01 - Dijebak

"Sekarang gue mau lo jelasin semuanya sama gue, apa yang udah lo lakuin sama dia !,” Desak seseorang yang tak lain adalah sahabat sekaligus asisten Shakeel.

Ia sungguh tidak habis fikir ketika Shakeel memintanya untuk membelikan satu set pakaian wanita lengkap dengan pakaian dalamnya. “Huh... Sumpah gue ga ngerti kenapa lo bisa lakuin hal sebejat ini. Karena Shakeel yang gue kenal ga mungkin melakukan hal seperti itu.” Laki-laki itu menjabak rambutnya sendiri karena tidak mengerti dengan apa yang sudah dilakukan oleh sahabatnya ini. “Ayoo lah Keel, apa yang ada dipikiran lo saat ngelakuin hal itu ? Terlebih lagi lo ngelakuin nya sama gadis yang ga tahu apa-apa. Dia sahabat lo Keel, dia juga adik nya Vanya – pacar lo. Lo sadar ga sih ?” cercahnya lagi mengomeli Shakeel habis-habisan.

Shakeel semakin pusing mendengar omelan sahabatnya itu. Pikirannya sudah sangat kacau dan sekarang ia harus mendengarkan omelan dari sahabatnya yang seakan menyudutkan dirinya.

Shakeel menghela nafasnya dengan kasar. Jujur saja semua terjadi diluar kendalinya. Shakeel juga tidak tahu kenapa dia melakukan ini. Ini bukan kemauannya karena Shakeel tidak akan mungkin melakukan hal sekotor itu apalagi pada sahabatnya sendiri. Pada kekasihnya saja, ia tidak akan melakukan itu apalagi pada gadis lain. Tapi, ini berbeda karena masalahnya dirinya dijebak oleh seseorang.

Meskipun Shakeel sendiri tidak tahu siapa yang sudah menjebak dirinya, namun ia yakin motif dibalik ini semua adalah untuk menghancurkan dirinya. Secara dia adalah seorang pewaris perusahaan besar dan seseorang yang memiliki banyak prestasi di bidang apapun. Sudah pasti ada orang yang tidak menyukai dirinya dan berusahan untuk menghancurkan nya bukan.

“Lo diem dulu. Gue tambah pusing dengar omelan lo yang udah kayak mak-mak,” jawab Shakeel.

“Ya makanya lo jelasin sama gue, jangan diam aja.” Desaknya lagi.

Huh. Rasanya Shakeel ingin sekali menendang sahabatnya ini keluar dari mobil saat ini juga, namun ia tidak bisa melakukan itu karena masih butuh bantuannya untuk menyelidiki siapa yang sudah melakukan hal ini.

“Gue sendiri ga ngerti dengan semua ini tapi-“ Shakeel menjeda kalimatnya.

“Tapi apa ?”

“Gue yakin kalau gue dijebak. Ada seseorang yang ingin menghancurkan gue dengan cara ini,” ucap Shakeel dengan yakin.

“Kenapa lo bisa seyakin itu ?”

Shakeel menceritakan sebuah kejadian yang terjadi sebelum dirinya merasa sangat bergairah dan kepanasan lalu mencari pelampiasan.

Flashback On

Shakeel tampak mengobrol dengan beberapa teman seangkatannya. Entah apa yang sedang mereka bicarakan saat ini, namun obrolan mereka terlihat santai karena diselingi dengan tawa. Sampai seseorang datang dan menawarkan sebuah minuman pada mereka.

“Hallo kawan !” Sapa orang itu terlebih dahulu. “Apa kabar ?” sambungnya.

“Hay. Cukup baik untuk mahasiswa akhir seperti kita,” Jawab orang yang mengobrol dengan Shakeel tadi.

“Hay.” Jawab Shakeel dengan dingin ketika pemuda itu melihat kearahnya. Shakeel merasa tidak mengenal orang yang menyapanya, jadi untuk apa dia bersikap sok kenal.

“Ini,” ucapnya sembari menyodorkan sebuah minuman pada Shakeel. Meskipun sedikit bingung, namun tangannya bergerak untuk mengambil minuman itu. “Tadi teman gue beli banyak minuman, terus dikasihin ke gue. Dari pada mubazir jadi gue bagiin ke kalian juga,” sambungnya sembari memberikan minuman satunya lagi pada Fahmi – orang yang mengobrol bersama Shakeel.

“Wah, kebetulan gue haus. Makasih untuk minumannya,” ucap Fahmi.

Orang itu mengangguk lalu berpamitan untuk pergi. “Hhaha... Santai bro, kalau gitu gue duluan.” Shakeel yang kebetulan juga haus pun langsung meminum minuman itu hingga tandas. Tanpa ia sadari ternyata minuman itu sudah tidak tersegel lagi, yang artinya telah dibuka dan telah dimasukkan sesuatu kedalam minuman itu.

Flashback Off

“Setelah mendengar cerita lo barusan, gue juga yakin kalau ada seseorang yang dengan sengaja memasukan sesuatu keminuman itu untuk menjebak lo,” ucap Sahabat Shakeel menyimpulkan.

“Tapi siapa ?” ucapnya lagi.

Shakeel menggelengkan kepalanya. “Gue ga tahu, tapi tujuan dia melakukan ini adalah untuk merusak reputasi gue dan ngehancurin kehidupan gue,” jawab Shakeel.

“Gue harus cari tahu siapa yang udah berani melakukan ini.”

“Lo tenang aja karena gue akan bantu lo menyelidiki ini semua.”

Shakeel tersenyum. “Makasih broo,” ucap Shakeel dengan tulus yang dibalas dengan anggukan.

“Terus apa yang akan lo lakuin setelah ini sama Varra dan juga Vanya ?”

Shakeel terdiam sejenak lalu menggedikkan bahunya. Sungguh ia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Tapi yang jelas ia tidak mau kehilangan Vanya hanya karena masalah ini.

“Gue harap lo bisa bijak dalam mengambil keputusan, karena bagaimana pun lo udah ngerusak kehidupan Varra saat ini.” Ucapnya sembari menepuk punggung Shakeel.

...-~o0o~-...

Malam telah tiba, seperti biasa mereka melakukan makan malam bersama-sama. Dengan berbagai makanan yang sudah tertata rapi dimeja makan. Semua anggota keluarga juga sudah duduk di tempat mereka masing-masing.

“Kak Arra kenapa melamun ?” Tanya Zio – adik laki-lakinya Varra dan Vanya. Bocah kecil itu rupanya sedari tadi mengamati sang kakak yang hanya diam termenung di tempat duduknya.

Varra tersenyum kikuk karena kedapatan melamun oleh sang adik. “Kamu kenapa kak ? Bunda perhatiin dari siang tadi cuma diam aja, lagi ada masalah ya ?” Tanya Zizi menimpali.

“Hhehe... Ga kok bund. Arra ga apa-apa kok, cuma lagi badmood aja hari ini, mau dapat mungkin,” Alibinya.

Zizi mengangguk paham. Mungkin putrinya benar, karena memang biasanya kalau cewek mau dapat suka badmood ga jelas gitu kan. Kadang diam-diam aja, kadang marah-marah dan kadang juga jadi suka ngemil.

“Tapi jangan sering-sering ngelamun ya kak, ga baik anak gadis suka ngelamun apalagi malam-malam gini,” peringat Tristan.

“Iya, yah,” jawab Varra.

“Lo pasti bohongkan ? Gue yakin kalau lo lagi ada masalah,” bisik Vanya ditelinga Varra.

Deg

Tiba-tiba saja jantung Varra berdetak lebih kencang. Seakan dia kedapatan mencuri atau ketahuan menyembunyikan sesuatu. Iya, meskipun sebenarnya itu benar. Entahlah mungkin karena mereka kembar, jadi mereka sama-sama bisa merasakan masalah yang sedang diamali oleh kembarannya.

“Lagi galau karena cowok ya ? atau lo habis di tolak gebetan lo ?” Tebak Vanya yang membuat Varra bernafas lega. Ia pikir, Vanya mengetahui semuanya, namun ternyata tidak.

“Apaan sih lo,” kesal Varra. Sementara Vanya hanya terkikik melihat kembarannya kesal.

 

Jangan lupa Like, Vote dan Koment yaa

Terimakasih❤

^^^06 Oktober 2021^^^

 

Terpopuler

Comments

Agustin

Agustin

Aq suka..

2021-10-07

0

Nova Yuliati

Nova Yuliati

ternyata zidan cuma jagain jodoh orang.....

2021-10-06

0

atteu

atteu

lg thor

2021-10-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!