Waktu berlalu, selama dua tahun menetap bersama Grandma di Jerman, Deon memutuskan kembali ke Indonesia dan menata kembali kehidupannya yang dia rasa penuh kekacauan. Sakit, tentu saja masih menyisakan rasa sakit, satu hal yang pasti cinta sudah tentu dia tidak akan pernah memercayainya, yang namanya perempuan dia sudah memantapkan hatinya untuk tidak terlibat dengan perasaan apalagi cinta. Kehidupan yang baru pun Deon mulai, mama dan papanya sedikit merasa lega dengan keputusan Deon yang ingin kembali bekerja di rumah sakit yang sudah lama dia tinggalkan. Biarlah dia mendedikasikan hidupnya di rumah sakit untuk menyelamatkan nyawa banyak orang. Deon yang sebelumnya akan sangat ramah dan hangat kepada rekan sejawatnya, berubah 360 derajat tidak ada sapa kecuali hanya untuk kepentingan pekerjaan dan pelayanan medis. Namun untuk Pasien yang akan di tangani Deon tetap mengutamakan keramahan karena yang dilayani adalah pasien yang butuh kesehatan dan kegembiraan terutama untuk mereka yang membawa calon buah hati mereka. Seperti pesan mamanya ke Deon “Dia yang menjadi masa lalumu, Lepaskan Saja!
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Siang itu, seorang gadis tampak melangkahkan kakinya keluar dari Kantor. Ya, gadis bernama lengkap Sea Mahendra itu terlihat teburu buru. Sea yang merupakan salah satu pengajar berstatus Negeri. Sea yang merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara, kakak laki-lakinya bernama Sebastian Mahendra yang memilih menjadi seorang dokter Spesialis penyakit dalam di salah satu rumah sakit di Surabaya telah menikah dan memiliki 2 putra yang tampan dan menggemaskan. Sedangkan kakak perempuannya Kania menetap bersama suaminya di Australia. Namun, karena kondisi Kania yang dalam keadaan hamil 3 bulan menuju persalinan, Bu Hilda mamanya Sea meminta agar Kania tinggal di Indonesia mengingat kesibukan Suami Kania. Atas persetujuan suaminya akhirnya Kania diantar oleh suaminya. 3 bulan sudah Kania tinggal di rumah mamanya, dan sudah menuju Hari H persalinannya. Suami Kania, Sam yang tidak lelah pulang pergi mengantar Kania untuk cek up setiap bulannya ke Dokter Kandungan, Namun kali ini karena pekerjaan yang tidak bisa diwakilkan membuat Sam tidak bisa hadir dan akan datang 3 hari akan datang. Siang itu, Kania yang sedang duduk di atas sofa tiba-tiba merasakan Perutnya mulas dan kram. Mamanya yang saat itu di dapur, langsung mendatangi kania. “Kania,,, Sepertinya kamu sudah mau melahirkan Nakk, kita harus ke rumah Sakit sekarang”.
Bu Hilda langsung Menelepon Sea “Sea, Sepertinya kakak kamu hendak melahirkan kalau kamu sudah mau pulang Langsung Ke rumah sakit Mutiara Bunda Ya Nak” Bu Hilda kelihatan Panik. Sementara Kania sudah meringis kesakitan. “Aduuhhh maaa,,, sakit sekali,,”. “Sabar Sayang…” Bu Hilda langung memanggil Mang Udin, dengan sigap Mang Udin dan istrinya yang sudah lama bekerja sebagai asisten Rumah tangga di rumah Bu Hilda. Mereka segera mengemasi keperluan Kania dan Membantu Kania ke dalam Mobil, Istri Mang Udin Inah segera ikut ke dalam Mobil. Bik Inah dan Bu Hilda terus menguatkan Kania. Setengah jam sampailah mereka ke rumah sakit.
Sampai di Pintu, Kania langsung dibawa ke ruangan bersalin, sudah 3 Jam lamanya mereka di dalam Kania belum ada tanda-tanda akan melahirkan. Sementara, Kania sudah sangat merasa kesakitan. Kania yang awalnya berencana melahirkan secara normal sepertinya sudah tidak sanggup.
Dokter segera memeriksa dan ternyata Kania harus segera dioperasi, tenaga Kania yang sudah mulai habis dan air ketuban yang sudah pecah beberapa jam yang lalu jika tidak segera bertindak akibatnya tidak akan baik bagi ibu dan bayinya. Begitu Dokter mengatakan. Dengan segera Bu Hilda langsung mengiyakan dan segera Kania langsung dibawa ke ruang operasi.
Sementara Sea yang saat itu baru sampai ke rumah sakit dengan segera menuju ruang persalinan di mana Kania akan bersalin. Sampai di sana dia tidak menemukan mama dan kakaknya, Hanya Bik Inah yang di sana “Bikk kak Kania sama mama di mana?”. “Non Sea, Non Kania sudah di bawa keruang operasi, kita kesana saja nona menunggu, mari Non” Jawab Bik Inah. Segera Sea menuju di mana Kania akan di operasi Caesar. Sea langsung berlari mendapati mamanya ada diluar ruang tunggu, sementara Kania sudah masuk kedalam ruangan, Bu Ratih kelihatan Mondar mandir dan tak luput dengan doa doanya,. “Mama… Kak Kania pasti baik baik saja, mama sebainya duduk tenang, Sea sudah telpon Kak Sam, Kak sam Bilang besok diusahakan sampai ke Indonesia”. Bu Ratih mengangguk “ Ia mama dari tadi panik, kita doakan saja Kania sama cucu mama baik baik saja”.
Satu jam kemudian, pintu ruangan terbuka, Sea dan mamanya segera berdiri. Dokter keluar dan tersenyum “Keluarga Bu Kania, Selamat ya Bayinya laki laki sehat, Bu Kanianya juga ibu yang kuat”. Bik Inah, Sea dan mamanya Mengatakan “Alhamdulilah” , “terima kasih dokter, apa kami sudah bisa menemui Kania” tanya Bu Ratih. “Sebentar lagi Bu Kania dan bayinya akan di Pindah ke ruangan, ibu tunggu saja” kata dokternya sambil tersenyum. “Baik dokter, terima kasih banyak” jawab Bu Ratih. Bu Ratih dan Sea tersenyum bahagia “Buk, Selamat ya sudah bertambah lagi cucu nya… bibi ikut senang” kata Bi Inah. “Sama - sama bi… bukan kah cucu bibi juga” Kata bu Ratih dengan bahagia. “Ia Bu.. sekarang tinggal non Sea yang belum kasih ibu cucu “ canda Bi Inah. “tenang aja bi, nanti Sea kasih 11 sebelas” jawab Sea sambil tertawa. “Non Bisa aja,,,” “Ia biar jadi kesebelasan sepak bola” Jawab Sea.
kini, Kania sudah berasa di ruangan. senyum kebahagiaan terpancar di wajah nya, "kak Kania selamat ya, terima kasih sudah kasih Sea keponakan yang menggemaskan, besok kemungkinan kak sam akan tiba". Sea memeluk Kania.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments