Kelas 11 IPA 4 benar benar hening, apalagi karena ada Ranz yang tampak tertidur dikelas. Semuanya tidak berani berisik apalagi sampai Ranz terbangun dari tidurnya. Bahkan saat bel pulang berbunyi, laki laki itu tidak kunjung bangun. Anak anak kelas langsung berhamburan keluar, kecuali Luna, Milo dan Randy.
"Itu ga dibangunin?" tanya Milo sambil sesekali melirik Ranz yang sedang tertidur pulas.
"Gak usah. Nanti dia juga bangun sendiri...Kalo dibangunin nanti dia malah marah marah. Seumur umur dia sekolah disini, gw belom pernah denger dia ngucapin 'Terima kasih' kesiapapun." sahut Randy, dia juga menatap Ranz.
"Bebeb, gw pulang bareng elo, ya? Gw ga dijemput..." rengek Luna, dia bergelayut manja dilengan Milo.
"Gw dijemput."
"Bareng...Plis? Lo tega ninggalin gw sendirian?"
Milo melepaskan lengannya yang diapit oleh Luna. Dia melangkah mendekati tempat duduk Ranz. Sedangkan Randy berbalik, dia menatap tembok dan tak berani menatap Ranz dan Milo. Sedangkan Luna malah terpaku disana.
Milo menggebrak meja Ranz, Ranz mengerjap kaget lalu dia mengucek matanya berkali kali dan menatap tajam kearah Milo.
"Lo apa apaan sih?!" bentaknya.
"Bel pulang udah bunyi. Lo mau nginep disini?" tanya Milo, santai. Dia sama sekali tidak takut dengan bentakan Ranz yang katanya bisa membuat lawan bicaranya mati berdiri. Buktinya Milo masih sehat sejahterah.
Ranz menatap sekeliling, kelasnya sudah kosong melompong. Hanya ada dirinya, Milo sianak baru, Luna sicentil, dan Randy si SKSD.
Ranz merapihkan pulpennya yang berserakan diatas meja kedalam tas. Dia memakai tas slingbagnya lalu berdiri dan melangkah melewati Milo.
"Woi!!" panggil Milo dengan nada tinggi membuat Ranz menghentikan langkahnya tepat sebelum laki laki itu benar benar melangkah keluar kelas.
Randy menepuk jidat. "Mau ngapain sih, Mil?" gumamnya, dia memejamkan mata.
Ranz menoleh dengan tatapan datar sedatar papan triplek.
"Lo pulang naik apa? Luna mau bareng tuh."
"WTF!!" Luna berlari menghampiri Milo.
"Nggak!" tolaknya.
"Katanya lo ga dijemput kan? Gw dijemput, ga bisa nganterin lo. Kebetulan tuh, Ranz ada. Pulang bareng dia aja." ucap Milo santai.
"Bebeb, Milo....Gw maunya dianterin sama lo. Kalo sama Ranz, nanti gw mati..." bisiknya.
"Sama aja. Yang penting sama sama sampe rumah."
"Kenapa gw harus nganterin cewek centil kayak dia?" tanya Ranz dengan nada dingin.
•
•
•
Randy berlari dan berdiri dibelakang Milo.
"Lo pulang naik apa? Bis? Angkot?" tanya Milo.
"Gw bawa motor." sahut Ranz, datar.
"Bagus dong! Jok belakang lo kosong kan? Lo sekalian aja anterin dia. Gw ga punya waktu, Lo ga mungkin tega ninggalin dia sendirian, kan?"
"Tega lah. Emang dia siapa gw?"
Milo berdecih. "Cowok apaan lo? Ninggalin cewek sendirian?" Milo berjalan, melewati Ranz dan melangkah keluar kelas meninggalkan Luna, Randy dan Ranz.
Ranz menatap Luna. "Cepetan!' ucapnya lalu Ranz menyusul Milo. Ranz melangkah kelahan parkir, mengambil motor ninjanya yang berwarna hitam dan hijau dengan Luna yang terus mengikutinya dibelakang. Sedangkan Milo berdiri didepan gerbang, menunggu jemputannya yang tak kunjung datang karena macet. 2
Ranz naik kemotornya, memboncengi Luna lalu langsung pergi. Luna hanya bisa menurut, dia membeku diboncengan Ranz. Diam tanpa bicara sepatah katapun. Begitupun dengan Ranz yang hanya fokus mengendarai setelah menanyakan alamat rumah gadis centil itu. 1
Sedangkan Milo, dia jengkel setengah mati. Saat dia menunggu jemputan, ada beberapa murid perempuan yang terus saja menempel padanya. Memijat bahunya, ada yang memberi beberapa batangan coklat dan meminta Milo untuk membalas DM dari mereka.
Milo mengambil coklat pemberian itu karena paksaan dan dia sangat menghargainya. Bisa dihitung, dia mendapat puluhan batangan coklat yang akan dipastikan masuk ketempat sampah rumahnya. Setelah supirnya datang dengan mobil Mercy berwarna putih, Milo meninggalkan murid murid centil itu dan langsung pergi.
Dijalan, dia tak henti hentinya mengoceh dan menyalahkan supirnya. Supirnya hanya mengangguk dan sesekali tersenyum.
"Ini coklatnya buat bapak aja semuanya." Milo memberikan plastik putih berisi puluhan batangan coklat ke Pak Rudy.
"Waduh, coklatnya banyak bener, neng? Dapet dari fans yang barusan eneng ceritain?" tanya pak Rudy lalu terkekeh.
"Iya pak. Gara gara bapak telat, saya digangguin sama cewek cewek anak club cheerleader."
"Iya sih. Eneng kalau berpenampilan cowok kayak gini, malah jadi ganteng. Pas berpenampilan cewek, malah jadi cantik."
"Saya kan dari dulu maunya terlahir jadi cowok. Mulai hari ini pak Rudy panggil saya 'Mas' aja, jangan 'Eneng', ya?"
Pak Rudy tertawa kecil sebelum akhirnya mengangguk. Memang benar, Milo pernah menyalahkan Tuhan karena dia terlahir sebagai perempuan. Padahal dia ingin terlahir sebagai laki laki. Bukannya tidak bersyukur, hanya saja dia tidak senang saat terlahir sebagai perempuan namun sikapnya 100% seperti anak laki laki. Bahkan saat itu dia sangat benci melihat rok apalagi gaun.
1 Alasan yang membuatnya suka menjadi laki laki. Saat laki laki menyukai seorang perempuan, laki laki itu bisa langsung menembak wanita yang dia sukai. Berbeda dengan perempuan yang hanya bisa bersabar sambil menunggu laki laki yang mereka suka menyatakan cinta duluan.
Walaupun Milo belum pernah jatuh cinta, tapi dia yakin sekali jika menunggu laki laki yang kita cintai menembak kita duluan tapi ternyata laki laki itu malah jadian dengan perempuan lain...Itu seperti mendapat SAVAGE digames Mobile Legend.
Savage sendiri berarti adalah 'Biadab' dan laki laki yang ditunggu oleh seorang perempuan dan pada akhirnya jadian dengan perempuan lain itu memang biadab alias SAVAGE.
Milo sendiri memang suka bermain games sejak kecil. Apalagi games tembak tembakkan dan mobil mobilan atau balapan. Dia juga bermain Mobile legend, tapi dia tidak terlalu suka dengan games itu.
Bukan tanpa alasan, dia jijik melihat hero perempuan yang seakan memamerkan belahan dadanya dan memakai pakaian kurang bahan seolah dia tidak punya uang untuk membeli pakaian yang benar benar rapih.
Walau dia sendiri juga seorang perempuan, dia tidak pernah begitu. Bahkan dia senang kalau dikatakan 'Tepos'. Karena laki laki mana yang punya buah didada mereka?
Ah, tampaknya itu sudah dikatakan berulang kali..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Fipit Fitria
ceritanya seru,cuman aneh aja katanya Ranz itu tidak suka berisik nah pas waktu millo datang kan di situ ribut ribut tuh,ya pasti berisik lah secara banyak yang nanya,tapi kok Ranz nya gak papa gak ngambek.
maaf ya saya hanya membaca saja dan menurut saya seperti itu,tapi bagus kok ceritanya,pokoknya terus semangat deh
tolong mampir juga ya ke halaman aku soalnya aku baru nginstal
2021-05-22
1
Wati Simangunsong
tp msih normalkn
2021-05-20
0
Aldita Heryana
untunglah jiwa dan hati masih cewek
2021-05-17
6