“Naida, Jeon?”
Keduanya bersamaan mengangkat kepala, menatap sepasang kekasih baru saja menyapa mereka. Naida dan Jeon saling lempar tatapan. Raut wajah Naida sudah berubah masam, lain dengan Jeon, ia hanya menatap datar seperti biasa. Tanpa di persilahkan sepasang kekasih itu duduk di kursi kosong depan keduanya. Lihatlah, mereka terlihat seperti sedang double date.
“Hai Nai…” Naida hanya menganggukkan kepalanya pelan, tanpa berniat membalas sapaannya. “Apa kabar?” Basa basinya.
“Baik.”
“Dari mana lo?” Tanya Jeon pada keduanya.
“Gue abis jemput Sabira dari bandara. Dia baru balik dinas di Jogja.” Jawabnya dengan tenang, sesekali melirik sang mantan kekasih.
“Yaudah sana pesan makanan.” Ucapan Jeon membuat Naida ingin sekali mencangkul jantung Jeon.
Ia menurunkan satu tangannya, dengan rasa kesalnya, ia mencubit paha Jeon dengan keras sampai-sampai Jeon meringis kesakitan. Tetapi yang dapat Jeon lakukan hanya memejamkan matanya, sembari tangannya menahan tangan Naida untuk tidak meneruskan cubitan di pahanya.
“Kamu mau apa, sayang?” Pertanyaan Saga untuk Sabira membuat Naida melepas tangannya dari tangan Jeon. Namun, Jeon kembali menarik tangan Naida untuk di genggamnya erat. Menunjukkan kalau dirinya akan selalu ada untuk Naida dalam keadaan apapun. Jeon sangat tau kalau Naida belum sepenuhnya memaafkan sang mantan kekasih dan sahabatnya. Tetapi yang sudah Jeon sadari kalau Naida sudah merelakan Saga untuk Sabira.
Setelah kedatangan Saga dan Sabira, obrolan akhirnya tercipta. Itupun lebih dominan Jeon dan Saga. Naida memilih untuk diam sembari main handphonenya, sedangkan Sabira hanya menimpali obrolan Saga dan Jeon. Naida hanya sibuk main Instagram lalu keluar beralih pada twitter, kembali lagi pada Instagram, begitu terus sampai rasa bosannya hilang. Namun tetap saja ingin rasanya ia lenyap sejenak.
“Eh Nai, kata Umay semalam lo tidur di dia ya?” Tanya Sabira dengan nada akrab seperti satu tahun lalu.
Naida dan Sabira adalah sahabat dekat seperti Saga dan Jeon. Naida dan Sabira sahabat sejak SMA. Naida, Sabira dan Umayra selalu bertiga, dimana ada salah satu di antara mereka pasti ada mereka bertiga. Saat memasuki bangku kuliah, semua berubah sedikit renggang, Naida sedikit menjaga jaraknya dengan Sabira saat Naida mengetahui Sabira mengkhianatinya dengan pacaran dengan Saga yang sudah di pacarinya selama empat tahun.
Sebelum Naida mengetahui Sabira dan Saga pacaran, Naida hanya memaklumi kedekatan Saga dan Sabira. Tidak ada sedikit kecurigaannya pada keduanya. Namun semua teerbongkar, saat Naida tidak sengaja melihat kontak Saga di handphone Sabira dengan adanya emoticon love. Naida pun pernah mendengar perdebatan Saga dan Sabira di belakang gedung sekolah. Saat itu Sabira menginginkan Saga menganggapnya ada seperti Saga menganggap Naida. Naida hanya diam saat mengetahui itu. Namun akhirnya semua terbongkar jelas, saat Naida tidak sengaja melihat isi chat Umayra dan Sabira yang berisikan Umayra meminta Sabira untuk berhenti bersama Saga dan meminta Sabira menghargai Naida sebagai sahabatnya. Namun Sabira menolak dengan alasan, ia sudah terlalu nyaman dengan Saga dan tidak bisa melepas Saga hanya karena label Naida sahabat! Memang terkadang seorang teman akan bisa berkhianat jika sudah terhubung dengan perasaan.
Sudah satu jam Naida di perpustakaan hanya untuk membaca novel yang belum sempat dihabiskannya. Sebenarnya bisa saja ia meminjamnya lalu membawanya pulang. Tapi kalau di rumah, Naida akan melupakan membaca novel itu karena asyik merapikan dan membersihkan rumah. Naida memilih melewati gedung belakang dari pada harus melewati koridor. Ia tidak ingin Saga melihatnya.
Sebelumnya ia sudah mengatakan pada Saga kalau dirinya langsung pulang kerumah. Sembari berjalan, Naida mengambil kembali memasang headsetnya. Belum lagu terputar, Naida mendengar suara yang terdengar tak asing baginya dan terdengar kalau keduanya tengah berdebat.
“Kamu ngapain sih segala nungguin aku? Kamu pulang aja sana!”
“Aku tuh mau nemenin kamu futsal, Saga!”
“Aku nggak minta kamu temenin, Sabira! Kalo nanti Naida liat kamu deket aku, gimana? Aku nggak mau dia salah paham!”
“Nggak mau salah paham? Terus maksud kamu hubungan kita ini salah paham juga? Aku yang salah paham sama hubungan kita atau emang akunya aja yang di jadiin pelarian sama kamu?”
“Sabira, kita udah ngomongin ini! Udah aku bilang, kalo di kampus sikap kamu biasa aja ke aku. Jangan kamu tunjukin kalo kamu pacar aku! Di kampus ini, semuanya tau kalo aku ini pacar Naida, bukan kamu!”
Bukan jawaban yang diberikan Sabira, melainkan tangisannya. Sebesar itukah rasa sayangnya pada Saga? Naida bergumam ia saja belum pernah menangis karena Saga. Naida dan Saga memang sering berdebat seperti Sabira dan Saga, hanya saja Naida menunjukkan ia kuat.
“Saga, aku juga mau di anggap ada sama kamu! Aku mau di anggap jadi pacar kamu juga bukan kayak gini!”
“Kamu emang pacar aku juga, tapi kamu yang kedua, Sabira! Kamu sendiri yang minta jadi kedua, kenapa sekarang jadi ngeluh?”
Naida berdesis, sejahat itukah mereka padanya? Kalau saja Saga tidak membuka jalan pada Sabira untuk masuk kedalam hubungannya, mungkin saja Sabira tidak akan meminta untuk dijadikan yang kedua! Naida bingung harus menyalahkan siapa? Saga atau Sabira? Keduanya sama-sama bodoh!
“Jangan cuekin aku, Saga!”
“Aku nggak cuekin kamu, sayang. Tapi kamu liat sikon dong. Kita lagi di lingkungan kampus, bukan di tempat nongkrong aku. Lain kalo kita lagi di tempat nongkrong aku.”
“Tadi kamu nggak liat aku, apa itu bukan di cuekin?”
“Astaga anak ini! Kamu nggak liat tadi aku sama Naida? Nggak mungkin aku nyapa kamu dalam keadaan ada Naida di samping aku! Kamu jangan mempersulit, Bi!”
“Kamu nggak mau putusin Naida?”
Deg!
Sabira Mutiana
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Seha🌵
:( eh btw Saga Sabira cocok ya namany kaya bersambungan gtu:v
2021-03-04
4