...Sejauh apapun kamu menghindar, sebuah kenangan akan tetap ada pada tempat nya....
...Tidak bergeser se_inchipun, sebab kenangan itu letak nya di dalam hati....
...Akan terus mengikuti kemana sang empunya pergi....
Di sebuah restoran yang berdekatan dengan bangunan salah satu Mall terbesar di jawa timur saat ini, terlihat sangat ramai oleh banyak nya para pengunjung.
Nabila yang saat ini sedang memakai gamis berwarna purple dan hijab pashmina panjang senada sedang sibuk menengadahkan pandangan nya melihat ke sana kemari, mencari keberadaan Zahra dengan sesekali mengecek ponsel di tangan nya guna menghubungi sahabat nya tersebut.
Seorang pelayan mengucapkan salam selamat datang dengan sopan. Nabila tersenyum ramah, kemudian bertanya pada pelayan laki-laki yang tampak terpesona dengan paras nya tersebut.
โMaaf, Gimana? Temen saya sudah datang belum? โ
Pelayan itu tersenyum mengangguk, mengecek sebentar pada buku agenda kecil yang tersimpan di saku celana lalu kembali tersenyum pada nya.
โ Iya Bu, di lantai dua. Sesuai yang sudah ibu reservasi sebelum nya, silahkan.โ
Laki-laki tersebut mengarahkan Nabila menuju tangga, yang langsung di ikuti oleh diri nya dari belakang. Setelah menemukan keberadaan sahabatnya yang sedang duduk di pojokan ruangan dengan menghadap jendela, Nabila menggeleng sebentar lalu tersenyum lebar.
โAssalamualaikum.โ
Wanita itu menoleh ke belakang, balas tersenyum lalu berdiri memeluk Nabila dengan erat.
โJadi, ada apa nih. Kenapa ketemuan nya mesti di sini?โ tanya wanita berhijab peach itu penasaran, karena dari sekian banyak tempat makan yang berada di kota ini mengapa harus di restoran ini? yang dekat dengan Mall yang ini?
Nabila melepaskan pelukan Zahra sahabat nya dengan tersenyum, mengabaikan pertanyaan lalu memilih menarik kursi kosong dan duduk.
โGimana udah pesan makan belum?โ tanya Nabila santai, seperti tak pernah terjadi sesuatu sebelumnya, karena ya memang seunik itu persahabatan mereka.
Meski satu bulan yang lalu mereka seperti berseteru semuanya akan berlalu dan akan kembali normal seperti biasanya.
โYa belum lah, lagian aku juga baru sampai.โ jawab Zahra dengan ikut duduk di samping Nabila.
Nabila mengangguk mengerti, menarik buku menu yang berada di atas meja dan membuka nya. Mengabaikan ekspresi Zahra yang kelihatan banyak pikiran dan penuh tanya.
โBil.โ
โHemb.โ
Nabila masih sibuk mem_bolak- balikan buku menu tersebut, menyahuti panggilan Zahra tanpa melihat ke arah nya.
โJangan bilang ini salah satu restoran milik kamu?โ
Zahra menarik buku menu yang di pegang Nabila, menghentikan aktivitas nya, agar lebih terfokus pada ucapan nya.
Sebenar nya bukan tanpa alasan dia berbicara seperti itu mengingat bahwa Sahabat nya itu adalah anak dari pengusaha kuliner yang restoran nya sudah bercabang di mana-mana, jadi bukan tak mungkin lagi jika restoran ini juga milik nya. mengingat tempat dimana restoran ini berdiri dan selera desain ruangan nya yang menggambarkan sisi dari seorang Nabila yang sangat di dominasi oleh warna-warna kesukaan nya. Zahra yakin seratus persen jika wanita cantik itu lah pemilik dari restoran tersebut.
โApaan sih Ra, sini_in gak? Emang nya kamu gak lapar.โ
โGak ! sebelum kamu jawab pertanyaan aku .โ
Nabila akhir nya menatap ke arah Zahra dengan tatapan kesal, menghentakkan satu kaki yang sudah menjadi kebiasaanya dari dulu dan menghembuskan napas pasrah.
Memang sulit untuk mengelabuhi sahabat nya yang satu itu !
โ Apa yang ingin kamu tahu?โ jawab Nabila menyerah.
Zahra semakin menajamkan pada iris mata Nabila. โKamu masih belum bisa move on?โ Skakmat Zahra tanpa basa-basi.
Nabila menggercapkan mata menghindari tatapan Zahra dengan membuang muka, terlihat merapikan posisi duduk karena merasa tidak nyaman dengan pertanyaan Zahra yang selalu asal tebak tapi sangat benar ada nya.
โAyo lah Ra please, kenapa kamu gak komentarin restoran aku aja.โ Jawab Nabila yang di buat sesantai mungkin, mengalihkan topik pembicaraan sambil mengedarkan pandangan nya ke seantero ruangan guna menghindari tatapan tajam Zahra.
Namun, alih-alih menjawab ucapan Nabila Zahra lebih berniat melihat ke arah mata sahabat nya itu secara langsung, mencari jawaban itu sendiri di sana dari pada mendengarkan omongan Nabila yang seratus persen bohong dan tidak jujur pada nya.
โJadi bener ini restoran milik kamu?โ tanya Zahra memastikan.
Nabila mengangguk mengiyakan.โ Iya, boleh banget lo kalau mau di komentarin. โ jawab Nabila dengan tersenyum.
โJadi bener, kamu juga belum bisa move on?โ Zahra kembali bertanya, yang jelas-jelas ia sudah tahu jawaban nya.
Nabila kembali mengangguk tanpa sadar, namun setelah menyadari sesuatu ia langsung menggeleng cepat dan panik. Membuat Zahra semakin yakin pada pemikiran nya sedari tadi jika apa yang di tebak nya memang benar.
โCkk. Dasar!! gak bakat jadi artis. Akting kamu jelek banget tau gak?โ cibir nya pada Nabila.
โYa?โ jawab nya seraya memikirkan sesuatu yang tidak asing di telinga nya.
โ Ngelamun?โ
Nabila gugup, berdehem sebentar lalu merapikan posisi jilbab nya yang tidak berantakan.
โEngโฆgakโฆ, gue gak ngelamun. Cuman lagi berfikir aja, kok kata-kata kamu bisa samaan gitu sama dokter Iqbal sore tadi ya? kalian gak janjian kan?โ Goda nya pada Zahra dengan mengerlingkan mata nya bercanda.
Mendengar nama itu di sebut kini Zahra yang gantian terkaget, sedikit berjingkat dan merapikan posisi duduk nya mencari kenyamanan.
Nabila menatap sahabat nya itu jengah. โKenapa? Kaget?" tanya nya mengejek.
"Masih belum bisa move on?โ sambung nya lagi.
Nabila tersenyum dalam hati, Puas karena bisa membalikan semua pertanyaan sahabat nya dari tadi. Menertawakan tingkah Zahra yang kelihatan sangat tidak nyaman dengan posisi nya saat ini. Bukan maksud hati mengaitkan dokter Iqbal dalam pembicaraan kali ini, namun hanya ini lah satu-satu nya cara yang terlintas di pikiran nya agar ia terhindar dari pertanyaan Zahra yang sedari tadi seperti menyudutkan nya.
โ Emmbโฆ.itu Bil, anu_โ Zahra tergagap, bingung harus menjawab pertanyaan Nabila seperti apa hingga terdengar suara seorang laki dari arah belakang menginterupsi pembicaraan ke dua nya.
โPermisi Bu, apa sudah ada yang mau di pesan?โ Ucap laki-laki tersebut yang merupakan sorang pelayan yang tiba-tiba datang memotong pembicaraan mereka berdua.
Zahra menghembuskan nafas nya lega, seperti mendapatkan dewa penolong untuk keadaanya saat ini, ia lalu menarik buku menu dan memilih-milih makanan yang ingin ia pesan. Namun gerakan nya terhenti, tatkala tangan Nabila yang dengan paksa merebut buku menu itu dan menyimpan nya kembali ke atas meja.
โBawakan kami makanan dan minuman seperti biasa nya saja pak.โ
pelayan itu mengangguk mengerti. โIya bu, ditunggu sebentar.โ Jawab si pelayan dengan sopan.
Tiba-tiba suasana menjadi hening, Nabila menatap ke arah luar jendela dengan pikiran nya yang berkelana jauh entah ke mana. Sedangkan Zahra sedang asyik bermain handphone dan membuka sosial media miliknya dengan sesekali melihat ke arah di mana Nabila melihat sekarang.
โ Ra.โ Panggil Nabila tanpa mengalihkan pandangan nya pada hujan di luar sana.
โIya?โ
โJadi kamu masih ingat?โ
โHe'em.โ
Zahra mengangguk meng_ iyakan, melirik sebentar ke arah Nabila lalu kembali fokus pada Handphone nya kemudian meletakan benda berwarna abu itu di atas meja dan ikut menatap ke arah di mana Nabila melihat sekarang ini.
" Di sana Ra, dia dulu pernah marah-marah ke aku. "Ucap Nabila dengan menunjuk ke arah bangunan Mall yang berada tepat di hadapan nya saat ini sambil melihat ke arah halaman parkir yang berada di luar gedung dengan senyuman sungging yang serat akan kerinduan dan kesedihan." Cemburu dengan pria lain yang sedang menatap ke arah kita pada waktu itu. " ujar nya meneruskan.
Nabila mengangguk, pikiran nya kembali di tarik ke masa lalu yang pernah di alami sahabatnya itu. โIya, ingat banget malah dan kesel nya tuh masih kerasa sampai sekarang, masak baru juga sampai eh belum apa-apa udah di suruh pulang, mana maksa lagi.โ jabar nya mengingat-ingat.
Sekarang Zahra tahu, kenapa Nabila ngotot banget ngajak ketemuan di restoran ini. Bangunan Mall ini salah satu penyebab nya, dia mengerti sekarang, ternyata sahabat nya itu ingin mengajak nya bernostalgia mengenang masa lalu dan ingin menyalurkan sedikit beban yang di rasa untuk di berikan pada nya, meskipun hanya lewat pembicaraan sambil lalu seperti ini namun cara ini cukup mujarab untuk melegakan hati nya.
โJujur aku kangen dicemburui seperti ituโ Lanjut nya lagi sambil menerawang mengingat ingat masa itu.
โBukan nya sekarang sudah ada yang cemburu? jika kamu dekat dengan pria lain? " jawab Zahra spontan dengan mata berkaca-kaca.
Nabila mengangkat satu alis nya, mencerna ucapan Zahra yang menurut nya ambigu. Namun sejurus kemudian ia mengerti maksud dari ucapan sahabat nya itu lalu menoleh ke arah nya.
โ Ini semua gak seperti dengan apa yang kamu lihat dan dengar Ra, jadi plisss jangan berfikiran yang enggak-enggak.โ mohon Nabila penuh pengertian.
Zahra hanya bisa mengangguk, mencoba memahami ucapan Nabila namun hati nya bertolak belakang dengan reaksi tubuh nya.
โRaโฆ.akโฆ..โ
โPermisi Bu, ini pesenannya." suara seorang pelayan tiba-tiba masuk dalam pembicaraan mereka yang serius, menaruh beberapa piring yang berisi macam-macam makanan yang biasa Nabila pesan saat dia mengunjungi restoran ini sendiri.
" Bil, sebenarnya aku_" ucapnya kembali terhenti.
" Selamat menikmati. " ucap si pelayan setelah menaruh beberapa menu di atas meja.
Nabila menghembuskan nafas nya kasar, ingin sekali menjelaskan semua ke adaan selama empat tahun terakhir di sini pada Zahra dengan sejelas-jelas nya. Namun sial nya seorang pelayan kembali memotong pembicaraan nya, dan mau tak mau Nabila harus kembali menahan semua yang ingin ia jelaskan pada Zahra.
โOh iya, terimakasih.โ
Dan akhir nya pada malam itu mereka berdua makan malam dengan hening, mengabaikan gemuruh rasa di hati masing-masing. Tanpa menyelesaikan semua kesalahpahaman antara dirinya dan juga Zahra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Nur
Mksh udh up๐๐
semangat trs up nya Thor ๐ช๐ช๐ช๐ช
2021-04-04
1
hany
l like
๐๐๐๐๐๐
next
salam dari
MAHABBAH RINDU
KETEGARAN BUNDA
2021-04-03
1