Satu persatu peserta MOS memperkenalkan diri, kini tiba bagian kelompok 3. Dan sampai juga waktu bagi Erlyn untuk memperkenalkan diri. Aneh nya, ketika Erlyn maju kedepan seketika keadaan menjadi hening.
"Hai semuanya, perkenalkan namaku Abella Xanderlyn biasa di panggil Erlyn"
(krik…krik…krik) Suasana hening, tatapan para peserta MOS juga sangat dingin ketakutan. Menjadikan rasa canggung bagi Erlyn untuk melanjutkan ucapanya.
"Hmm, ada apa ya? kok pada masang ekspresi kayak gitu? aku salah omong ya" tutur Erlyn dengan canggung.
"Ehem! enggak ada yang salah kok. Mungkin mereka jadi takut sama kamu setelah kejadian kemarin" ucap ketua OSIS mencair kan suasana.
"Puft…ahahaha!" tawa Erlyn meledak seketika. Membuat semua orang saling menatap. "Ehem! maaf ya sebelumnya. Kemarin gue cuma emosi sesaat aja, abis nya masa cewek secantik gue kayak gini di katain cac*t. Jadi semua harap rileks aja ya, sebenarnya gue gak pernah marah kayak kemarin." ucap Erlyn sambil menahan tawa.
Suasana pun menjadi rileks kembali, Erlyn mulai melanjutkan perkenalannya.
"gue lanjutin perkenalanya ya. Asal sekolahku dari SMP 5 Internasional School" imbuh Erlyn yang menjadikan suasana hening kembali. "Eh! gue salah omong lagi ya?" tanya Erlyn bingung.
hening…hening
Cekrek… Suara kamera HP memecahkan keheningan. Semua mata tertuju pada Gio pemilik suara itu.
"Eh! Hai" Ucap Gio canggung. "Kamu gak salah omong kok. Kita cuma kaget aja karena ada anak dari SMP 5 Internasional School yang sekolah di sini" ucap Gio mencair kan suasana.
"Ohh, Teman-teman santai aja kali. Gue kan kesini juga pengen belajar, jadi kedepannya enggak perlu mikirin latar belakang gue. Karna kita semua di sini sama aja, dateng kesini juga sama-sama untuk belajar" ucap Erlyn dengan senyum yang merekah.
Erlyn pun duduk kembali dan di kerumunin oleh teman se tim nya.
"Eh, Lyn! lo beneran lulusan dari SMP internasional school?" tanya Sasha menempel pada Erlyn.
"Ihh! gue udah bilang kalo lo mau ngomong gak perlu lo deket-deket ke muka gue" oceh Erlyn dengan mendorong kening Sasha pakai telunjuk.
"Iyaa maaf. Tapi lo beneran lulusan situ?" tanya Sasha kembali.
"Iya, gue emang lulusan situ. Udah deh, mending kita ngelihat yang lain lagi kedepan. Sekarang giliran Berlyn yang maju tuh" ucap Erlyn tersenyum senang.
"Lo naksir Berlyn ya?" tanya Sasha menyelidik.
"Udah loe diem aja" ucap Erlyn malas meladeni. Pandangannya pun fokus kedepan untuk melihat Berlyn.
"Hai semua. Nama gue Alvando Berlynandar, gue biasa di panggil Berlyn. Asal sekolah gue SMP 2 Internasional School" ucap Berlyn mengheningkan suasana.
"Gila nih, di kelompok 3 ada dua orang lulusan sekolah Internasional"
"Iya…kalau kayak gini apa mungkin tim kita bisa menang"
Semua siswa berbisik membicarakan Erlyn dan Berlyn yang berasal sari sekolah Internasional itu. Hingga sesi perkenalan sudah selesai, ketua OSIS mengambil suara kembali.
"Baiklah adik-adik semua. Karena saat ini kita mempunyai 10 kelompok yang pastinya itu sangat akan memakan waktu jika ikut pertandingan semua. Karena itu para panitia telah memutuskan untuk melakukan seleksi tertulis terlebih dahulu. Hanya ada 5 kelompok yang bisa ikut pertandingan. Kerjakan soal yang di berikan dengan serius." ucap ketua OSIS memberi pengarahan.
"Yah…pasti kalah lah. Di kelompok 3 aja ada dua orang pinter. Pasti mereka yang menang" keluh seseorang di sana.
Kertas tes pun telah di bagikan, semua tim telah membentuk lingkaran untuk kerja kelompok. Erlyn sengaja duduk di hadapan Berlyn untuk melihatnya dengan jelas.
"Ini ada 20 soal setiap orang ngerjain 1 soal, sisanya biar Erlyn yang mengerjakannya" ucap Berlyn yang kesal karena di tatap terus oleh Erlyn.
"Eh! kok gitu. Jangan curang dong, masa gue ngerjain separuhnya sendiri" timpal Erlyn mengerucutkan bibirnya.
"Habisnya salah lo sendiri. Ngapain kamu bengong aja, emang kamu gak liat kita lagi pada sibuk ngerjain soal" ucap Sasha sambil mengerjakan soal.
"Iya tuh, lagian kan kamu dari sekolah Internasional pasti bisa kan" ucap teman yang lain mencibir.
"Udah nah lo kerjain 6 soal. Yang 6 gue yang ngerjain" Ucap Berlyn melerai keributan di kelompok mereka.
" Nah gitu dong. Kamu emang yang paling pengertian " ucap Erlyn sambil memukul pundak Berlyn. "Eh…! dasar lo cowok br*s*k! lo sok sok an bantuin gue. ternyata lo kasih gue soal yang itung-itungan semua" teriak Erlyn kesal. Namun tak di gubris oleh Berlyn.
"Udah Lyn. lo Terima aja nasib kamu ha-ha-ha" ucap Sasha yang di ikuti tawa sekelompoknya.
"aduh susah banget sih"
"iya ini gimana sih, sejak kapan pelajaran sastra jadi susah kayak gini"
"Lah lo mending sastra bisa ngarang, punya gue sejarah gimana ceritanya mau ngarang"
Keluh satu persatu orang di tim mereka mulai bermunculan, begitu pula keluhan juga sesekali terdengar dari kelompok lain. Yang benar saja, mereka baru lulus SMP tetapi di beri pelajaran SMA. Panitia memang sengaja mempersulit peserta MOS.
"Nah.Jawabanya udah ada semua, lo buruan salin aja" ucap Erlyn menyerahkan jawaban kepada Berlyn.
"Eh, Lyn. loe enggak ngasal kan jawabnya. Kita yang ngerjain 1 soal cerita aja belum selesai" ucap Sasha menyelidik.
Para mata tertuju pada Erlyn, mereka memandangnya dengan tatapan aneh. Begitu pula Berlyn yang tak yakin dengan hasil kerja Erlyn, dia pun memeriksa jawaban yang di beri Erlyn.
"Uhuk…uhuuk" Berlyn tersedak air liur nya sendiri. Semua mata beralih menatapnya.
"Eh, lo kenapa? Kesedak apa lo sampai batuk-batuk kayak gitu" cetus Sasha kepada Berlyn.
"Ehem!" Berlyn menenangkan suasana. "Gue gak kenapa-kenapa. Kalian lanjutin aja pengerjaannya waktu kita tinggal sedikit, punya Erlyn udah bener" Ucap Berlyn dengan nada datarnya yang khas.
"uhuk…uhuuk!!" satu tim tersedak bersamaan. Membuat seisi ruangan hening, pandangan tertuju pada kelompok 3 yang bisa batuk serempak.
"Itu kelompok yang di sana kenapa ribut sendiri?" tanya panitia kepada kelompok 3
"Enggak ada apa-apa kak!!" teriak Erlyn lalu mentertawakan teman-teman se tim nya.
"Hhh…, kalian kenapa sih? Santai aja kali. Jangan pada ngeliat gue kayak gini dong. Apalagi Berlyn, gue takut tauk ngeliat tatapan kamu yang dingin kayak gitu hhh" ucap Erlyn yang hendak mencairkan suasana. Tetapi tatapan teman se tim nya semakin menjadi aneh, mereka tersenyum sambil mengeluarkan gigi taringnya. Membuat bulu kuduk Erlyn berdiri tegak.
"Erlyn! loe kerjain aja punya kita sekalian"
"Iya, udah dari tadi tapi gak tahu jawabannya"
Ucap semua temanya sambil memberikan soal mereka dengan senyuman anehnya.
"Eh!… kalian kok gitu sih. Kan tadi kesepakatan nya gue cuma ngerjain 6" ucap Erlyn tak senang.
"Please" (Kompak satu tim)
Erlyn pun tidak tahan dengan senyuman mematikan para temanya itu. Dia pun menatap Berlyn yang tidak ikut-ikutan kekonyolan teman-temannya. Dan munculah ide di benak Erlyn supaya terbebas dari permohonan teman-temannya.
"Ehem! gue mau ngerjain semua ini, asalkan Berlyn yang mohon ke gue" ucap Erlyn dengan sombongnya. Karena dia tahu Berlyn pasti tidak akan memohon padanya.
Semua tatapan beralih menuju Berlyn. Berlyn hanya melihat Erlyn yang terkekeh. Berlyn mulai menunjukan senyum dingin nya.
"Erlyn, gue mohon loe kerjain semua ya" ucap Berlyn dengan senyum licik nya.
"Nah, dia udah mohon!!" seru satu tim nya dengan kompak. Membuat Erlyn terkejut, Berlyn ikutan menidasnya.
Akhirnya Erlyn tetap mengerjakan semua soal, sedangkan Berlyn yang menyalin jawabnya ke lembar jawaban. Hingga semuanya sudah selesai.
Bruaak…(Erlyn menjatuhkan kepalanya ke atas meja)
"Hahahaha…"
Semua temanya tertawa melihat Erlyn yang kelelahan sehabis mengerjakan semua soalnya.
*
*
*
Halo 😁 nantikan kelanjutan ceritanya ya
Dan juga mohon bantu like nya🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments