Davin segera naik ke kamarnya, dia menerima telepon dari Marchel
Ya hallo
^^^Honey, what are you doing now?^^^
tidak ada
^^^are your sure?^^^
yes, kamu kenal siapa aku kan? lagipula aku tidak mengenal mereka
^^^baiklah, aku tunggu penjelasanmu nanti malam di apartemen kita.^^^
i know, aku akan tidur sekarang, sampai bertemu nanti malam.
^^^tentu, aku menunggumu^^^
baiklah, bye.
Telepon dimatikan, Davin naik ke ranjang, tubuhnya begitu lelah, pipinya sedikit kebas akibat tamparan dari Mega tadi. Saat ini dia hanya butuh tidur, masalah Mega, nanti saja dia akan memberi pelajaran pada wanita itu.
******
Marchel menatap foto lama yang berada didalam laci meja kantornya.
Kita bertemu lagi Al, kali ini tidak akan aku biarkan kamu menyakiti orang yang aku sayangi lagi. Cukup sekali kamu menorehkan luka mendalam dalam persahabatan kita, tidak akan aku biarkan hal itu terjadi lagi, apalagi pada Davin.
Marchel kembali meneruskan pekerjaannya yang tertunda, dia adalah pengusaha muda, memiliki usaha di bidang properti dan hotel membuatnya sibuk, apalagi usahanya sudah merambah ke luar kota.
pukul 6 petang, Davin sudah berada di apartemen Marchel, seperti biasa, dia akan memasak untuk mereka berdua.
tit, pintu apartemen terbuka dan muncullah sosok pria tampan dengan wajah dinginnya. Marchel menghampiri Davin lalu memeluknya,
"apa saja yang kamu lakukan sampai hal seperti ini terjadi?"
"sebaiknya makan dulu honey, aku tahu kau belum makan"
"baiklah, tapi janji kau akan menginap malam ini"
"tanpa kau minta, apa aku punya pilihan tuan pemaksa?"
"baiklah" Marchel mengecup sekilas bibir tunangannya itu lalu bergegas ke kamar.
Marchel baru saja keluar dari kamar, dengan rambut yang masih setengah basah tentu ketampanannya bertambah. Tidak heran jika banyak rekan bisnis yang menawarkan anak mereka pada Marchel, sayangnya, cinta dan jiwanya sudah menjadi milik Davina Brigita. Gadis yang telah mencuri hatinya sejak kecil, itulah alasan Marchel selalu menutup diri dan hatinya untuk perempuan lain.
Mereka sedang menikmati makan malam bersama, sebagai sepasang tunangan, hal itu selalu mereka lakukan, bahkan mereka sering menginap bersama.
"jadi sekarang jelaskan padaku?" pinta Marchel saat mereka sudah berada di dalam kamar.
"kamu tahu, aku baru saja keluar kamar kita hari itu, entah datang darimana, tiba tiba dia menyiram dan menamparku begitu saja" jelas Davin, Marchel yang mendengarnya menahan marah, berani sekali istri Alfian menampar tunangannya.
"biar aku beri dia pelajaran, aku tidak suka ada yang berbuat seenaknya kepadamu!"
"honey, tenanglah aku sudah punya rencana bagus untuknya" Davin tersenyum menyeringai
"jangan melakukan hal macam macam, aku tidak suka kau berhubungan dengan wanita itu dan suaminya"
"kau kenal suaminya?"
Marchel diam tak menjawab, dia hanya malas mengakui Alfian sebagai mantan sabahatnya.
"itu tidak penting, aku hanya tidak mau kau berurusan dengan mereka dan apa rencanamu?"
"hanya sedikit bersenang senang"
Marchel menatap Davin lekat, ia sangat mengenal tunangannya, dia wanita yang banyak memberikan kejutan bahkan yang tidak pernah kita pikirkan.
"jangan menatapku seperti itu" pinta Davin
"apa yang kamu bisikkan pada wanita itu?"
"hahaha, kau benar benar ingin tahu?"
"honey, aku serius"
"aku hanya mengatakan akan memberikan suaminya anak" jawab Davin dengan santai membuat Marchel mendelik, pria itu segera melepas pelukannya dan berdiri di depan jendela
"kamu sadar apa yang kamu katakan?"
"just kidding, hahahaha"
"Vin, aku tidak suka!, jangan main main dengan ucapmu, kamu tahu arti dari memberi anak? you have to make **** with him!"
"jangan berlebihan Chel, just kidding, aku tidak serius akan melakukan hal itu, berapa lama kamu mengenalku? kamu mulai meragukan aku?"
Marchel membelah rambutnya frustasi membayangkan Davin akan bercinta dengan Al, sungguh tidak pernah terbayang di benaknya.
"jangan mengujiku Vin!"
"hei, kenapa kamu berlebihan kali ini, sebenarnya ada apa? aku curiga kalau kamu mengenal mereka"
"jangan berurusan dengan mereka, kamu tahu betul siapa Mega dan orang tuanya"
"tenang saja honey, mereka hanya debu bagiku, lagipula ada kamu dibelakangku, apa yang perlu aku khawatirkan?"
Marchel kembali diam, dia memiliki firasat tidak enak akan hal ini, entah masalah apa lagi yang akan menimpa hubungan mereka.
Davin turun dari ranjang dan memeluk Marchel dari belakang, ia tahu jika tunangannya itu sedang khawatir, Davin punya cara sendiri untuk membujuk orang yang disayanginya itu.
"just you, kamu satu satunya yang akan melakukan itu denganku, jangan ragukan cintaku Chel, apa perlu kita menikah hari ini supaya kamu percaya padaku?"
Marchel berbalik, di tatapnya wajah ayu milik gadis yang mengisi hatinya itu. Davin adalah dunia Marchel selain bundanya, mereka adalah dua wanita yang menjadi alasan Marchel bisa sukses seperti sekarang.
"aku mau kita menikah bulan depan"
Davin menatap tunangannya, mereka memang sudah lama mengenal lalu memutuskan untuk bertunangan. Kenapa mereka belum menikah karena keduanya masih sama sama sibuk. Usaha mereka berkembang pesat secara bersamaan, itulah alasan mereka belum melangkah ke pelaminan. Tapi obrolan tentang hal itu pasti mereka bahas saat berdua seperti ini.
"baiklah honey, kita akan menikah bulan depan" jawab Davin tersenyum, siapa yang tidak mau menikah dengan pria seperti Marchel, dia punya segalanya, wajah tampan, mapan dan penyayang, walau terlihat dingin dan menyeramkan bagi yang tidak mengenalnya.
Mereka bukan pasangan ABG lagi, keduanya sudah pantas membina rumah tangga, dan menikah bulan depan, Davin rasa adalah keputusan yang benar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Diana Marwah
Cpt Di Halalkn Davin nya, Cel,, Nnti takutnya ada yg Ngembat 🤣🤣
2021-04-30
0
Muhammad Wildan Saputra
cpt dihalalkan aja...
2021-04-26
0
Emilia Santi Mus
bagus cpt menikah..dari pada buat dosa..hehe
2021-04-15
2