WANITA ANEH

Setelah terseok-seok berjalan menuju ke tempat tidur Nick, Bianca akhirnya bisa menarik nafas panjang dan mengistirahatkan kakinya yang berdenyut sakit.

Pelan-pelan, Bianca mengangkat kakinya yang kini bengkak dan membiru ke atas ranjang.

Ya ampun!

Sakit sekali!

Bianca meringis berulang kali menahan rasa sakit yang luar biasa tersebut. Susah payah wanita itu meraih kotak P3K yang tadi diletakkan oleh Nick. Dan sekarang Bianca bingung harus mengobati kakinya memakai apa?

Oh, ayolah!

Bianca seorang desainer dan bukan dokter. Bianca mana tahu tata cara mengobati luka bengkak dan memar seperti yang ia alami sekarang.

Dasar bodoh!

Bianca menggerutu sebal.

Belum lagi saat mengingat sikap Nick yang seolah tak peduli kepadanya. Rasa sebal di hati Bianca menjadi berkali-kali lipat.

Tapi Bianca memang bukan siapa-siapanya Nick jadi wajar jika pria itu tak peduli kepadanya. Masih bagus Nick mau menampung Bianca di gubuk mewahnya ini.

Tapi Bianca masih penasaran, kenapa ada gubug mewah di tengah pulau terpencil? Apa yang dilakukan Nick sendirian di pulau ini?

Tersesat?

Lari dari sesuatu?

Bersembunyi?

Haaaaa?!

Jangan-jangan Nick seorang buronan interpol yang sedang bersembunyi di pulau ini?

"Bee!" Teguran dari Nick membuyarkan lamunan Bianca.

"Apa?" Bianca melongo ke arah Nick.

"Makananmu," ucap Nick seraya menyodorkan sepiring nasi dengan sayuran rebus dan sepotong ikan goreng.

"Terimakasih," ucap Bianca yang kembali meringis menahan sakit di kakinya yang terasa berdenyut-denyut.

"Jadi kakimu patah atau hanya terkilir?" Tanya Nick yang kini berdiri bersedekap di samping tempat tidur, sedikit jauh. Pria itu menunjuk kaki Bianca dengan dagunya.

"Aku tidak tahu! Aku desainer dan bukan dokter!" Sahut Bianca ketus sebelum menyuapkan nasi dalam satu suapan besar.

Sama sekali tidak elegant.

Mengaku desainer tapi kelakuan bak preman.

Nick hanya berdecak tak percaya.

"Aku sedang lapar, dan aku rasa aku tak perlu menjaga etika makan di depan pria aneh sepertimu," tukas Bianca lagi yang seolah paham dengan arti dari decakan Nick barusan.

Nick hanya mengendikkan bahu dan hendak keluar dari dalam kamar.

"Nick!" Panggil Bianca yang langsung membuat Nick berbalik dan tak jadi keluar.

"Apa lagi?"

"Tidak bisakah kau sedikit peka dan memeriksa kakiku? Aku akan terkena infeksi jika luka di kakiku tak kunjung diobati!" Cerocos Bianca yang lebih terdengar sebagai ungkapan keputusasaan.

"Tidak bisa!" Jawab Nick tegas dan lantang.

"Aku tidak bisa menyentuhmu, jadi obati sendiri lukamu. Aku sudah membawakanmu kotak P3K," imbuh Nick lagi tanpa raut bersalah sedikitpun di wajahnya.

"Aku tidak tahu bagaimana caranya mengobati luka sialan ini!" Bianca menggeram frustasi.

Wanita itu menggigit ikan gorengnya dengan sangat kuat seolah sedang meluapkan emosi di dadanya. Ikan terlepas dari genggaman Bianca dan jatuh di lantai.

"Ya ampun, Bee!" Geram Nick menahan emosinya.

"Tidak bisakah kau makan dengan elegant? Kau itu seorang wanita dan bukan preman!" Gerutu Nick yang kini mulai membersihkan sisa makanan Bianca yang cukup berantakan.

Nick sudah keluar dari kamar membawa piring kotor dan Bianca kembali harus menggerutu dalam hati melihat semua sikap kaku Nick.

Tak berselang lama, Nick masuk kembali ke dalam kamar membawa semangkuk air dan sebuah handuk kecil.

"Bersihkan dulu kakimu itu dengan air ini, lalu aku akan memandumu bagaimana cara mengobatinya," tutur Nick seraya meletakkan mangkuk berisi air di meja kecil di samping tempat tidur.

"Tidak bisakah kau yang melakukannya? Aku akan sangat berterima kasih jika kau mau menolongku sekarang," wajah Bianca sudah berubah memelas.

"Sudah kubilang aku tidak bisa! Tolong pahami kondisiku!" Sergah Nick emosi.

Bianca melongo karena tidak paham dengan maksud dari kata 'tidak bisa' yang dilontarkan oleh Nick.

"Apa kau punya penyakit kulit yang membuatmu tidak bisa menyentuh orang lain?" Tanya Bianca menebak-nebak.

"Anggap saja begitu," sahut Nick malas.

"Apa itu artinya aku juga akan tertular penyakitmu karena sekarang aku berbaring di atas tempat tidurmu?" Bianca terlihat khawatir.

Nick menggeram kesal.

"Penyakitku tidak semengerikan itu, Bee! Jadi berhentilah bersikap lebay begitu!"

"Tadi kau sendiri yang bilang kalau kau punya penyakit yang harus kupahami. Membingungkan sekali," gumam Bianca tak mengerti.

Nick mengambil bangku kecil untuk duduk dan pria itu mengambil posisi sedikit jauh dari tempat tidur.

"Jadi, aku harus bagaimana?" Bianca sudah meraih handuk kecil yang tadi dibawakan oleh Nick.

"Bersihkan lukamu dengan air dan handuk itu!" Ujar Nick memberikan komando.

Bianca segera melakukan apa yang diperintahkan oleh Nick. Wanita itu hanya diam, sambil sesekali meringis menahan perih dan nyeri di kakinya.

"Rasa sakitnya bagaimana?" Tanya Nick yang masih menebak-nebak kondisi kaki Bianca.

"Sakit sekali. Perih dan nyeri. Pokoknya sakit," jawab Bellinda tak tahu harus menjelaskan bagaimana rasa sakit yang kini ia rasakan. Bianca bukan wanita yang pandai merangkai kalimat deskriptif.

"Iya sakitnya bagaimana? Apa kau merasa ada yang patah? Atau hanya sekedar sakit?" Tanya Nick lebih menyelidik.

Ck!

"Aku tidak tahu rasanya kaki patah seperti apa karena kakiku belum pernah patah. Yang jelas sekarang kakiku sakit sekali seperti habis terjepit besi," jawab Bianca bersungut-sungut.

"Kakimu memang habis terjepit besi tadi," tukas Nick memasang raut wajah datar.

"Jadi harus aku apakan sekarang kaki sialan ini agar tidak terasa sakit?" Sergah Bianca emosi.

"Lepaskan saja kakimu kalau begitu. Pasti tidak akan terasa sakit lagi," Nick sedikit berkelakar.

"Kau menyuruhku melakukan amputasi? Apa kau mau membuatku menjadi wanita yang cacat?" Sergah Bianca yang kembali bersungut-sungut.

Nick bangkit dari duduknya setelah menarik nafas panjang berulang kali.

Pria itu meletakkan handuk di atas kaki Bianca, sebelum menyentuh dan memeriksanya.

"Auuuuuw!" Bianca menjerit kesakitan saat Nick menekan satu bagian kakinya yang ada di dekat pergelangan.

"Hanya memar, sedikit lecet dan terkilir," gumam Nick yang kini meraih cairan betadine dan bungkusan kapas.

"Obati yang lecet itu memakai cairan ini! Aku akan mengambil es batu," titah Nick sebelum berlalu keluar dari kamar.

Bianca hanya cemberut dan segera meraih satu kapas, meneteskan cairan betadine, lalu mulai mengobati luka di kakinya dengan hati-hati.

Nick sudah kembali membawa kantung es batu di tangannya.

"Ini!" Nick menyodorkan kantung es batu pada Bianca.

Bianca menerimanya masih dengan wajah yang masam merengut.

"Cukup di taruh di atas yang bengkak atau bagaimana?" Bianca masih tak paham.

"Letakkan di bagian yang sakit agar tidak semakin bengkak!" Jawab Nick memberi arahan.

"Aku mengantuk dan aku akan tidur sekarang. Dan aku paling tidak suka jika ada yang mengganggu atau berisik saat aku tidur!" Nick menunjuk ke arah Bianca.

"Jadi jangan berisik malam ini!" Pesan Nick memperingatkan.

Pria itu sudah berbalik dan hendak keluar. Saat tiba-tiba Bianca ingat pada sang pilot pesawat yang pagi ini mengantarnya.

"Nick!" Panggil Bianca lantang.

Nick hanya berbalik dan mengerutkan alisnya tanpa berucap sepatah katapun.

"Apa kau tahu dimana pilot pesawat yang bersamaku siang tadi?" Tanya Bianca sedikit ragu.

"Sudah meninggal," jawab Nick datar.

"Apa?!" Pekik Bianca menampilkan raut wajah tak percaya.

"Lebay sekali. Apa dia pacarmu?" Tebak Nick sedikit heran.

Bianca menggeleng cepat.

"Aku bahkan tidak mengenalnya sebelum menyewa pesawatnya," cengir Bianca yang baru sadar kalau reaksinya barusan memang terlalu lebay.

"Bagaimana dengan barang-barangku? Kau berhasil menyelamatkannya?" Cecar Bianca lagi sedikit berharap.

"Sudah hangus terbakar," jawab Nick seraya mengendikkan bahunya.

"Bagaimana bisa?" Sergah Bianca seolah tidak terima.

"Pesawat yang kau sewa itu meledak dan terbakar, sesaat setelah aku mengeluarkanmu dari dalam sana! Jadi cukup berterimakasih saja dan tidak perlu mengeluh!" Balas Nick tak kalah ketus.

Bianca kembali memanyunkan bibirnya.

"Aku tidak punya baju dan barang apapun sekarang. Bagaimana aku akan hidup?" Bianca menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangan dan mulai menangis sesenggukan.

Nick hanya memutar bola matanya dan memilih untuk segera meninggalkan wanita lebay tersebut.

Dasar wanita aneh!

.

.

.

Lha kamu sendiri aneh nggak, Nick?

Terima kasih yang sudah mampir.

Dukung othor dengan like dan komen di bab ini .

Terpopuler

Comments

tursina anriasi

tursina anriasi

lnjut

2022-01-26

0

Siti Sumi

Siti Sumi

bener bener nya si nick🤣🤣🤣🤣

2022-01-25

0

alvalest

alvalest

dkirim jdoh am othor ko gt nick...

2021-09-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!