Begitu bel istirahat berbunyi dan guru yang mengajar sudah lenyap dari kelas, anak anak murid kelas itu berbondong bondong menghampiri tempat duduk Milo.
"Namamu Milo, kan?"
"Mau kekantin?"
"Aku anter ya?"
"Bareng sekalian?"
"Bagi instagram dong!!"
"Mau makan apa? Biar aku beliin, nanti aku anterin kesini."
Milo tersenyum tipis. "Aku bisa sendiri. Makasih buat tawarannya."
Seketika Milo dapat mendengar desahan kecewa murid murid perempuan yang mengajaknya kekantin.
"Bubar Bubar!!" pekik salah seorang murid laki laki membuat murid perempuan yang mengerumuni Milo pun bubar.
Murid laki laki itu merangkul Milo dan duduk disebelahnya. "Hei bro, nama lo siapa?"
"Milo Realino."
Murid laki laki itu tertawa ngakak. "Minuman susu sachet rasa coklat itu? Milo? Seriusan nama lo MILO?" dia menekankan bagian 'Milo'
Milo tersenyum kikuk, menyembunyikan kejengkelannya.
"Oke oke, gw keterlaluan." dia meredakan tawanya. "Kenalin, Gw Randy!" cowok bernama Randy itu mengulurkan tangannya, menunggu Milo menjabat tangan kekarnya.
Milo menjabat tangan cowok itu. "Milo."
"Gw udah tau, bro. BTW, lo ga pernah ngegym? See my body? Gw punya kotak kotak didada gw, lo kayaknya kurus banget? Ngegym bareng gw, mau? Buka baju lo dong, gw pengen liat badan lo, mumpung ga ada murid cewek nih..."
Gila.
"Sorry?"
"Haha, maaf maaf. Gw cuma pengen liat badan lo aja. Lo gak ngegym?"
Milo menggeleng. "Nggak, bro. Lagian gw mana ada waktu buat itu."
Milo menghindari Gym. Karena apa? Karena dia tetap saja seorang perempuan dan hanya tampang luarnya yang menyerupai laki laki.
Bukan tidak kuat angkat beban, tapi dia takut berkeringat dan pada akhirnya baju olahraganya menjadi tembus pandang dan Finally...Buah dadanya yang dia bebat pun terlihat. (If you know what i mean).
Itu semua dia lakukan agar dadanya datar, lagipula mana ada laki laki yang dadanya berbuah? Dia juga tertarik memiliki ABS seperti laki laki biasanya. Tapi tetap saja, dia PEREMPUAN!!
Randy dan Milo kekantin bersama dan duduk didepan stan pak Imas, penjual batagor.
"Pak Imas! Batagor dua!" pekik Randy lalu duduk dihadapan Milo. Tidak perlu capek capek menghampiri pak Imas, cukup berteriak saja pesanannya akan segera tiba ke mejanya.
"Jadi, kenapa lo pindah ke SMA Gempita ini?" tanya Randy, penasaran.
Milo menoleh sebentar lalu kembali menggulir layar hpnya. "Gapapa. Bosen aja disekolah lama."
"Pasti karena digangguin murid cewe terus ya? Disini aja digangguin terus. Gw yakin, dikit lagi lo jadi the most wanted boy. Lo tau kenapa? Berita lo masuk kesekolah ini udah menyebar ampe satu sekolah. Tuh, lo liat sekeliling kita, anak anak cewe pada sibuk ngeliatin lo." Randy terkekeh. "Jangan fokus hp mulu, mas. Mereka ngarepin lo noleh tuh. Eh, kayaknya dikit lagi lo bisa ngegeser posisi Ranz."
Milo mengalihkan pandangannya dari hpnya. Dia menatap sekeliling dan ternyata memang hampir murid diseluruh kantin sedang menatapnya dengan tatapan kagum. Ada yang langsung menjerit begitu matanya bertemu dengan manik mata Milo.
Milo kembali fokus pada hpnya. "Udah noleh, kan?"
"Gila, lo tau? Ranz itu the most wanted disini. Tapi dia jutek abis, sok banget cool. Makanya fansnya berkurang, dia galak, suka marah marah ga jelas. Gw aja ga betah deket deket dia. Dia itu kayak cewe lagi PMS, prinsipnya 'Senggol? Bacok!" Randy duduk tegap begitu pak Imas meletakkan 2 piring batagor ke meja mereka.
"Makan, Mil! Hpnya taroh dulu." Randy mengambil garpu dan mulai melahap batagornya.
"Lo pesen makan, ga pesen minum?" Milo memasukkan hpnya kedalam saku celananya.
Tiba tiba seseorang meletakkan segelas jus jeruk didekat piring Milo. Milo menoleh kepemilik tangan indah itu. "Kenapa?"
"Buat kamu. Kamu belum pesen minum, kan? Diminum ya..." ucap gadis itu sambil tersenyum manis.
"Makasih." ucap Milo lalu tersenyum ramah.
Gadis itu tersenyum lebar lalu melangkah pergi.
"Kyaaa!! Disenyumin cogan!"
Alay, najis.
"Kok yang dikasih cuma lo doang?" protes Randy.
"Lo jelek sih!" ejek salah seorang murid perempuan, dia tertawa terpingkal pingkal menatap ekspresi jengkel Randy.
Kantin yang ramai itu mendadak sepi saat seorang murid laki laki yang berperawakan tinggi, putih dan tampan melangkah masuk area kantin.
"Itu Ranz!" bisik Randy.
Ranz, dia sangat tidak menyukai kebisingan. Itu alasan kantin hening begitu ada Ranz. Ranz tidak suka kebisingan dan saat dia kekantin, kantin itu pasti langsung hening. Jika tidak, siap siap saja untuk menerima amukan Ranz. Laki laki itu memang sangat sensitive.
Ranz nampak membeli sebungkus roti dan sebotol air mineral lalu pergi meninggalkan kantin. Bicara sama sekali tidak. Dia mengambil apa yang dia inginkan, membayar lalu pergi tanpa membalas senyuman dari sang penjual yang melayaninya seakan dia bisu dan dia phobia dengan tersenyum.
Seakan jika dia tersenyum, dia akan mati. Menyebalkan sekali. Saat Ranz pergi, kantin ramai lagi. Ada yang bersorak bahagia atas kepergian Ranz.
Yang lainnya bersyukur karena Milo tidak sedingin dan secuek Ranz. Mereka menemukan sosok Milo yang ramah dan murah senyum, berbeda dengan Ranz. Milo menjadi idola sekolah, hanya dalam kurun waktu beberapa jam.
**Halo guys ada cerita baru nih yang mau baca silahkan ini novel di akun bru aku jangan lupa ya!!
**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Inggri
nyimak
2021-06-16
0
Bilqis Ilmi Aghnia
ngakak bat astaga sih milo bru mukanya tampan bat lagi auto klepek2 dah🤣🤣🤣
2021-05-19
1
Wati Simangunsong
ok lnjut
2021-05-17
0