Ep. 4 Seperti di Sambar Petir

***

(Flasback hari pertemuan- hari perjodohan)

Aku mengenakan gaun panjang berwarna merah muda dengan potongan lengan menutupi siku milik mendiang mamah, inilah gaun satu-satuku. Aku tidak memakai makeup tebal sama sekali, hanya menyanggul rambut sekenanya karena ya aku pikir ini adalah malam Kak Sharen. Untuk apa aku bertingkah sok cantik, nanti aku dikira ingin menggoda calon suaminya lagi. Bisa berabe!

Soal perjodohan yang akan dialamatkan padaku aku yakin itu hanya gurauan mereka saja, papah tidak mungkin setuju. Bulan depan aku baru akan mengambil uji magangku, papah tidak mungkin tega menghancurkan impianku untuk berkuliah dan mengambil spesialis. Tidak mungkin! Aku mengibaskan kepala ke kanan dan ke kiri.

“Fokus Lea. Ini adalah malam perjodohan Kak Sharen dan ini mungkin bisa menjadi malam yang indah. Siapa tahu rumah ini akan menjadi damai jika tidak ada Kak Sharen didalamnya?”

Hmm… tapi kudengar Presdir Dean itu tampan, gagah, pintar, tekun bekerja dan sangat loyal terhadap karyawannya. Kalau memang begitu apakah ia tidak memiliki kekasih hati? Mengapa ia mau dijodohkan? Ah benar-benar tetua keluarga itu ada saja idenya. Masa di era milenial seperti ini konsep perjodohan masih dilaksanakan sih? Bagaimana kalau objek perjodohannya menolak? Huuh!

“Heh bocah!!! Cepat keluar ayo!” Suara Kak Sharen menggema dari pintu kamar, menganggetkan lamunanku.

Sayup-sayup saat melangkah menuju ruang tamu, terdengar suara mamah yang cekikikan tapi tidak disusul tawa lainnya. Sepertinya ia tengah menyombongkan anak kesayangannya yang cantik itu, hah memuakan. Langkahku mematung ketika kedua bola mata berwarna biru ke abu-abuan itu menyapu mataku. Deg!

Benarkah ini yang namanya Dean Sanders? Penerus utama sekaligus pemilik penuh Pronto Company? Bentuk matanya sungguh indah. Matanya tidak sipit, tetapi tidak terlalu belo mereka terpatri indah disana dengan bulu mata lentik yang tak kalah badai.

Wow! Apa dia manusia? Hidungnya lancip dan tegas, rahangnya mencuat menambah wibawa, cuping telinganya indah, rambut lurus berwarna coklat dengan bahu bidang sungguh tidak masuk akal.

Wajahnya bersih seperti model kosmetik Korea, meski wajahnya bersih tapi kulitnya tidak putih pucat. Tubuhnya aku perkirakan mungkin setinggi 188 cm? kulitnya bersih meski tidak terlalu putih seperti di gambar google,tapi benarkah dia manusia??

Ah apa sih aku! Malah merinci penampilan calon kakak iparku! Apa aku gila?? Aku tidak boleh berpikir kotor seperti ini. Tatapan kami bertaut selama beberapa detik, sebelum akhirnya papah berdehem dan mempersilahkan aku duduk dan bergabung dalam pembahasan. Kini aku bisa melihat jari-jarinya! Otot-otot dijarinya saja indah, wah benar-benar pewaris kekayaan yang sempurna. Selamat Kak Sharen!

“Jadi ini adalah anak pertama saya Tuan Dean, namanya Sharen Sajrina berusia 24 tahun dan tengah merintis pekerjaan di dunia entertainment. Kalau ini adalah Catalea Lituhayu Anjaya dia baru berusia 20 tahun dan tengah berkuliah jurusan kedokteran.”

“Kedua anak Pak Anjaya benar-benar mempesona. Nyonya Ika sudah melahirkan anak-anak yang rupawan rupanya.” Wahhh! suara lelaki ini pun tak kalah keren! pita suaranya apakah dioperasi? kenapa terdengar sangat mulus tapi juga gentle sekali?

“Ah, mereka tidak lahir dari rahim yang sama Tuan Dean. Lea adalah anak saya dari istri pertama, mereka saudara tiri. Meski tiri mereka saling menyayangi dan hidup dengan baik, hanya sayang sekarang kakaknya harus meninggalkan adik kecilnya untuk menikah.” Suara papah terdengar sedih, papah jangan menangis!

“Saudara tiri ya? Saya juga punya kakak tiri yang kini berada di luar negeri. Tenang saja Tuan Anjaya, saya memahami situasinya. Hanya saja…”

“Bagaimana Tuan Dean? Apakah anda masih kurang berkenan dengan keadaan putri-putri saya? Mungkinkah ada hal yang perlu kami benahi?”

“Jo! Coba tunjukan aset perusahaan kita dan perusahaan milik Tuan Anjaya.” Orang dingin disamping Presdir Dean itu sekretarisnya?Ahh….. tapi untuk apa berbicara bisnis ditengah-tengah perjodohan? aku belum memahami situasi ini.

“Sebelumnya saya ingin memastikan bahwa perjodohan ini memang benar amanah dari kakek dan ayah saya bukan?”

“Benar sekali. Orang tua saya dan Tuan Sanders telah merencanakan perjodohan cucu-cucu mereka dan kami juga menyetujuinya. Perjodohan ini untuk mempererat persaudaran kami dan memperlebar bisnis bersama.”

“Jika bisa dilihat perjodohan itu direncanakan ketika Light Company atau Anjaya Company masih berjaya bukan?”

“Benar sekali.” Suara papah terdengar bergetar seperti menahan kekhawatiran. Apa papah khawatir perjodohan ini akan batal dan menyulitkan perusahaannya?

“Jika melihat statistika perusahaan Tuan Anjaya yang semakin merosot, tentu saja perjodohan ini tidak akan berarti untuk bisnis perusahaan kami bukan?”

Apa sih maksud lelaki ini?! sombong sekali! Menikah itu ya menikah! perusahaan ya urusan lain dong!

“Tentu, tetapi dengan bantuan invest anda saya yakin perusahaan kami akan kembali berjaya.”

“Harus ada pembayaran setimpal untuk ini tuan…”

“Maksud pembicaraan Tuan Dean apa? Apakah Tuan Dean ini membatalkan perjodohan ini karena permasalahan bisnis?”

“Tidak. Saya tidak bermaksud demikian, saya hanya ingin mendapatkan kompensasi perjodohan yang sepadan.”

“Dengan kami yang membayar seluruh biaya pernikahan? Rumah tinggal dan sewa kapal untuk pesta? Tentu jika soal itu sudah saya fikirkan...”

“Ahh.. anda sepertinya salah paham tuan. Saya tidak menginginkan anda membiayai semua kebutuhan saya karena itu adalah tanggung jawab saya sebagai suami. Maksud saya dengan imbalan sepadan adalah saya ingin anak anda yang ini untuk menjadi istri saya. Bukan dia.”

APA?

APA?

APA?

APA?? Apa dia sudah gila? Mengapa dia menunjuk aku? bukannya Kak Sharen? Bahkan aku sama sekali tidak pernah bertegur sapa dengannya. Kan yang sudah pernah pergi berkencan dengan dia itu Kak Sharen! Nikahilah dia! Meski kamu tampan dan sempurna tapi aku tidak mau, aku tidak mau. Masa depanku masih panjang dan cerah! Aku masih memiliki senior di kampus yang kutaksir tahu! Jangan menghancurkan masa depanku dong presdir jahat!

“Apa anda yakin tuan? Anda ingin menikahi Lea anak saya? Bukan Sharen? Namun sesuai perjanjian perjodohan, anak tertua lah yang harus menerima perjodohan ini..”

“Dengan segenap hati saya, saya menginginkan anak tuan yang ini. Saya ingin menjaganya dan menjadikannya istri..” Seringai licik itu keluar dari bibir merah indahnya! Hey! Papah jangan percaya! Jangan percaya dia pasti bohong! Papah!! Jangan jebak anakmu dalam pernikahan ini!

“Believe me Tuan Anjaya, saya hanya ingin menikahi anak anda yang ini.”

Yang ini yang ini yang ini! Memangnya kamu pikir aku ini barang? aku punya nama tahu! Namaku Lea!! Lea!! Calon dokter spesialis jantung yang keren! Enak aja main tunjuk dan minta dinikahi. Sopan sedikit kenapa dasar Presdir gila!!

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***