...๐ด๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐. ๐ฉ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐....
...-Cinta Untuk Nabila-...
Wanita ber_khimar putih itu tengah menengadahkan tangan nya menghadap langit di depan bandara dengan mata terpejam, menerima sentuhan air hujan yang begitu terasa menenangkan. Bahkan senyuman manis senantiasa terpatri di wajah sendunya.
Dia menjulurkan tangan kanan nya ke depan, sedangkan yang kiri ia gunakan untuk memegangi payung seraya mengucapkan syukur karena masih di pertemukan dengan musim penghujan tahun ini.
โ Alhamdulilahโฆhujan.โ Gumamnya lirih.
Musim dingin telah datang, musim yang selalu ia tunggu-tunggu kedatanganya. Karena saat-saat seperti inilah dia bisa merasai kembali kehadiran seseorang di masa lalu. Mengingatkan, bahwa ada yang pernah hadir meski tak menetap.
Dia memejamkan mata, merasakan hati yang entah mengapa tiba-tiba terasa nyeri di ulu hati. Hingga suara seorang wanita dari arah belakang membuatnya membuka mata.
โNabila.โ
Ya, wanita itu adalah Nabila. Gadis berusia dua puluh tujuh tahun. Seorang dokter muda yang bekerja di salah satu Rumah Sakit swasta di Jawa timur, selalu menampilkan wajah ceria dan baik-baik saja meski di dalamnya menyimpan banyak duka.
Nabila menoleh, berlari ke arah wanita tersebut dengan merentangkan ke dua tangan. Membuang payung sembarangan, lalu menghambur ke pelukan orang yang memanggil nya. Mengabaikan tatapan aneh semua orang yang ada di sekitar.
โKenapa harus main Hujan-hujan nan kayak gitu, Hem?โ Ucap wanita tersebut penuh perhatian.
Nabila berhenti sebentar di hadapan nya lalu tersenyum.โ Raaaaโฆ..โ panggilnya penuh pengaduan.
Dia adalah Zahra, sahabat sekaligus salah satu saksi hidup seorang Nabila. Dari suka maupun duka, yang empat tahun lalu memutuskan untuk pindah dan berkuliah di tempat yang berbeda kota dengan nya. Suka berdandan,cerewet,namun sangat perhatian dan penuh kasih sayang.
โYou okay?โ Tanya Zahra, di sela pelukan. yang di balas dengan anggukan ragu oleh Nabila. โ Iโm okay Bil. Lagian ini cuman basah dikit aja, nanti juga kering sendiri.โ Jawabnya meyakinkan.
Zahra mengernyitkan dahinya tak percaya. โ Bukan itu yang gue maksud " Sarkas nya cepat lalu tiba-tiba saja menguraikan pelukan tersebut dan menatap mata Nabila lama. โ Tapi ini.โ Lanjutnya dengan menunjuk ke arah dada kiri Nabila.
Mendengar ucapan Zahra yang tepat sasaran, Nabila termenung. Inilah yang sangat ia sukai dan rindukan dari sahabatnya itu, meski tanpa memberi tahukan semuanya secara gamblang penderitaan yang selama ini ia alami. Nyatanya wanita berjilbab lebar itu selalu saja peka dan mengerti tanpa harus bercerita panjang lebar.
Wanita itu jelas masih sangat terluka, pancaran mata nya masih penuh dengan kabut duka.
Nabila hanya mengangguk lalu menggeleng samar, kembali memeluk Zahra dengan erat menyembunyikan wajah di sana. โIโts okay to not be okay Ra. โ Katanya dengan mata berkaca-kaca yang di balas dengan usapan tangan lembut di puncak kepalanya.
Sebenarnya Zahra tahu bahwa sahabatnya itu sedang tidak baik-baik saja, tapi bukan Nabila namanya jika dia akan berterus terang dengan semuanya. Dan karena tak ingin memaksa untuk bercerita, Zahra hanya bisa memberikan semangat saja. Karena ia tahu betul saat ini yang di butuhkan sabat nya itu hanyalah dukungan darinya.
โ Iโts okay Bil, semua akan baik-baik saja. Kamu yang kemaren banyak diberikan kekecewaan, maka hari ini dan seterusnya Insya Allah akan diajarkan banyak sekali ke sabaran yang akan membentuk mu menjadi wanita yang lebih kuat lagi dari sebelumnya.โ Tutur Zahra menyemangati.
Nabila menghela nafasnya lega, sedikit merasa tenang setelah mendengar ucapan bijak dari Zahra sahabat nya. Namun...semua itu tak berlangsung lama sebab pertanyaan Zahra yang kembali mengusik hatinya.
โBtw...Apa memang hujan bisa se_menenangkan itu?โ Tanya Zahra penasaran, karena tadi ia sempat melihat sedikit senyuman di wajah Ayu Nabila saat di bawah guyuran air hujan. Meski dia tahu betul senyuman itu tak sedikitpun bisa menutupi wajah sendunya.
Nabila mengangguk meng_iyakan. โHeโemโ Jawabnya hanya bergumam lirih yang nyaris hampir tak terdengar oleh lawan bicaranya.
Dan entah kenapa tiba-tiba saja Zahra melepaskan pelukan Nabila dari tubuhnya, kemudian menghentakkan kedua pundak Nabila dengan keras seperti menyadarkan nya.
โ Apa ini masih ada kaitan nya dengan Ustadz Adam?โ Tanya Zahra dengan nada tinggi, yang membuat Nabila seketika mengedarkan pandanganya ke area sekitar bandara dengan canggung.
Hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu Nabila, sebab sejak lama akhir nya sahabat nya yang satu itu mau juga menyambangi nya di sini. Setelah membujuk nya dari tiga bulan yang lalu, se_sibuk itu memang Zahra sekarang ini. Ingin bertemu saja susah nya minta ampun, tak seperti dulu yang hampir setiap hari mereka bisa melepas rindu.
โ Empat tahun Ra! empat tahun!! Mau sampai kapan Huh?!โ Sambungnya lagi tanpa memperdulikan ekspresi malu Nabila, karena tatapan penasaran semua orang yang saat ini sedang mencuri pandang ke arah mereka.
Empat tahun katanya? Bahkan waktu selama itu rasanya masih belum cukup untuk melupakan semuanya. Di tinggal pergi oleh orang yang dicintai nyatanya tak segampang membalikan telapak tangan. Bahkan sampai sekarang Nabila masih mati-matian mengusahakan itu.
Selama ini meski tertatih, dia berusaha kembali berdiri di atas kakinya sendiri. Bersusah payah menyalakan api semangat yang sempat meredup, tersapu oleh kejamnya takdir.
Bagaimana tidak kejam? Jika ia harus di tinggal pergi oleh dua orang yang dicintai nya sekaligus dalam waktu yang berdekatan.
Ustadz Adam yang merupakan calon suami Nabila pergi menghadap sang ilahi rabbi di saat mereka sedang merancang kehidupan untuk masa depan. Dan bahkan tidak berselang lama dari duka tersebut, sang Ayah juga dengan tega ikut-ikutan meninggalkan nya sendiri. Hanya menyisakan sang bunda saja yang menemani nya selama ini, menambah luka lara yang sampai sekarang masih saja menganga dan basah.
Nabila hanya bisa menghembuskan nafas nya lelah, dia sedang tak mau mengingat-ingat peristiwa menyakitkan itu lagi saat ini. Sudah cukup! Jangan di ingatkan lagi, Nabila tak sanggup. Biarkan semua berlalu seiring berjalanya waktu, dan sekarang saat nya ia melepas rindu pada salah satu sahabat nya yang menyebalkan itu.
โ Calm Down Ra, please....โ Mohon Nabila menenangkan, lalu semakin merapatkan tubuhnya pada Zahra dan berbisik di sana.
โ Semua orang sedang memperhatikan kita sekarang, gara-gara teriakan kamu yang lebih mirip toa mushola !!.โ Geram Nabila lirih menahan kesal.
Makhluk ngeselin! Tapi Alhamdulillah nya Zahra adalah sahabat yang sangat menyenangkan, meskipun dari dulu tak pernah berubah. Selalu saja, berteriak tanpa tahu tempat dan sembarangan.Untung saja! Gadis itu cantik dan baik, jadi meskipun suara nya bisa merusak gendang telinga nya, itu semua termaafkan asal Zahra selalu senantiasa di samping nya.
Jadi bisa di bilang dari banyak nya kejelekan yang Zahra lakukan, akan ter tutupi dengan satu perbuatan yang sweet menurut Nabila, contohnya ya...seperti kepekaan dan kata-kata bijak nya tadi.
โ Bodoh amat!! lagian gak kenal juga.โ Jawab Zahra santai, lalu berdecak lirih. โck...Aku tahu nih? ini cuman akal_akalan kamu doang kan? biar bisa lari dari interogasi. Iya kan? ngaku gak kamu! โ Cerca nya yang lebih mirip dengan tuduhan.
Melihat wajah cemberut sahabat nya yang super ngangenin itu, Nabila diam diam terlihat sedang mengulum senyum geli.
โ Hushโฆgak boleh begitu, meskipun gak kenal kita harus tetap menghormati dong, kamu lupa? Kalau semua yang ada di sini itu makhluk ciptaan Allah dan masih saudara kita juga? Ya...meskipun gak saling mengenal secara personal sih. Tapi setidak nya kan kita harus berkelakuan yang sopan di hadapan mereka, bukanya malah main teriak-teriak sembarangan seperti tak punya adab yang lebih mirip seperti tarzan di hutan. โ Tutur Nabila menjelaskan.
โ Masih ingat Q.s. Al-hujarat ayat 13 ?โ Sambung Nabila lagi.
Zahra terlihat tertegun sebentar seperti berfikir, lalu sedetik kemudian menjentikkan kedua jari nya saat sudah teringat.
โ Hemโฆaku ingat, yang menjelaskan tentang manusia agar saling mengenal itu kan Bil, Kalau gak salah?โ
Nabila mengangguk membenarkan.โ Masih ingat bunyi ayat nya gak?โ Dia bertanya lagi pada Zahra sembari merapikan jilbab sahabat nya yang sedikit berantakan.
Zahra menggeleng ragu seperti menyembunyikan sesuatu โ Hehehe..Lupa aku Bil.โ
Bohong !! Zahra berbohong dengan mengatakan lupa pada Nabila, sebenar nya dia masih ingat dengan bunyi ayat tersebut. Cuman itu adalah bentuk alibi nya saja agar wanita ber_khimar putih itu terus berbicara, sebab Zahra tahu jika sahabat nya membutuhkan interaksi se_ banyak mungkin agar segera lupa dengan sakit hati yang sempat melanda nya tadi. Apa lagi Zahra sudah tahu jika menyukai hujan hanya sebuah bentuk pengalihan Nabila saja dari rasa sakit.
Sungguh persahabatan mereka memang se_dekat itu. Yang sudah saling tahu luar dalam nya hati mereka masing-masing.
โYaa ayyuhan-naasu inna khalaqnaakum min dzakariw wa unsaa wa jaโalnaakum syuโuubaw wa qabaaโila litaโaarafuu, inna akramakum โindallaahi atqaakum, innallaah aโaliimun khabiir.โ Baca Nabila dengan nada semangat dan lancar. Yang langsung di artikan oleh Zahra.
โ Hai manusia, sesungguh nya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal- mengenal. Sesungguh nya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguh nya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.โ Sambung Zahra tanpa sadar.
Nabila mengernyitkan dahi nya heran.โ Kamu bohongin aku kan Ra?โ Tuduh Nabila menghakimi.
โNGak! โ Jawab Zahra sembari menggercapkan mata nya pura-pura tak mengerti, lalu menarik tangan Nabila ke arah pintu keluar menuju ke parkiran.
โ Udah ah ayo. Keburu hujan.โ
โPelan-pelan ih..sakit nih !! gerutu nya, namun tetap menurut dan terus berjalan di belakang Zahra dengan pasrah.
โ Bil, tunggu !โ
Nabila menoleh. โapa?โ
โItuโฆโฆ di sanโฆ.??โ Tanya Zahra menggantung, tak meneruskan ucapan nya karena merasa terkejut dengan pemandangan Mobil Range Rover hitam yang sangat ia kenali siapa pemilik nya.
Nabila mendengus kesal saat melihat muka Zahra yang terlihat pucat.
โ Tenang aja, yang punya Mobil gak ikut kok.โ
Jawab Nabila seraya berjalan mendahului Zahra, membuka Mobil tersebut dan langsung duduk di balik kemudi. yang terpaksa di ikuti oleh Zahra di belakang dengan menahan rasa canggung yang tiba-tiba menyeruak di antara kedua nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
jengkaruny
Mohon diperhatikan carai menuliskan kata dengan awalan maupun akhiran yg tepat. Mungkin dianggap tidak penting, tapi sangat mengganggu.
2021-04-06
2
Andhika Rahmat Dharmawan
AQ mampir kk semangat nabila
2021-03-24
1
แถฌโ๐ฃ๐บsiti khotijah
alhamdulilah masih ada kelanjutannya
apakah Abbay kan muncul di sini
2021-03-22
1