Begitu terburu-buru Akhsan dan Ikhsan melangkah keluar dari bandara. secepatnya mereka harus sampai di rumah. pikirannya begitu tak tenang memikirkan keadaan sang Opa yang tengah sakit, entah bagaimana sekarang.
semua mata tertuju pada mereka berdua tak ada yang mengenali siapa mereka yang mereka tau pasti adalah dua pria kembar yang sangat tampan dan menyilaukan mata mereka.
" bening nya.. " ujar salah satu dari penggemar baru mereka.
dengan menarik koper masing-masing mereka menuju tempat parkir tak ada yang menjemput mereka jadi mereka harus memanggil taksi untuk mengantarkan sampai rumah.
" Taksi..!! teriak Akhsan dengan sangat keras.
satu taksi pun mendekat dan sang sopir turun untuk memasukkan koper mereka kedalam bagasi.
" makasih pak. " ucap Akhsan dan Ikhsan bersamaan.
" Sama-sama Mas. " jawab sang sopir dengan sangat sopan
mobil melaju meninggalkan bandara dan bergegas mengantarkan keduanya sampai rumah. di tengah perjalanan Ikhsan berniat untuk mampir dulu ke supermarket entah apa yang akan dia beli namun katanya harus tak boleh tidak.
dengan sedikit kesal dan tak mau adanya perdebatan Akhsan pun mengizinkan Ikhsan untuk keluar dari sana membeli apapun yang ia ingin kan.
" bentar ya Bang, ini sangat penting bingits. " ucapnya penuh penekanan.
pasrah dan mengalah itulah Akhsan sekarang dia benar-benar tak mau ada perdebatan apapun.
" cepatlah kembali, atau akan aku tinggal. " jawab Akhsan memperingatkan.
kaki Ikhsan mulai meninggalkan taksi dan masuk ke supermarket dengan senyuman sumringah bayangan akan apa yang iya beli benar-benar sudah tercantum dengan jelas di kepalanya.
tak lama Ikhsan keluar dari supermarket dengan tangan membawa dua paper back yang entah apa isinya.
" loh taksi nya mana.? bingung Ikhsan matanya terus celingukan mencari keberadaan taksi yang tadi ia tumpangi.
" cang ci men..!! cang ci men...!!
kacang,kwaci permen.. cang ci men..!!!
teriak gadis bersepeda butut dengan keranjang di depan dan di belakang nya.
" cang ci men..!! teriak nya lagi begitu keras Ikhsan dengar.
mata Ikhsan menoleh sekejap gadis yang berhijab simpel dengan topi kusam dan jaket levis yang sudah pudar warnanya. " brisik sekali. " gumam Ikhsan dengan menyunggingkan bibir nya tanda tak menyukai ke berisikan itu.
," Cang ci men..!! teriak nya lagi dan semakin dekat kearah Ikhsan dan laju sepeda semakin cepat karena jalanan sedikit menurun.
wajah gadis itu terlihat sedikit panik entah masalah apa yang tengah dia alami membuat Ikhsan mengernyit dahi hingga terdapat beberapa baris kerutan di sana
" loh kenapa ini. loh loh..." sepeda melaju dengan cepat rem nya tak berfungsi dengan baik hingga sepeda melaju.
mata gadis itu terbelalak saat melihat ada orang di depan nya dan mungkin akan menjadi sasaran kemarahan dari sepeda yang marah karena tak kunjung di benahi rem nya.
" pak Bambang awas.. awasss...!!! teriak nya begitu keras.
Ikhsan yang mendengar hanya celingukan mencari orang yang di panggil oleh gadis itu pak Bambang.? mana nggak ada orang lain kecuali Ikhsan di sana.
" Pak Bambang awasss....!!!
" Brukk....!! sepeda dan gadis itu terjatuh di tanah
sedangkan Ikhsan meringis kesakitan namun tetap tak terjatuh hanya mundur beberapa langkah , tubuh nya begitu kuat untuk menompang tubuh nya
" Awwww... " pekik Ikhsan menahan rasa sakit di bagaian junior nya yang tertabrak ban sepeda " hancur lah masa depanku."
" aww..!! pekik gadis itu dia juga menahan rasa sakit tak sedikit luka kecil di kaki dan tangannya.
matanya melotot melihat barang dagangan nya berserakan di mana-mana. " astaga dagangan gue. " ucapnya panik dan memunguti satu persatu dagangan nya.
" aduh sepeda gue juga rusak. ya Tuhan bagaimana aku akan berjualan lagi " ucapnya meraba-raba sekujur sepeda yang sebenarnya tak layak itu.
Ikhsan begitu kesal sembari menahan rasa sakit " hey kamu,!! teriak Ikhsan dengan tertatih.
gadis itu berdiri tanpa rasa bersalah sedikit pun bahkan matanya melotot tak bersahabat sama sekali. " eh pak Bambang kenapa main berdiri di jalan mau bunuh diri.! ucap gadis itu.
" Astaga pak Bambang, siapa yang pak Bambang.? hey nama gue bukan pak Bambang dan kenapa gue berdiri di sini karena mencari taksi yang tadi saya tumpangi. " jawab Ikhsan.
" benarkah.? gadis itu celingukan mencari taksi yang di katakan oleh Ikhsan " nggak ada taksi, bohong nya nggak mempan. " ketus gadis itu lalu mendirikan sepeda nya dan mulai memasukan dagangan nya ke keranjang
" eh udah salah nggak percaya lagi, sekarang tanggung jawab. " pinta Ikhsan dengan mata tak lepas dengan apa yang gadis itu lakukan sembari terus memegangi bagian junior yang masih sangat sakit." aduhh.. "
' tanggung jawab apa. la wong aku nggak salah, lihatlah sepeda ku juga rusak jadi kita sama rugi kan. " ucap nya begitu enteng.
" heleh.. sepeda butut gitu juga. "
" dasar pak Bambang sialan, sepeda butut gini yang terpenting bisa bermanfaat dengan baik jadi nggak mubadzir. " kecam gadis itu begitu emosi sepeda nya di bilang butut.
pada dasarnya sepeda itu memang sudah terlihat butut sih, bahkan hampir tak layak di pakai, cat nya sudah hilang tarikan remnya sudah meringis kemana-mana. dan juga keranjang nya sudah amburadul tak jelas.
gadis ini sungguh berani dia yang salah dia juga yang terus mengomel dan malah dia juga yang minta dana ganti rugi.
"seharusnya pak Bambang yang ganti rugi nggak lihat semua dagangan gue hancur semuanya gini, dan juga nih lihat sepeda gue tambah nggak benar kan setelah menabrak anda. " ucap gadis itu.
" hello..!! yang nabrak itu bukan gue tapi situ kenapa gue yang harus ganti rugi, dan ya nama gue bukan pak Bambang, nama gue Ikhsan, Ikhsan, jelas. " jawab Ikhsan tak kalah sinis.
" terus gue harus bilang Wawww gitu. udah kalau nggak mau ganti rugi juga nggak apa-apa sekalian kita impas dan dana ganti rugi di tanggung masing-masing. " ucap gadis itu jelas bahkan sangat jelas lalu menuntun sepedanya dan membawa nya pergi dari hadapan Ikhsan.
Ikhsan berbalik menatap kepergian gadis itu beserta sepeda butut nya, " dasar nggak bertanggungjawab sudah salah nggak minta maaf malah ngomel lagi, perempuan jaman sekarang memang nggak ada norma semua. " gumam Ikhsan kesal.
kekesalan Ikhsan berlanjut saat mencari keberadaan Akhsan beserta taksi nya yang tak kunjung dia temui, sudah jatuh tertimpa tangga pula, sungguh-sungguh nelangsa.
dengan cepat Ikhsan memanggil taksi lain untuk mengantarkan nya kerumah, "akan aku bejek-bejek tuh abang, ninggalin gue di tengah jalan gini dasar abang gue juga nggak punya Adat. " gerutunya setelah berhasil naik di taksi lain.
🌾🌾🌾🌾🌾
taksi terparkir manis di halaman pesantren semua kejutan untuk kepulangan pria kembar itu pun sudah di jalan kan dengan baik bahkan mereka di sambut dengan meriah. dan semua keluarga sudah menunggu di pintu masuk.
mata Akhsan terbelalak dengan terus celingukan melihat pemandangan penyambutan mereka yang luar biasa. " subhanallah sungguh luar biasa " gumam nya menatap begitu kagum.
kedua tangannyaharus menarik kedua koper miliknya sekaligus milik Ikhsan yang ia tinggal di tengah jalan entah apa yang sedang dia katakan tentang dirinya sekarang, munggah hanya bisa merutuki perbuatan Abang nya yang keterlaluan kelewat.
" Assalamu'alaikum " sapa Akhsan sopan dan tak lupa mencium punggung tangan semua keluarga nya
" Wa'alaikumsalam. " jawab mereka serentak dan menyambut tangan Akhsan dengan baik.
mata mereka saling pandang saat taksi sudah melaju pergi, dimana satunya lagi mungkinkah tertinggal di Kairo, atau di kantongi oleh Akhsan.?
" Bang di mana Bang Ikhsan ? tanya Faisal yang matanya terus menggerilya seluruh tubuh Abang nya itu.
Plukkk..
Akhsan menepuk jidatnya sendiri entah sengaja atau pura-pura linglung, " astaga Ikhsan gue tinggal di supermarket. " ucapnya dengan terkejut sendiri.
" Hahh.!! supermarket.!! semuanya terkejut dan akhsan hanya tersenyum kikuk sembari mengangguk pelan.
" iya. maaf Akhsan lupa hehehe.. " Meringis Akhsan dengan tampang tanpa dosa.
" Astaghfirullah Akhsan, kamu gimana sih jaga adik satu saja nggak bisa gini kalau ilang gimana " panik Keisha.
" Ma dia udah besar nggak mungkin di bawa pemulung dan nggak muat juga di masukin karung" ucap tegas.
pletakk...
Keisha menyentil kening Akhsan dengan keras, " apa kamu selalu seperti ini saat di Kairo,? apa kamu tak pernah pedulikan adek kamu hahh.! ucap Keisha marah.
" nggak kok Ma, hanya baru ini aja Ikhsan gue tinggal, lagian Akhsan khawatir dengan Opa, jadi buru-buru pulang deh. " jawab Akhsan " terus gimana keadaan Opa Ma.?
Brakk...
" makasih Pak.!! ucap Ikhsan setelah menutup pintu Taksi dengan keras
semua mata tertuju pada Ikhsan, kasian? ya mereka sangat kasian melihat Ikhsan di kerjain oleh abangnya sendiri.
Ikhsan berlari menghampiri mereka dengan cepat matanya melotot kearah Akhsan yang tengah meringis menertawakan nya
" Abang sialan, sini Ikhsan botakin tuh kepala.! ucap Ikhsan yang sangat marah.
Akhsan menggaruk tengkuk nya yang tiba-tiba gatal, mungkin sebagai penghilang kecemasan akan amarah Ikhsan, " hehehe mangap gue sengaja. hahaha.!! tawa Akhsan keras lalu lari kocar-kacir meninggalkan Ikhsan beserta koper nya.
mulut Ikhsan menganga lebar, Abang nya sungguh-sungguh di luar nalar. " Abang..!!! teriak Ikhsan kesal.
" sorry.. sorry..., besok saya ulangi.!! hahaha..!! tawa Akhsan dan lagi-lagi membuat Ikhsan semakin kesal.
ingin rasa nya Ikhsan menghakimi tuh Abang namun langkah nya di hadang oleh Rayyan.
" mau kemana Bang, apa kamu nggak mau bersalaman dulu pada Mama dan Papa. " ucap Rayyan dengan menyilangkan kedua tangannya di dada.
" Assalamu'alaikum Pa, Ma. " sapa Ikhsan dingin dan mencium punggung tangan kedua orang tuanya dengan menahan kesal. lalu pergi begitu saja setelah selesai ritual di depan pintu.
mata Keisha dan Rayyan saling pandang ada rasa kasian juga di hati mereka tapi juga menahan tawa juga, kebiasaan mereka sedari kecil masih terbawa hingga mereka besar.
" lihatlah Pa. mereka masih seperti anak kecil saja. " ucap Keisha.
" Mama benar, sebesar apapun mereka, bagi orang tua tetap lah anak kecilnya. " jawab Rayyan lalu merangkul pundak Keisha dan menuntun nya masuk.
lagi-lagi kedua anak nya terlupakan dan mereka pasti akan sangat menyedihkan.
" Bang Faisal kenapa kita selalu terlupakan ya apa kita benar-benar anak tiri " ucap Aisyah
" kamu benar Dek, mungkin apa yang kamu katakan adalah benar " jawab Faisal lalu .
Faisal merangkul Aisyah dan mengajak nya masuk. " sudah sini sama abang Faisal saja. " ucapnya dan menuntun Aisyah untuk masuk menyusul yang lain.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Vote..
Commen..
Like...
jangan lupa.
😘😘😘😘😘
salam sayang dari Author. 😘😘😘😘
🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 259 Episodes
Comments
Ninik H.
kak, aku mampir di karyamu, salut deh
2021-12-08
1
lina
lanjut
2021-12-03
2
Embun Kesiangan
wow si kembar ganteng holang kaya😍😘😷hiks
2021-11-27
2