ditawarkan menjadi model dengan syarat yang cukup berpihak pada nya untuk menyelesaikan tantangan nya, apakah Tuhan sedang baik hati padanya?
Ponselnya kembali berbunyi, saat ia melihat ternyata nomor asing.
"Hallo?" Barbara mengangkat nya dengan ragu.
"Buka pintu." Suara Felix.
Barbara terbelalak tidak percaya. Bagaimana bisa? Sedangkan tadi saja Felix langsung pergi meninggalkan nya.
"Bentar." Barbara menjawab dengan malas lalu melangkah ke pintu nya dengan malas juga.
Bertemu malaikat tampan kok malas.
Ceklek
Pintu dibuka oleh Barbara.
Pandangan matanya pertama kali adalah menangkap pisau berdarah ditangan Felix.
"Ya ampun, doyan banget ngebunuh orang." Barbara membatin.
Dan setelah ia perhatikan, penampilan Felix sedikit berbeda. Lebih rapi dengan setelan jas.
"Ada apa?" Barbara bertanya malas tanpa mempersilahkan Felix masuk.
Felix menatap tajam padanya.
"Jangan melotot gitu. Nanti mata kamu keluar terus kamu gak bisa lagi nyari korban buat kamu bunuh." Barbara berkata seolah menantang.
Ya ampun, apa boleh Felix merobek mulut Barbara yang nggak ada takutnya itu kalau lagi berbicara.
"Masuk." Barbara mempersilahkan Felix masuk ia pun melangkah masuk.
Sigap, Felix malah memeluk nya dari belakang.
"E eh, nyari kesempatan ini anak. Lepasin." Barbara mengomel dan meronta.
"Aku tahu kamu butuh aku untuk menyelesaikan tantangan kamu." Felix berkata sambil memejamkan matanya dan menaruh dagunya disalah satu pundak Barbara.
Glek
Barbara seketika merasa dalam bahaya. Entah darimana Felix bisa tahu tentang hal itu.
"Tunggu. Kamu tahu darimana tantangan aku?" Barbara bertanya curiga.
"Aku udah tahu semuanya tentang kamu." Felix berkata jujur.
Entah kenapa ia merasa tenang saat bersama Barbara.
"Ampun Fel. Kamu itu paranormal atau pembunuh? Kenapa gampang banget tau tentang orang?" Barbara menolak kenyataan.
"Aku tahu semua tentang kamu." Hanya itu yang Felix ucapkan.
Barbara memaksa lepas dari pelukan Felix lalu berbalik menghadap Felix.
"Terus? Kalo udah tau kenapa masih diam? Kamu pasti datang ke sini mau ngebunuh aku juga kan?" Barbara bertanya menantang.
Sebenarnya selama ini Barbara makan nya apa ya? Pembunuh di depan nya aja nggak takut dia.
Felix tidak menjawab.
Ia malah berjalan dan duduk di sofa. Kemudian ia menepuk tempat kosong di samping nya menyuruh Barbara untuk duduk.
Barbara pun ikut duduk.
Felix kemudian meraih tangan Barbara san menempelkan diatas telapak tangannya seolah sedang membandingkan ukuran nya.
Jujur saja Barbara kini sedang gugup.
"Syarat aku menguntungkan kamu kan?" Felix bertanya dengan nada datar tanpa menoleh pada Barbara.
Ia menggerakkan pisau nya diatas telapak tangan Barbara seolah melukis sesuatu walaupun ujung pisau nya tidak menyentuh kulit Barbara.
"Sebenarnya sih iya." Barbara kini malah menggenggam tangan nya. Cari masalah kayaknya.
"Okay. Kalo gitu aku punya syarat baru." Felix mengajukan syarat baru.
"Apaan?" Barbara penasaran.
"Buat aku jatuh cinta tapi kamu jangan pernah jatuh cinta sama aku. Kalo sampe aku tau kamu jatuh cinta sama aku apalagi itu duluan dari aku jatuh cinta sama kamu, maka nyawa kamu sebagai ganti nya." Felix menyebutkan syarat nya dan ini kalimat terpanjang yang Felix ucapkan sejak pertemuan mereka.
"Kalo aku benaran jatuh cinta juga sama kamu tapi kamu nya gak tahu?" Barbara bertanya lagi.
"Setelah aku tahu, nyawa kamu tetap sebagai ganti nya." Felix berucap.
"Oh Tuhan cabut aja nyawa ku sekarang." Barbara meminta sambil menatap langit-langit apartemen nya.
"Tiga bulan. Dan ini kontrak nya." Felix menyerahkan sebuah gulungan kertas yang ia keluarkan dari saku dalam jas nya.
Felix pun berdiri lalu berjalan menuju dapur untuk mencuci tangan nya dan pisau nya yang terdapat bekas darah.
"Kemaskan barang barang mu. Ikut aku pulang "
...~ To Be Continue ~...
*******
Like dan Komen, makasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Lisa Sasmiati
aneh aja hobby membunuh orang emaknya Felix tuh dulu ngidam apa ya 🤨🤔
2022-04-11
0
coco
ttp semangat.
jgn lupa mampir
2021-08-03
1
Karissa Shine
thank you untuk like dan comment nya, aku sudah mampir dengan like dan comment nya ya ce. Done
2021-07-10
1