Bukanya merasa menyesal, takut atau bersalah karena sudah menyiksaku sedemikian rupa keduanya malah seolah acuh. Mamah dan Kak Sharen terus tertawa seperti orang kehilangan kewarasannya, mereka ini apa sudah kerasukan sih.
Sesekali bahkan mereka mendesah penuh hasrat membayangkan bisa segera memiliki semua harta keluarga kami. Apa harta sudah menjadi rangsangan tersendiri bagi dua orang ini! Menjengkelkan sekali!
Baru aku mau membalas sikap mereka, dengan kasar Kak Sharen kemudian melayangkan tangannya menampar pipi kiriku. Ah! Ingin sekali ku keluarkan jurus Taekwondo yang kupelajari di kampus. Ah!!!!Tahan Lea tahan…. Tahan demi papah dan tahan demi harga diri mamah…. Tahan…
“Dasar lemah! Bocah bodoh! Untuk apa kamu belajar bela diri kalau tidak pernah bisa membela dirimu! Ternyata bualan orang tua itu tidaklah benar, kamu tidak berguna sama sekali! Berprestasi, kuat, pintar, calon dokter apanya???"
Plak ! Plak! Dua kali lagi dialamatkan tamparan kencang ke pipi-pipiku. Benar-benar ya mereka cari mati! Kalau aku tidak ingat harga diri papah, sudah kupatahkan tulang leher mereka berdua!
“Hentikan! Kalian sudah kelewat batas wahai mamah dan kakak tiri! Merencanakan sabotase warisan dan perusahaan milikku saja itu sudah keterlaluan. Sekarang apa lagi ini? Pernikahan? Jebakan apa lagi sih yang ada diotak kotor kalian! Aku bisa melakukan tuntutan atas semua perbuatan licik kalian! Kamu pikir aku takut? Selama ini aku diam karena aku menghargai kedudukan kalian dan aku masih menjunjung sopan santun pada orang tua. Tapi ternyata kalian sama sekali tidak bisa dikasihani” Aku menampar balik wajah Kak Sharen dengan sekali pukul, ia terjerembab ke sofa. Ha? Gitu saja sudah tumbang? Belum-belum bisa remuk wajah penuh perawatanmu itu!
“Hah! Ternyata bocah ini sudah berani melawan mah. Kamu pikir ini akan menyakitiku? Tidak sama sekali! Rahasia yang belum kau ketahui itu akan lebih menyakitkan untukmu!!” Kak Sharen bangkit, mengunci kedua tanganku membiarkan mamah menamparku berkali-kali.
“Kamu mau tahu bocah kecil? Hah!!!!” Belum puas, mamah menjambak rambutku seperti menarik seekor kambing, membuatku terduduk di sofa ruang tamu bak narapidana.
“Penyiksaanmu dirumah ini akan segera berakhir. Apa kamu senang? Kamu akan di jodohkan dengan anak dari rekan bisnis papah mu sendiri. Itu ide papah mu lho, bukan ide kami. Yahhh, kami hanya akan menyempurnakan dan merubahkan sedikit. Walaaa! Ibu peri beraksi”
“Apa mah? Tidak! Papah mengatakan bahwa puteri tertua dirumah yang akan dijodohkan dengan Presdir Dean! Aku masih 20 tahun dan aku masih kuliah! Papah sama sekali tidak pernah memintaku menikah muda. Kak Sharen lah yang harusnya menikahi lelaki itu!”
“Aku tidak sudi menikah dengannya, meski dia kaya raya tetapi aku dengar dia memiliki kebiasaan buruk! Dingin dengan wanita, tidak mau disentuh dan dia itu gila! Aku mana mau kesulitan dengan menikahi dia. Toh, kalau kamu sudah menikah dengannya, aku yang akan mengambil alih harta warisanmu! Dan papah kesayanganmu akan segera pergi ke surga!”
Astaga! Membayangkan papah yang akan meninggalkan ku saja aku sudah khawatir. Mulut mereka memang semakin pedas saja tiap harinya!
“Aku tidak mau! Kamu saja yang menikah dengan dia, biarkan dirimu berguna wahai kakak tiri! Kenapa kerjamu hanya menghambur-hamburkan uang papah saja? Pergilah menikah dengan pria berkelas agar kau juga naik kelas!” Sengit sekali aku!
“Memangnya siapa yang meminta mu memilih hah!” Mamah menjambak rambutku lebih keras, membuatku meringis kesakitan.
“Ahhh sudah hentikan mah… hentikan! Kalau papah turun dan melihat yang kalian lakukan, dia akan marah!”
“Papahmu sedang bersiap menyambut Presdir Dean, 15 menit lagi pasti calon suami mu akan datang. Bersikap lah yang baik dan bersiap-siaplah keluar dari rumah ini! Bersiap-siaplah melihat hartamu aku kuras untuk kesenanganku! Hahahahahahaha” Ujar Sharen sembari mengekor sikap mamah, menjambak rambutku! Pengecut! Beraninya main keroyokan!
Ah! Jika aku tidak ingat pesan almarhumah mamah untuk tidak membalas perbuatan jahat seseorang. Maka sudah kucabik-cabik kedua orang sialan ini! aku hanya kasian pada papah kalau sampai serangan jantung melihat istri dan anaknya ku babat. Tapi apa ini? menikah? Menikah dengan Dean? Dean pemilik Pronto Company, Sanders Group? Yang memiliki separuh kekayaan negeri ini? apa lagi kegilaan ini??
“Mah, agaknya kita harus menyiksa gadis ini untuk terakhir kalinya. Bukankah sejak umurnya 10 tahun kita sudah melakukannya dan dia masih baik-baik saja? Aku agaknya akan merindukan masa-masa menyiram anak ini air dingin, menguncinya di gudang karena dia takut gelap atau mencampur buburnya dengan udang, karena dia alergi hahahahaha.” Sharen cekikikan dengan ekspresi membunuh, hiihhh!! Apa orang ini sudah benar-benar menjadi pysco?!
“Setuju sekali, mari selepas acara perjodohan ini kita siksa anak ini lebih keras. Mamah juga akan merindukan masa-masa memukulinya.”
Benar! Benar! Benar-benar itulah yang aku dapatkan selama hampir 11 tahun belakangan ini ketika papah memutuskan menikah dengan Tante Ika. Aku kira pernikahan indah papah dan Tante Ika akan membuat aku menemukan sosok pengganti mamah yang lembut dan bijak. Tapi apa? Hidup bahagia? Itu hanya dalam mimpi saja, kisahku itu bak neraka dunia.
Hidupku tidak lebih seperti upik abu, mereka menyiksaku, meng-hardikku, berpura-pura baik didepan papah, menghancurkan foto-foto mamah. Mereka sudah seperti iblis! Dan semakin menjadi bagai iblis ketika mereka tahu 90% kekayaan papah diwariskan padaku dan akan cair saat usiaku 22 tahun. Mereka semakin menekanku! Membuatku gila! Dan apa aku diam saja? Tentu tidak, seringkali aku melawan! Tetapi saat aku melawan, saat itulah mereka akan menyakiti papah.
Papah memiliki riwayat asam lambung akut, mereka akan mencampurkan makanan-makanan buruk pada menu papah. Melihat beliau sakit saja seperti membunuhku, maka biarlah aku menanggung semuanya tanpa papah tahu. Tapi apa ini sekarang? Pernikahan? Ya Tuhan, apa lagi kejutan yang akan Engkau alamatkan pada manusia kecil ini?
“Catalea, Sharen….” Papah menuruni anak tangga dengan wajah sumringah bersama tuxedo abu-abu favoritnya, pemberian almarhumah mamah.
“Apa kalian tidak bersiap-siap? Presdir Dean akan datang, kalian harus tampil cantik. Aku sudah merawatmu dengan baik, maka tunjukan kesopanan dan kecantikan kalian..” Kak Sharen melenggang pergi dengan mengacungkan jempol pada papah, sedang aku ikut mengekor menuju kamar.
“Baik pah, aku akan bersiap. Papah makanlah terlebih dahulu…”
“Tidak Lea sayang… Kita akan makan malam bersama dengan Presdir Dean dan ayahnya. Aku sudah menahan diri agar tidak makan sebelum ini.” Bak bidadari, secepat kilat mamah menyambar lengan papah dan menuntunnya keruang tamu. Dasar bunglon!
Malam itu perasaan takut, marah, kecewa bersatu dalam langkah kakiku. Tapi tanpa aku ketahui ada sepasang mata dan telinga yang sedari tadi mendengar juga melihat tingkah kami bertiga. Dean Jonah Anggara bersama sekretaris pribadinya yang setia, merekam semua tindakan tak terpuji dari balik jendela ruang depan rumah kami.
°°°
Dean menyeringai tak tertebak, ia berpikir bahwa ini adalah malam yang menarik. Ia menemukan gadis yang menggelitik relung hatinya. Lea! Tunggu saja, kamu akan masuk masuk ke lubang lebih dalam bersama ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Aries_01
adehh Lea pake lah ilmu bela diri yg kamu pelajari ituu, amu aja d siksa siksa 🤦🏻♀️
2021-03-12
1
Susana
serem...
2021-03-09
1
rutia ningsih
kok banyak adengan kekerasan thorrr
2021-03-04
1