Kenan dan Reyhan masih tidur pulas. mungkin karena semalam mereka tidur jam 1 lewat.
Suara bel Apartemen mengusik keduanya.
"Ken, bukain pintu" Reyhan yang masih setengah sadar menepuk-nepuk pipi Kenan yang sedang tidur di sebelahnya.
"Eugh kamu gangguin saja sih, tidak tahu apa orang lagi mimpi enak -enak." Kenan berbicara sambil menguap.
Kenan beranjak bangun dan segera berjalan keluar dari kamar. dia membuka pintu Apartemen. ternyata yang datang Bi Inem, pembantu Reyhan. memang Bi Inem itu pulang pergi karena rumahnya tidak terlalu jauh dari Apartemen milik Reyhan.
"Permisi den, bibi mau bersih-bersih." ucap Bi Inem
"Iya Bi, masuk saja." Kenan menyuruh Bi Inem masuk lalu dirinya kembali ke kamar untuk kembali tidur.
Pukul 12 siang keduanya baru bangun dari tidurnya.
"Jam berapa ini?" Kenan yang baru bangun segera melihat jam dinding yang ada di kamar itu.
"APA...jam 12, duh telat nih." lalu Kenan melirik Reyhan. "Rey bangun Rey, ayo kita siap-siap kuliah." ucap Kenan sambil menggoyang-goyangkan badan Reyhan.
"Jam berapa sih, masih pagi juga." Reyhan kembali memeluk bantal guling.
"Pagi pala loe, sudah pukul 12 tahu nggak sih." kata Kenan lalu langsung beranjak pergi memasuki kamar mandi.
Seketika Reyhan langsung membuka kedua matanya lebar-lebar. dia langsung menatap jam dinding. dan ternyata sekarang sudah siang. Reyhan keluar kamar dan memasuki kamar mandi yang ada di kamar sebelah. karena kamar mandi yang ada di kamarnya
di tempati Kenan.
lima menit kemudian keduanya sudah selesai mandi. mereka segera bersiap untuk berangkat ke kampus. karena 15 menit lagi jam kuliah dimulai.
Kenan dan Reyhan sudah sampai di kampus.
seperti biasa, mereka menjadi pusat perhatian Mahasiswi. keduanya segera memasuki kelas mereka. ternyata sudah dimulai dari beberapa menit yang lalu.
"Permisi, maaf kami terlambat." ucap Kenan dan Reyhan bersamaan.
"Iya, tapi ingat jangan diulangi lagi. sekarang kalian duduklah." pinta Nadia yang merupakan Asisten Dosen.
Nadia sendiri merupakan Mahasiswi yang berprestasi di Universitas Tri Sakti. baru beberapa bulan ini dia menjabat sebagai Asisten Dosen atas tawaran Dosen tersebut. karena adanya mata kuliah yang sering bentrok dengan kelas lain.
Kenan mengamati penampilan wanita yang sedang berdiri didepan. baginya, dia dibawah rata-rata. karena berpakaian serba tertutup babkan kaca mata yang dia pakai cukup tebal.
"Bro dia siapa sih? kok bisa ngajar mata kuliahnya Dosen Hamdan?!" tanya Kenan kepada Reyhan.
"Kagak tahu juga bro, coba gue tanya sama yang lain." ucap Reyhan lalu dia tanya kepada Mahasiswa yang duduk di sebelahnya.
"Asisten Dosen bro" Kata Reyhan lalu dia langsung menatap ke depan dan langsung menyimak pelajaran yang sedang
di terangkan oleh Nadia.
Nadia memang pandai, apalagi jika dia menerangkan. semua yang dibicarakannya mudah dimengerti. semua Mahasiswa tampak paham dengan apa yang dijelaskan oleh Nadia. kecuali Kenan dan Reyhan yang hanya bermain dengan ponsel miliknya.
Kenan memang termasuk salah satu Mahasiswa yang pandai, tapi dia lebih suka bermalas-malasan dari pada belajar.
Setelah jam mata pelajaran usai, Nadia segera undur diri. begitupun yang lainnya ikut keluar kelas. Kenan mengajak Reyhan ke kantin untuk membeli makanan yang bisa menggalan perut mereka. karena memang mereka berdua belum makan sejak pagi.
Keduanya sedang menikmati makanan yang sudah dipesan. sesekali Reyhan mengajak Kenan untuk berbicara.
"Bro, gue penasaran sama body Asisten Dosen yang tadi." ucap Reyhan sambil membayangkan Nadia.
"Gila bro, loe doyan juga yang kayak gitu."
"Cantik kayaknya bro kalau itu kacamata tebel dia lepas dan penutup kepalanya juga." Reyhan masih membayangkan Nadia tanpa mengenakan hijab.
"Terserah loe deh"
"Bagaimana jika kita taruhan saja bro." Reyhan mengatakan ide gilanya.
"Taruhan apaan?" tanya Kenan
"Siapa yang bisa nidurin dia duluan, itu yang jadi pemenangnya. gue kasih loe mobil sport kesayangan gue deh." Reyhan menawarkan mobil mewah miliknya yang jarang dia pakai karena memang paling mahal dari mobil milik dia yang lainnya.
"Gitu doang?! gampang bro, apalagi cuma wanita udik kayak dia." ucap Kenan meremehkan.
"Kalau gue kalah, gue kasih loe motor baru gue yang baru beli." tawar Kenan
"Oke deal" keduanya berjabat tangan menandakan persetujuan.
Keduanya segera beranjak pergi. tapi terlebih dahulu membayar makanan yang mereka makan tadi.
"Loe ada kelas lagi bro?" tanya Reyhan
"Tidak sih, tapi gue harus ke perpus untuk meminjam buku. gue belum ngerjain tugas untuk besok." ucap Kenan
"Minjem ke gue saja bro, gue udah ngerjain deh kayaknya." tawar Reyhan
"Yang ada dapat nilai C kalau nyontek punya loe. gue pergi dulu, loe mau pulang, pulang dulu saja." ucap Kenan lalu jalan mendahului Reyhan.
Reyhan memutuskan untuk pulang. sedangkan Kenan sudah berada di perpustakaan. Kenan berkeliling mencari buku yang dia cari. saat dia hendak mengambil buku yang dia cari, ternyata ada tangan lain yang ikut memegang buku itu. Kenan melihat seseorang disebelahnya yang ternyata adalah Nadia.
"Loe duluan saja, biar gue cari yang lain." kata Kenan mempersilahkan.
"Ini tinggal satu-satunya dan tidak ada yang lain lagi." ucap Nadia
"Begini saja, bagaimana jika kita pakainya gantian saja." ucap Kenan mengatakan idenya.
"Baiklah, kamu duluan saja. biar aku nanti bawa bukunya pulang."
Kenan mencari tempat duduk. dia mulai mengerjakan tugasnya. Nadia yang melihat Kenan kesusahan mencoba membantunya.
"Apa ada yang susah?"tanya Nadia
"Ada, ini tinggal satu nomor lagi." ucap Kenan
Nadia berjalan mendekati Kenan. dia melihat soal yang menurut Kenan susah. Nadia hanya berdiri karena dia tidak mau duduk bersebelahan dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Kenan mulai menulis semua yang Nadia katakan. setelah selesai, dia memberikan buku yang tadi dia pinjam kepada Nadia.
Kenan berjalan duluan meninggalkan perpustakaan. sesampainya dia di parkiran ternyata sudah gerimis.
Jeder jeder
Terdengar bunyi petir yang sangat keras. sepertinya menandakan jika akan hujan lebat. Kenan segera memasuki mobilnya.
dia yang akan meninggalkan gerbang kampus, tidak sengaja melihat Nadia yang sedang berteduh. Kenan berniat memberikan tumpangan. itu juga dia lakukan untuk lebih dekat dengan Nadia. biar dia mudah melakukan misinya.
Kenan membuka kaca mobil. lalu dia berbicara kepada Nadia.
"Ayo ikut!" ajak Kenan mempersilahan Nadia untuk masuk.
"Tidak usah, saya nunggu Bus saja nanti di halte depan." Nadia menolak tawaran Kenan.
"Sepertinya susah nyari Bus jika hujannya mulai lebat seperti ini."
"Tidak apa-apa, biar nanti menunggu hujan reda." Nadia masih menolak tawaran Kenan.
Kenan langsung keluar dari mobil dan menarik Nadia untuk masuk. kini Nadia sudah duduk di kursi depan. Kenan kembali masuk ke dalam mobilnya. dia segera mengemudikan mobilnya. tapi dia melihat Nadia yang belum memakai seatbelt.
"Itu seatbeltnya dipakai." pinta Kenan
"Tidak bisa" Nadia mencoba memasang sabuk pengamannya tapi tidak bisa.
Melihat Nadia yang kesusahan, Kenan membantunya memakaikan seatbelt. Nadia mengalihkan pandangannya saat wajah Kenan yang begitu dekat dengannya. apalagi aroma parfumnya tercium sangat wangi di indra penciumannya.
°°°°
Jangan lupa kasih like, komen, Vote juga yah gaes...dari pada dapat Vote gratisan dari MT tidak dipakai mending buat Vote novel ini saja.✌✌
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments
Nadia N
waduuuhh 😂
2022-01-12
0
Nonny
awas nadia,kenan punya niat jahat
2021-12-28
0
Fiah msi probolinggo
Oh kenan
2021-12-27
0