Kekacauan

"Ma, kak Al tidak ada diruangannya." ucap mikayla pada mamanya.

"Jangan bercanda Mika, coba periksa sekali lagi, mungkin kakak mu ada di kamar mandi." ucap Zahra kepada gadis semata wayangnya.

Mika kembali ke kamar Al dan memeriksa nya. Dia juga membuka pintu kamar mandi, kosong. Mika berjalan ke balkon, tetap sama kosong. Mika membuka walk in closet Sam tetap kosong.

Saat dia melewati meja rias tak sengaja matanya melihat sepucuk surat tergeletak disana.

Mika penasaran dan mengambilnya, dia membacanya dan segera berteriak.

"Ma...mama....ma...." panggil mika dengan suara keras.

Mika setengah berlari menuruni tangga menuju lantai bawah. Dan mencari mamanya.

Semua orang mendengar suaranya, papanya sampai geleng kepala mendengarnya.

"Ada apa mika, mengapa berteriak. Mana Al?" tanya Zahra.

"Ma..kak Al kabur!" ucapnya dengan nafas ngos-ngosan.

"Kabur?" ucap Zein tak percaya.

"Iya pa, baca ini." ucap mika menyerahkan surat yang ditulis oleh Al.

Mamaku tercinta

Maafkan Al ma, Al tahu perbuatan Al membuat papa dan mama kecewa tapi Al tidak bisa melanjutkan pernikahan ini, Akila juga tidak mencintai Al, Al juga mencintai orang lain. Maafkan Al.

Zein geram dan meremas kertas yang ditulis Al hingga hancur tak berbentuk. Zahra terdiam dan menangis.

"Henry, kerahkan semua anak buah mu cari anak nakal itu." ucapnya kepada Henry.

"Baik,"

Henry segera menelpon anak buahnya untuk mencari keberadaan Al, keponakannya.

"Lalu bagaimana dengan pernikahan ini? waktunya tinggal satu jam lagi." ucap Henry kepada Zein.

"Aku sendiri bingung, apa yang harus kita lakukan hen?" tanya Zein.

Zein terduduk lemas dengan wajah emosi penuh amarah.

"Kita cari dulu, masih ada waktu setengah jam semoga anak nakal itu segera ditemukan." jawab Henry.

Zein terlihat menarik nafas panjang dan membuangnya dengan keras. Dia sungguh tak menyangka jika anaknya bisa melakukan ini semua. Memang Al pernah menolaknya tapi kemudian dia setuju, Zein tak membayangkan jika akan seperti ini akhirnya.

...****************...

Dikediaman Radit,

Rumah Radit telah dihias bak istana, tamu undangan sudah berdatangan. Mengingat acara ijab kabul putrinya sebentar lagi akan dilangsungkan.

"Om, dimana kak Akila?" tanya si kembar Reva dan Revi.

"Oh kalian sudah datang, lihat ke kamarnya sekalian suruh segera bersiap acara akan dimulai." ucap Radit.

Reva dan Revi menaiki tangga menuju kamar Akila. Mereka membuka pintu, kosong. Tak ada seorang pun disana. Reva membuka pintu kamar mandi sambil memanggil nama Akila. Tapi yang dipanggil tak kunjung menjawab.

Revi berjalan ke balkon dan mencari Akila disana, tetap tak ada.

Kedua kakak beradik kembar itu saling pandang sejenak sebelum akhirnya mereka berdua menatap tak percaya.

"Jangan jangan kak Akila kabur!" ucap mereka bersamaan.

Reva melirik keatas tempat tidur, masih tergeletak kebaya pengantin milik Akila yang dia tinggalkan. Dengan selembar surat berisi permohonan maafnya.

Mama...papa...

Maafin Akila, Akila tak mau menikah, Akila masih ingin berkarir.

Mama ....

Maaf Akila telah mengecewakan mama.

Reva mengambil kertas tersebut dan berjalan turun dengan cepat. Revi pun segera menyusul nya dari belakang.

"anty..." panggil mereka kepada Alya

"Eh..sikembar, kak Akila ada di kamarnya, Kalian langsung aja keatas." ucap Alya

Alya asyik menemani suaminya menerima tamu undangan.

"Anty...sini sebentar." ucap Revi dan menarik tangan Alya dengan wajah panik.

"Ada apa sayang." ucap Alya masih dengan wajah tenangnya.

Reva menceritakan semuanya kepada Alya dan memberikan surat yang ditinggalkan Akila.

Alya terduduk dengan wajah pucat. Radit menatap aneh kearah Alya. Pasti ada yang tidak beres bathinnya.

"Ada apa ma!" tanya Radit yang sudah berada di samping Alya.

Alya memegang tangan Radit dengan gemetar, dan menariknya masuk ke dalam kamar. Kemudian dia menyerahkan kertas berisi tulisan tangan tadi.

"Pa, Gimana ini? apa yang harus kita lakukan?" ucap Alya sudah berderai airmata.

Hatinya benar benar terguncang dan kecewa dengan sikap anaknya.

Radit meremas kuat surat yang dibacanya. Wajahnya memerah menahan amarah. "Dasar anak sialan." ucap Radit penuh emosi.

Radit mengambil ponselnya dan memanggil Tomi.

Tomi segera masuk kedalam bersama dengan Juan. Kebetulan dia sedang mengobrol bersama Juan.

"Ada apa?" tanya Tomi

Radit memberikan kertas yang sudah tak berbentuk lagi.

"Apa ini dit?"

" Akila kabur, cepat temukan dia dan seret dia kehadapan ku sekarang." ucap Radit penuh emosi.

"Apa kau yakin? kau sudah mencarinya?"

"Cepat kerjakan!" bentak Radit.

Tomi segera menelpon anak buahnya untuk mencari Akila. Tak lupa dia meminta mencari di sekitar rumah.

"Tenang dit, dia pasti belum jauh. Bagaimana dia bisa kabur?" tanya Juan

"Entahlah, aku sendiri tidak tahu. Putrimu yang menemukan surat ini dikamarnya." ucap Radit lagi.

Waktu terus berlalu, namun Al belum juga di temukan begitu juga dengan Akila yang seolah olah raib entah kemana?

Kepanikan semakin terasa di kediaman keluarga Zein dan Zahra.

"Aku tak tahu harus bicara apa lagi, tuan Radit pasti akan sangat kecewa pada keluarga kita." ucap Zein.

Zahra yang terus menangis di pelukan mikayla pun mengangkat kepalanya mendengar ucapan suaminya.

"Gimana ini pa?" tanya Zahra dengan wajah paniknya.

"Entahlah aku juga bingung." ucap Zein dengan lirih.

Dikediaman Radit.

"Apa sudah ketemu?" tanya Radit kepada Tomi.

"Belum. Apa yang akan kita lakukan dit, diluar tamu undangan sudah memenuhi ruangan. Kita tak mungkin mengundurkan nya terlalu lama, Tapi Akila...."

"Ada apa ini ma? mana Akila mengapa lama sekali?" ucap Haikal yang tiba tiba masuk ke dalam ruangan.

"Akila kabur nak." ucap Alya semakin deras menangis.

"Kabur??" ucap Haikal dengan wajah terkejut.

"Bagaimana bisa?" tanya Haikal yang masih belum mampu mencerna semua peristiwa dihadapannya.

Kabur pada acara sebesar ini, dan dia adalah tokoh utamanya. Akila benar benar kelewatan. Dia memang nakal dan manja tapi ini sudah keterlaluan. bathin Haikal.

"Ya kal mama bingung." jawab Alya sedih.

Radit tampak terus berpikir dan dia segera meraih ponselnya menghubungi Zein.

derrrt..... derrrrt...

"Ya halo" ucap Zein.

"Halo pak Zein, maafkan aku sebelumnya tetapi seperti nya putra putri kita tak jadi menikah. Putriku Akila kabur." ucap Radit terdengar lirih dan penuh penasaran.

Gimana kelanjutannya, ikutin terus ya.

Jangan lupa pavorite kan biar tahu setiap info terbaru mamie.

Like, vote dan koin seikhlasnya. Terima kasih.

Terpopuler

Comments

Dea Humaira Zalfa

Dea Humaira Zalfa

novel nggak jelas

2023-08-08

0

Wiek Soen

Wiek Soen

semakin penasaran mom

2022-08-24

0

gia gigin

gia gigin

Masing2 jadi peran pengganti 🤣🤣si twins anaknya juan dan zira, trus anaknya Tomi dan Raniah mana🤔

2022-08-24

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!