Terjadi kasak kusuk diantara tamu undangan yang hadir. Mereka bertanya tanya mengapa pengantinnya berbeda. Di dalam undangan tertulis jelas nama Gibran Al Habsi dan Akila , tapi ini yang dihadapan mereka justru berbeda.
Haikal dengan Mikayla yang duduk bersanding.
Mika keluar bersama bundanya, dia duduk di sebelah Haikal. Menyelesaikan semua administrasi pernikahan dan untuk pertama kalinya dia mencium tangan seorang pria selain papanya. Tangan pria yang akan menjadi imamnya. Menjadi pendamping hidupnya, yang entah sampai kapan Mika sendiri tak tahu.
Selesai ijab kabul, Mika kembali ke dalam ruangan dan berganti pakaian untuk resepsi begitu juga dengan Haikal.
Devan mendekati Haikal dan membantunya mengganti pakaiannya kembali.
"Pak, saya lihat istri bapak lebih cantik dari Mbak Amira." ucap Devan.
"Hahaah sebaiknya kau periksa kan matamu, mungkin sudah rabun dan perlu ganti kacamata." ucap Haikal.
"Anda salah pak, memang mbak Amira cantik karena dia seorang model, tapi istri anda jauh lebih cantik. Dia memiliki kecantikan alami, hanya sedikit sentuhan dia bisa mengalahkan mbak Amira." ucap Devan.
"Apa kau menyukainya?" tanya Haikal sambil memicingkan matanya.
"Nggak, saya hanya mengatakan anda beruntung."
Andai anda tahu siapa sebenarnya mbak Amira, anda pasti akan setuju dengan pernikahan ini. Untung saja papa anda menikahkan anda sekarang ,sebelum mbak Amira menguasai anda." bathin Devan.
Haikal dan Mikayla bersanding di singgasana. Para tamu undangan memberikan ucapan selamat secara bergantian.
"Tetap tersenyum, jangan membuat malu." ucap Haikal.
Mika meliriknya sebentar dan kembali tersenyum kepada tamu undangan.
Aku tahu apa yang harus aku lakukan tanpa harus terus mengingatkanku.
Juan sempat memberikan pengumuman jika terjadi kesalahan dan yang akan menikah sebenarnya adalah Haikal bukan Akila untuk meredakan gunjingan para tamu.
Mika kembali melirik suaminya, tapi Haikal seakan tak perduli. Dia memilih meninggalkan Mika dan bergabung dengan teman temannya.
Aduh kakiku sakit sekali, bagaimana ini. Apa aku sudah bisa meninggalkan tempat ini.
sikembar datang menghampirinya."Hai kak, kenalkan aku Reva dan ini adikku Revi. Salam kenal dari kami berdua." ucap Reva dengan ramah.
"Hai, aku Mikayla biasa dipanggil Mika, oh ya jangan panggil kakak, sepertinya kita seumuran."
"Benarkah, Tapikan kakak istrinya kak Haikal, sudah pasti jadi Kaka ipar kami donk."
"Tak masalah, tapi aku lebih senang di panggil Mika."
"Mika aku harap kita bisa berteman. Akan sangat senang jika kita menjadi sahabat. Kau tahu Akila dulu juga sahabat kami tapi semenjak dia menjadi model, Dia terlalu sibuk hingga tak ada waktu buat main dengan kami."
"Aku senang kalian mau bersahabat denganku, aku juga tidak begitu memiliki banyak teman. Apalagi selama inin aku tinggal di luar."
"Oh ya kak, kakak beruntung bisa menikah dengan kak Haikal, dia itu orangnya baik banget, walau kelihatan jutek dan ketus. Tapi sebenarnya hatinya sangat lembut." puji Revi.
Haikal datang menghampiri ketiganya.
"Mika kau kembalilah ke kamar lebih dulu." ucap Haikal yang sudah berdiri di belakang si kembar.
"Is....kak Haikal pelit, kami kan masih ingin ngobrol dengan kakak ipar." ucap Revi manyun.
"Masih ada waktu lain kali." ucap Haikal.
Reva Revi segera melangkah meninggalkan Mika sebelum Haikal marahi mereka berdua.
"Sampai ketemu besok, " ucap Mika.
"Dah mika, senang berteman dengan mu " jawab Revi.
Mikayla memasuki kamar pengantin yang sudah di sulap bak istana. Dia segera mengunci pintunya dan mulai membuka gaunnya.
Mika melangkah ke kamar mandi dan membersihkan dirinya, dia keluar dengan piyama tidur panjang dan tetap menggunakan hijabnya.
Walau Haikal adalah suami yang halal baginya, tapi mereka sudah berjanji untuk tak melakukan kontak fisik, dan Mika akan menjaga jarak darinya.
Mika membersihkan taburan mawar merah diatas ranjang dan merebahkan tubuhnya disana. Mika terlelap dan mulai memasuki alam mimpi.
Dengan cepat dia tertidur karena tubuhnya benar benar lelah. Seharian ini dia terus sibuk menyalami para tamu undangan.
Jam setengah satu malam, Haikal memasuki kamarnya dengan kunci yang biasa dia bawa.
Haikal berdiri didepan pintu dan menatap Mika yang sudah tertidur lelap.
Harusnya malam ini adalah malam pernikahan mu Akila, tapi karena ulahmu, aku lah yang terjebak. Aku harus menikahi anak kecil itu, dan mengagalkan semua mimpi indahku. Aku pasti akan menemukan mu gadis nakal dan aku akan menghukum mu.
Haikal masuk dan mandi. Tubuhnya sudah sangat gerah seharian ini menyambut para tamu, tak sedikit yang menanyakan mengapa justru dia menikahi Mika bukan Amira, walau sebagian juga mengatakan dia sangat beruntung.
Apanya yang beruntung, gara gara dia aku gagal menikah dengan Amira. Bagaimana kabar gadisku sekarang, pasti dia sudah mendengar pernikahanku, akh....dia pasti marah padaku. Aku harus menghubunginya.
Haikal bangkit dan mengambil ponselnya yang sengaja dia matikan sejak tadi. Benar saja ada beberapa kali penggilan tak terjawab dari kekasihnya Amira.
Beberapa pesan masuk, Haikal membukanya salah satunya dari sang kekasih.
Sayang jemput aku besok pagi, aku pulang malam ini. I Miss you honey.
Haikal membanting ponselnya di tempat tidur. Pikirannya berkecamuk, bagaimana caranya aku menjelaskan kepada Amira, Apakah dia akan percaya padaku? bagaimana jika dia minta putus?
Akh...... Haikal mengusap wajahnya dengan kasar dan menjambak rambutnya. Benar benar kacau.
Haikal melirik kesamping, terlihat mika yang tertidur dengan lelap.
Anak kecil ini enak enakan tidur, sementara aku harus pusing memikirkan masalah ini sendiri. Baiklah jika nanti Amira tak percaya, aku akan memintanya menemui Amira dan menjelaskan semuanya.
Mana mungkin aku tertarik dengan anak kecil seperti ini. Lihatlah pakaiannya bahkan tidurpun dia masih menggunakan hijabnya. Apa sebenarnya yang dia tutupi dibalik kerudungnya itu?
Lama berpikir akhirnya Haikal ikut merebahkan dirinya di tempat tidur. Dan ikut tertidur pulas.
Pagi hari mika bangun lebih awal. Dia segera ke dapur membantu para pelayan menyiapkan sarapan.
Alya juga ke dapur membuatkan kopi untuk Radit.
"Loh, mantu mama sudah bangun. Mengapa kamu yang masak sayang, kan ada pelayan, biarkan saja dia yang mengerjakannya." ucap Alya.
"Tidak apa apa Bu, Mika sudah terbiasa. Mika kan tinggal sendiri, jadi sudah terbiasa." ucap Mika.
"Baiklah, terserah padamu. Oh ya, panggil aku mama, karena kamu sekarang adalah putriku."
"Ma, biasanya kak Haikal minum apa untuk sarapannya?" tanya mika.
Alya tersenyum hangat. Di dalam hatinya dia sangat senang.
Beruntung sekali Haikal mendapatkan istri yang tak hanya cantik dan Sholeha dia juga sangat perhatian.
"Kopi dengan sedikit gula dan krim. Dia tidak suka manis." ucap Alya sambil tersenyum.
"Makasih ma." jawab Mika
Alya bergegas keluar dari dapur dan membawa kopi untuk suaminya. Tak lama mika menyusulnya dengan membawa secangkir kopi untuk Haikal.
Mereka sudah berkumpul di meja makan. Hanya tinggal menunggu haikal. Namun yang ditunggu tak kunjung turun ke bawah.
"Mika, coba lihat suami mu, bangunkan jika dia masih tidur." ucap Alya.
Mika bergegas masuk ke dalam kamarnya dan membuka pintu. Dia tak menemukan apapun. Haikal tidak ada disana. Mika sudah mencarinya di sekeliling kamar namun tetap tidak ada. "Bagaimana ini, apa yang harus aku katakan ke mama?"
Akhirnya mika turun.
"Mika, mana Haikal?" ucap Alya.
"Kak Haikal masih ngantuk ma, dan dia bilang mama dan papa sarapan lebih dulu. Nanti dai menyusul. Kopinya biar mika antar ke dalam kamar." ucap mika terpaksa berbohong.
Maafin mika ya Allah, mika terpaksa berbohong.
"Hahaah...ya sudah kamu antar dan bawa sekaligus sarapan untuknya. Biasanya dia suka roti isi coklat atau sandwich untuk sarapan nya." tambah Alya.
"Baik ma, mika antar sekarang ke kamar. Mika permisi dulu." ucap mika membawa nampan berisi kopi dan sandwich untuk suaminya.
Sesampainya di kamar, mika segera menutup pintu dan menguncinya. Jantungnya teras seperti maraton.
Mika tak pernah berbohong sebelumnya, dan kali ini dia harus berbohong demi suaminya. Mika terduduk di kursi sambil memegangi dadanya. "Maafkan aku ya Allah. Aku telah membohongi mertua ku di hari pertama aku menjadi menantunya.
Alya dan Radit pergi ke makam papa dan mamanya, juga makam sang kakek.
Jam sepuluh Haikal kembali ke rumah, dai baru saja pulang dari apartemen Amira. Haikal memasuki kamarnya dan tak menemukan mika.
"Dimana anak kecil itu?' ucapnya
Aku harus membungkam mulutnya agar dia tak mengatakan apapun kepada mama dan papa.
Apa ya kira kira yang dilakukan Haikal di apartemen Amira?
Tunggu chapter berikutnya. Jangan lupa like, vote dan koinnya. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
BERUNTUNG LO DPT MIKA YG TRDIDIK AGAMA YG BAIK OLEH IBUNYA SI ZAHRA.. WANITA YG JGA AURATNYA DGN HIJAB, TK SPRTI AMIRA YG KAU BANGGA2KN, JUAL AURAT DMNA2, DN UDH TIDUR DGN PRODUSERNYA SNDIRI..
2023-02-19
0
Sulaiman Efendy
BIAR HAIKAL SENDIRI YG LIAT KBUSUKAN AMIRA....
SMA SPRTI ADIKNYA YG JUGA MODEL ITU, MNA ADA KHIDUPAN PARA MODEL YG BNAR, BNYK JDI SUGAR BABY PARA PEJABAT & PENGUSAHA, LBH HINA DRIPADA PELACUR..
2023-02-19
0
Wiek Soen
Haikal 🤛🤛🤛
2022-08-24
0