Omar's Preparation

# Happy Reading #

Setelah makan siang, Omar berganti baju dengan setelan yang nyaman untuk berolahraga. Dia memakai kaos tanpa lengan dan celana pendek namun tidak ketat di kulitnya.

Omar ingin tubuhnya mengeluarkan keringat karena dia merasa berat badannya bertambah naik. Oleh karena itu, dia menyempatkan waktu santainya untuk membakar lemak yang menumpuk di tubuhnya.

Omar selalu rutin untuk berolahraga di sela-sela kesibukannya. Entah itu jogging di taman bersama Fraya atau berolahraga di Gym milik keluarganya dengan ditemani instruktur pribadi. Kali ini ia memilih untuk berjalan di Treadmill tanpa ditemani Sang Instruktur.

Keluarga Lukman Iskandar mempunyai ruang gym pribadi yang berada di lantai dua rumahnya. Ruangan itu seluas 6x6 meter yang dilengkapi dengan berbagai alat kebugaran yang siap dipakai sewaktu-waktu serta dikelilingi cermin yang melekat di dinding ruangan itu. Benar-benar seperti ruang fitnes yang berukuran mini.

Sebelum memulai berolahraga, Omar melakukan pemanasan singkat selama lima menit. Dia mulai berjalan selama sepuluh menit dengan kecepatan sedang. Lalu di lanjut dengan kecepatan yang lumayan untuk membuatnya berlari. Setelah merasa cukup letih, Omar mengembalikan kecepatannya menjadi sedang dan dia mengakhiri sesi olahraganya dengan pendinginan.

Keringat membasahi sekujur tubuhnya. Bahkan membuat rambutnya basah. Omar mengelap peluh yang keluar dari pori-pori tubuhnya dengan handuk yang melingkar di leher. Setelah cukup kering dari keringat, Omar kembali ke kamarnya.

Sampai di kamarnya, dia melirik jam weker yang berada di atas nakas samping tempat tidur. Betapa terkejutnya dia, saat mendapati angka-angka yang ditunjuk oleh jarum jam.

"Hah, sudah jam segini. Waduh, jangan sampai aku telat. Tadi keenakan istirahat sih. Sampai nggak tau waktu," gerutu Omar seraya masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Kaos tanpa lengan yang berwarna abu-abu itu dilepas hingga mengekspos seluruh bagian tubuh atasnya yang berotot. Kemudian celana yang selalu menutupi area kejantanannya itu juga ditanggalkan.

Hanya tersisa tubuh polos tanpa sehelai kain pun. Lalu pakaian kotor tadi ditaruhnya di keranjang yang ada di kamar mandi.

Dia tipe orang yang suka kerapian. Jadi, ia tidak suka dengan barangnya berserakan di sembarang tempat.

Omar mengurungkan niatnya untuk berendam air hangat di bathub karena jam janji bertemu dengan Fraya hampir tiba. Dia mandi dengan terburu-buru.

Air yang keluar dari shower membasahi tubuh Omar. Kemudian pria itu menggosokkan sabun cair yang beraroma lavender ke seluruh tubuhnya.

Lalu dia memakai shampo untuk menghilangkan bau keringat yang tadi memenuhi rambutnya. Tak lupa dia menggosok giginya agar bersih sehingga dapat menambah tingkat percaya diri saat berhadapan dengan Fraya.

"Ah, segarnya. Badan udah bugar sekaligus segar," urai Omar saat selesai mandi sambil melingkarkan handuk untuk menutupi bagian vitalnya. Setelah itu, dia mengambil handuk kecil untuk mengeringkan rambutnya. Lalu dia berjalan ke walk in closet-nya yang terhubung dengan kamar mandi.

Tak butuh waktu lama, Omar menyemprotkan parfum ke tubuhnya. Seketika wangi maskulin memenuhi ruangan. Selanjutnya Omar berganti pakaian casual. Kemudian ia memilih jam tangan, dan alas kaki yang cocok dengan style pakaian yang ia kenakan. Berikutnya ia menyisir rapi rambutnya untuk sentuhan akhir.

"Sip, ini sudah Ok. Kalo ketampananku seperti ini, mana mungkin Fraya bisa menolak lamaranku." pujinya narsis sambil mengagumi kelebihan yang dianugrahkan Tuhan padanya.

Omar bergegas keluar dari kamarnya dan  menuruni tangga. Dia menemui mama tercintanya yang sedang sibuk menemani tamu-tamu arisan di lantai dasar.

"Ma, pesananku sudah siap?" tanya Omar berbisik lirih di telinga mama.

"Sudah sayang. Kamu ambil di atas meja rias mama di kamar. Tadi mama simpan sana."

"Mmuach. Makasih, Mam. Doakan aku ya. Omar pergi dulu." Sang Anak berpamitan kepada mamanya sambil mengecup pipi sang ibu.

Mama Irma mengangguk dan berkata, "Sukses ya, Sayang."

Cincin dan restu sudah dikantonginya. Serasa ada kekuatan yang mendukung niat Omar. Dia melangkahkan kakinya dengan percaya diri. Ia tak sabar berjumpa dengan kekasihnya.

❤ To Be Continued ❤

Don't forget to Like, Comment, Rate 5 ⭐, Share, Vote and give tips for Author.

May God have bless to you

Terpopuler

Comments

ᴘɪᴘɪᴡ ❶ ࿐ཽ༵ ᴮᴼˢˢ

ᴘɪᴘɪᴡ ❶ ࿐ཽ༵ ᴮᴼˢˢ

Like like like like

2020-09-14

1

RA💜<big><_

RA💜<big><_

kak q mampir bawa dukungan buat kakak...

mampir yuk ke novelku yang berjudul
"siculun dan pangeran tampan"
"pergi ke masa lalu"
salam santun dariku Rija Annisa

2020-08-10

1

SHIRLI

SHIRLI

yuhuuu😍😍

2020-07-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!