Arumi Sibuk membantu Bundanya di Toko, walaupun Toko kue bundanya ini sederhana tapi sudah banyak pelanggan yang selalu memesan kue di tempat ini seperti Hari ini, ada pelanggan yang memesan 20 box jadilah iya ikut turun tangan mengemas kue - kue itu ke dalam box.
"Bund' Gimana caranya Rumi membawa kue - kue sebanyak ini" Tanya Arumi setelah selesai mengemas.
"Lah Bundakan nggak bilang kamu yang nganter. Orangnya nanti jemput sendiri"
"Ooooooooo gitu hehehe kan biasanya bunda nyuruh Rumi"
"Udah Sana beresin Dapur ibu mau Hubungi dulu ke yang memesan"
Rumi Membereskan segala kerusuhan yang sudah terjadi di dapur, walaupun ada 2 karyawan ibunya yang membantu tapi itu tidak membuat Arumi berpangku tangan,
Dari kecil ia diajarkan untuk mandiri.
Bundanya selalu mengatakan jika kita bisa melakukannya kenapa mesti membebani orang lain kecuali jika kita sudah tidak bisa barulah kita meminta tolong itupun dengan sopan tanpa menyuruh.
Di sisi Lain Rahesa masih sibuk di kantor, telpon genggamnya berdering, ia menoleh kearah benda persegi Empat itu melihat siapa yang sedang menghubunginya.
"Hallo" ucap Rahesa saat tau Mamanya yang menelpon.
"Sa' kamu belum pulang"
"Belum, Emang ada Apa"
"Hemm Mama mau minta Tolong buat ambil kue pesenan Mama"
"Suru Supir saja, aku masih banyak kerjaan kemungkinan lembur"
"Supir Lagi menjemput Papa di bandara"
"Oke nanti Biar Pras yang mengambilnya, Berikan saja Alamatnya"
"Mama akan mengirimkan alamatnya melalui pesan"
Setelah Menerima Pesan dari Mamanya, Rahesa memanggil Asisten pribadinya.
"Pras keruanganku sekarang"
"Baik Pak"
tok...tok...tok...
"Masuk" Ucap Rahesa karena tau siapa yang mengetuk pintu.
"Permisi Pak', Apa bapak butuh sesuatu"
"Aku sudah mengirimkan Sebuah Alamat Pergilah ke Alamat itu dan ambil pesanan Mama kemudian antar ke rumah besar"
"Itu saja Pak"
"Hemm"
"Baik Pak kalau begitu saya Permisi"
sepeninggal asistennya, Rahesa Terdiam ia membalikkan kursinya menghadap kearah Jendela Kaca lebar yang memperlihatkan suasana kota. Dalam Benaknya Sampai Kapan ia akan bersikap Dingin kepada Wanita yang telah melahirkannya itu. Semuanya terjadi Saat Usianya baru menginjak 7 tahun sebagai pewaris tunggal kerajaan Bisnis keluarga ia di paksa untuk terus belajar, masa kanak-kanaknya ia lewati dengan hanya belajar. ia tidak Tahu Rasanya bermain dengan teman-teman sebayanya. Sebenarnya ia tidak pernah menyalahkan Mamanya Hanya saja Hatinya sudah membeku dengan Yang namanya kasih sayang.
Rahesa berdiri dari kursi kebesarannya berjalan mendekati jendela pandangannya jauh menerawang ke masa kecilnya dulu.
Saat itu ia di hukum karena tidak mematuhi perintah ayahnya, ia tidak boleh di beri makan apapun, Ayahnya mengatakan Siapa Saja yang memberinya makan akan mendapatkan hukuman juga.
Mamanya hanya menangis tidak bisa berbuat apa-apa. ia juga takut kepada Suaminya itu. Rahesa kecil berangkat ke sekolah dengan perut keroncongan. saat Bel istirahat berbunyi ia duduk di taman sekolah sambil memegangi perutnya yang lapar. Tiba - tiba saja ada seorang anak kecil menyodorkan sebungkus Roti ke padanya.
Dengan suara cadelnya anak perempuan itu menawarkan Rotinya kepada Rahesa kecil namun di tolaknya.
"Tidak terima kasih"
Akan tetapi Anak kecil itu tidak putus asa dia membuka bungkus Roti itu dan membaginya menjadi dua.
"Ni cetenga buat Kakak cetenga buat Lumi, ayo kakak makan ini buatan Bunda Lumi"
Rahesa kecil menatap mata gadis kecil itu. ia merasa gadis kecil itu Tulus akhirnya ia menerima sepotong roti itu. setiap hari saat jam istirahat adik kecil itu datang menemuinya memberikan sebungkus Roti dan segelas air mineral hingga satu Minggu berlalu adik kecil itu tidak muncul lagi.
setiap hari dia menunggu gadis kecil itu di tempat yang sama tetapi tak kunjung muncul. ia berniat memberikan hadiah karena sudah berbaik hati memberikan Roti kepadanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Yuni Verro
ututu cinta masa kecl
2023-05-02
1
Ros
oh... sweeetttt.....
2021-10-25
1
Nurul Ain Balqis
Lanjut
2021-03-25
1