MANJA, CEREWET, MEREPOTKAN

"Bee!"

Suara apa itu?

Mengganggu tidur nyenyak Bianca saja.

"Bee!"

Terdengar lebih keras dari yang semula. Siapa orang tak tahu diri yang berani mengganggu tidur seorang Bianca Arthur?

"Bianca!"

Terdengar suara meja digebrak.

Bianca sontak langsung membuka lebar matanya. Seorang pria bertubuh tegap dengan kulit putih dan rahang yang tegas, lalu wajah yang lumayan tampan, sedang berdiri dan menatap tajam ke arah Bianca.

Siapa pria tampan ini?

Seorang malaikat?

Atau seorang pangeran?

"Halo!" Teguran Nick langsung membuyarkan lamunan Bianca.

Sesaat, ingatan Bianca tentang pria dihadapannya ini seolah kembali. Dan rasanya Bianca ingin menarik kembali semua pujiannya pada pria paling kaku di dunia ini.

Ya, ya, ya!

Bianca ingat sekarang kalau pria yang sedang melotot ke arahnya hingga bola mata pria itu nyaris keluar adalah Nick.

Entah Nick siapa nama panjangnya, Bianca tak mau peduli.

Dasar pria kaku aneh!

Nick menjentikkan jarinya di depan Bianca, dan berusaha mengembalikan kesadaran nona manja yang suka merepotkan itu. Sepertinya wanita di hadapan Nick tersebut otaknya sedang terbang dan berkelana ke negeri antah berantah.

Tatapan matanya kosong dan bibirnya melongo, hingga mungkin seekor lalat tidak akan segan-segan masuk ke bibir Bianca yang setengah terbuka tersebut.

Sama sekali bukan tipe wanita yang elegant!

"Kenapa pagi-pagi sudah menggebrak meja? Kau mengganggu mimpi indahku," protes Bianca seraya mencebik.

"Pagi? Ini sudah jam sepuluh, Nona Bianca yang manja dan merepotkan!" Sergah Nick merasa geram.

"Aku belum tuli, Nick! Jangan berteriak-teriak begitu!" Bianca menggosok telinganya yang terasa berdenging karena teriakan Nick yang tidak merdu.

"Bangun!" Perintah Nick tegas dan sedikit galak.

"Bangun kemana? Kakiku belum sembuh," keluh Bianca yang ganti memasang raut wajah memelas.

"Kemana saja terserah! Aku mau membersihkan tempat tidur ini, karena nanti malam aku mau tidur di sini," ucap Nick seakan tak peduli.

Bianca lagi-lagi mengerucutkan bibirnya pertanda tidak terima.

"Tega!"

"Aku harus tidur dimana nanti malam?"

"Aku akan mendirikan tenda untukmu di halaman belakang rumahku. Atau kau bisa berbaring di atas hammock jika cuaca malam ini cerah," Nick memberikan solusi.

"Bagaimana kalau aku dimakan hiu atau harimau?" Raut wajah Bianca mendadak jadi pucat pasi.

Nick tergelak.

"Mana ada hiu di darat, Nona Bianca? Apa kau selalu tidur saat pelajaran biologi?" Ejek Nick yang masih saja tergelak.

"Aku belum bisa bangun, Nick! Tolong kasihanilah aku," Bianca kembali memasang raut wajah memelas dan merengek pada Nick.

"Bangun sendiri! Dasar manja!" Nick masih bersedekap dan belum beranjak dari tempatnya.

"Apa kau selalu kejam dan galak pada semua wanita yang kau temui?" Tanya Bianca bersungut-sungut.

"Hanya pada wanita yang manja, cerewet, dan merepotkan," jawab Nick memutar bola matanya.

"Aku tidak mungkin merepotkanmu jika kakiku tidak terluka!" Sergah Bianca mencari pembenaran.

"Tidak usah banyak alasan! Cepat turun dari kasurku!" Perintah Nick galak.

"Bagaimana kalau kita berbagi kasur malam ini? Aku lihat kasurmu cukup luas untuk kita berdua." Bianca mengajukan penawaran.

"Tidak!!" Jawab Nick cepat dan tegas.

Berbagi kasur?

Yang benar saja.

Nick akan muntah-muntah semalaman jika harus tidur di samping Bee asing ini. Kecuali kalau Bee yang ini adalah Bellinda mungkin akan lain ceritanya.

Bellinda sudah menjadi istri Devan, Nick!

Tidak bisakah kau melupakan nona direktur cengeng itu?

Nick merutuki semua pikirannya tentang Bellinda.

Kruuk kruuuk!

Tiba-tiba terdengar suara aneh dari arah Bianca.

Nick mengernyitkan kedua alisnya.

"Aku lapar, Nick. Boleh aku minta makan sekarang?" Cengir Bianca sedikit merayu pada Nick.

"Makanan ada di dapur. Ambil sendiri dan jangan manja!" Sahut Nick masih ketus.

"Galak sekali!" Gumam Bianca yang kembali memanyunkan bibirnya karena kesal.

Bianca turun dari kasur Nick dengan hati-hati. Wanita itu berpegangan pada tembok dan berjalan dengan tertatih-tatih.

"Kau itu harus banyak gerak. Agar kakimu tidak kaku dan cepat bisa berjalan," tukas Nick yang kini bersedekap dan hanya menatap pada Bianca yang masih berjalan tertatih-tatih.

Pria itu seperti tidak ada niat sama sekali untuk membantu Bianca. Benar-benar pria kaku dan tidak peka.

Pantas saja dia betah hidup sendirian di pulau terpencil ini. Mungkin pria ini juga akan menjadi jomblo abadi jika sikapnya sekaku ini pada para wanita.

"Nick!" Bianca sudah hampir mencapai pintu kamar.

Dan Nick sudah berpindah ke dekat kasur dan mulai melucuti sprei serta sarung bantal.

"Apa?" Sahut Nick tanpa menoleh ke arah Bianca. Pria itu tetap melanjutkan kegiatannya.

"Apa tidak ada satupun barangku yang bisa diselamatkan dari dalam pesawat?" Tanya Bianca masih saja berharap.

Sejujurnya Bianca merasa risih sekarang karena belum mengganti baju dalamnya sejak kemarin.

"Apa kopermu anti api?" Nick malah ganti bertanya.

Bianca tak menjawab dan hanya mengendikkan bahu.

"Kau bisa memeriksanya sendiri kalau merasa ragu," imbuh Nick lagi yang kini sudah selesai mengganti sprei kasurnya. Pria itu membawa gumpalan sprei dan selimut keluar dari kamar.

Bianca masih berjalan tertatih-tatih menuju ke arah dapur Nick yang tidak terlalu luas. Wanita itu segera menarik nafas lega setelah berhasil duduk di salah satu kursi yang ada di dapur.

Bianca membuka tudung saji di hadapannya untuk melihat makanan apa yang dimasak Nick pagi ini.

"Sayuran rebus lagi?" Bianca menggeram frustasi.

Padahal tadi malam ada ikan gorengnya. Kenapa pagi ini hanya nasi dan sayuran rebus?

Kejam sekali pria bernama Nick itu. Setiap hari memberi makan Bianca sayuran rebus terus. Memangnya Bianca sedang diet?

"Bangun pagi kalau mau sarapan enak!" Ucap Nick seakan sedang menyindir Bianca.

"Tidak bisakah kau masak yang lain untukku? Aku tidak mau makan makanan ini, Nick!" Bianca kembali memasang raut wajah memelas.

Nick sampai jengah melihatnya. Apa seumur hidup nona ini hanya suka merengek dan memerintah?

"Itu kulkas, itu kompor, dan itu dapur dengan semua peralatannya. Kau ingin makan yang lain? Berusahalah!" Sinis Nick yang sudah berlalu dan keluar dari dapur.

"Bagaimana aku bisa memasak jika berdiri saja aku sudah kepayahan?" Teriak Bianca frustasi entah pada siapa.

"Dasar pria kaku!" Bianca menggigit wortel rebus di hadapannya dalam satu gigitan besar.

"Pria aneh!" Menggigit lagi kentang rebus dengan berantakan.

"Tidak peka!"

"Menyebalkan!"

"Membuat kesal!"

Bergantian Bianca menggigit sayuran rebus tersebut dengan penuh emosi hingga tak ada yang tersisa sedikitpun.

Bianca sedang kelaparan, jadi jangan salahkan Bianca jika semua makanan yang ada di meja sekarang ludes tanpa sisa.

"Bilang tidak mau tapi habis semua?" Cibir Nick yang sudah kembali ke dalam dapur.

Bianca memutar bola matanya.

"Aku lapar! Masih bagus piring dan meja makanmu tidak ikut aku makan," ketus Bianca yang kini sudah beranjak dari duduknya.

Wanita itu kembali berjalan dengan tertatih-tatih keluar dari dapur.

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir.

Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.

Terpopuler

Comments

oh_nananana

oh_nananana

sayur rebus juga gpp tinggal bikin sambel tambah krupuk udh enak

2021-07-14

1

Arnie Srie

Arnie Srie

nick pola hidup sehat ya

2021-06-16

1

Adinda Kinanty

Adinda Kinanty

habis nangis bc bee sekarang ke
hibur ma bianca thoor maksih dah ngehibur aku

2021-06-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!