Satu tahun sudah berakhirnya hubungannya dengan Saga yang selama ini terlihat baik-baik. Banyak orang yang mengenal mereka menyayangkan berakhirnya hubungan delapan tahun itu. Mereka hanya melihat apa yang mereka lihat di depa mata mereka, bukan apa yang mereka ketahui sebenarnya. Kalau saja Naida membongkar aib sang mantan, mungkin mereka akan memaki Saga, sayangnya Naida hanya mengatakan ia ingin fokus pada pekerjaannya dan tidak bisa membagi waktu antara pekerjaan dan Saga.
Selama satu tahun terakhir, Naida menjalani hidup dengan baik-baik saja. Tidak ada perubahan saat dirinya masih bersama Saga ataupun sendiri seperti saat ini. Naida merasa hubungannya selama delapan tahun hanya sebatas status tanpa ada tujuan yang lain. Naida sendiri tidak pernah menanyakan tujuan hubungannya dengan Saga, begitupun Saga.
Lain Naida, lain dengan Saga. Berakhirnya hubungannya dengan Naida ada banyak perubahan yang ia rasakan. Kalau dulu fokusnya terbagi dua, antara Naida dengan gadis di hatinya. Tetapi kini hanya ada satu gadis yang sudah menemaninya lima tahun. Empat tahun menjadi kedua dan satu tahun sudah menjadi satu-satunya. Saga sendiri tidak tau darimana Naida mengetahui kalau ia mendua. Selama ini Saga berpikir Naida memang menyayanginya seperti dirinya menyayangi Naida dan Naida tidak akan mengetahui hubungannya dengan gadis lain. Tapi nyatanya Naida sudah tau sejak awal dan Naida bersikap semua baik-baik saja. Sungguh mulia hati Naida!
“Nai, makan dimana?”
Naida yang masih mengetik di atas keyboardnya terpaksa menoleh mendapati Melody---salah satu teman dalam satu tim-nya sudah membawa kotak makan dan botol minum di tangannya.
“Duluan aja ke pantry-nya, Mel. Gue sedikit lagi selesai.” Jawabnya menunjuk layar laptop di depannya dengan dagunya.
“Oke, aku sama yang lain tunggu di pantry.”
“Hemmm…”
Selepas Melody pergi, Naida melanjutkan jarinya mengetik setiap huruf di keyboard. Belum selesai ia mengetik, sudah masuk pesan ke dalam handphonenya yang meminta dirinya menyudahi pekerjaannya.
“Makanlah, sebelum anda mati!”
Naida mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangannya. Ia tidak menemukan sosok yang baru saja mengirim pesan padanya. Darimana ia tau kalau dirinya masih bekerja. Naida tidak mempedulikan isi chat yang masuk. Lagi-lagi ia menerima pesan yang mengancam hidupnya.
“Makan atau hari ini terakhir lo kerja?!”
Naida mengebrakkan mejanya. Ia ingin menunjukkan kalau ia kesal. Lagi-lagi ia mendapat ancaman yang sama kalau dirinya selalu menunda makan siangnya atau waktu istirahatnya. Mau tak mau, terpaksa Naida menutup laptopnya. Ia mengambil kotak makan dari dalam kotak mejanya. Ia membawanya menghampiri teman-temannya yang sudah makan dan bahkan sudah ada yang hampir menyelesaikan makannya.
“Kerja keras banget lo, Nai.” Ucap Tama---salah satu teman yang sama seperti Melody.
“Iya lo kan tau, Tam, kalo gue paling males nunda-nunda kerjaan.”
“Terus sekarang kerjaan lo udah selesai?” Tanya Riyani salah satu teman yang sama dalam tim.
“Belum.” Decaknya.
“Emang sialan si serigala! Ngancam terus!”
“Aku penasaran siapa yang udah ancam kamu sampe berhasil kamu nunda kerjaan.” Ledek Melody yang baru saja menyelesaikan makannya yang masih tersisa.
“Nggak ada yang ancam, Mel.” Kesalnya.
“Nanti pulang makan yuk di stasiun?” Ajak Melody semangat.
Naida hanya diam tanpa ikut menimpali obrolan teman-temannya. Nanti malam ia sepulang kerja, ia sudah ada janji makan bersama di apartemennya dengan orang yang sudah mengancamnya. Naida hanya sesekali menatap teman-temannya yang begitu antusias untuk makan pecel ayam langganan mereka di stasiun.
“Lo bawa motor kan, Nai?” Tanya Riyani memastikan.
“Iya.” Singkatnya.
“Tuh, Mel, lo nebeng Naida aja.”
Naida mengernyit heran, “Eh, gue nggak bisa ikut. Gue udah ada janji sama temen.” Ucapnya saat mengerti maksud teman-temannya.
“Cihhh, nggak asik banget sih.” Decak Melody.
“Gue udah janjian dari dua hari lalu.” Padahal baru tadi pagi laki-laki itu mengajaknya.
“Lo tuh pergi sama siapa sih, Nai? Cowok aja nggak punya. Temen juga kehitung jari.” Ledek Tama yang memang sering menjadi tempat ceritanya.
“Yehhh! Sialan lo! Kayak lo punya cewek aja. Cewek yang lo taksir aja ada di samping lo!” Naida ikut meledek.
Tak sedikit yang tau kalau Tama memang naksir berat pada Melody. Hanya saja satu alasan yang membuat keduanya tidak dapat bersama. Melody selalu bercerita pada Naida dan Riyani kalau dirinya tidak bisa membalas kebaikan ataupun cinta Tama. Tetapi Tama terus berusaha membuktikan ketulusannya.
Baik Tama maupun Melody memilih diam kalau Naida sudah meledek. Riyani hanya dapat tertawa melihat keduanya bungkam. Memang terkadang tidak ada yang mampu membalas ledekan Naida yang membuat siapa saja bungkam dan mati gaya.
“Naida, kamu di panggil Pabos!”
Naida baru saja menutup kotak makannya. Bahkan makanan masih ada di mulutnya dan ia sedang menguyah. Ia menatap sekretaris bos-nya yang tidak pernah jauh dari sang bos. Naida mengangguk, mengiyakan ucapan sekretaris bos-nya. Naida menitipkan kotak makannya pada Riyani karena meja mereka bersebelahan. Merasa penampilannya sudah layak, ia menghela nafas berat.
“Nitip ya, Ri.”
“Hati-hati lo, Nai.” Ucap ketiga temannya.
Naida menghiraukan ucapan teman-temannya. Ia melangkah menuju ruangan yang tak jauh dari ruang divisinya. Sebelum masuk ke dalam ruang sang bos, Naida mengetuk pintu lebih dulu sampai akhirnya ia di persilahkan masuk ke dalam. Naida melangkah dengan tenang. Ia membungkukkan badannya dengan sopan.
“Bapak manggil saya?”
Sang bos menoleh kebelakang Naida, menatap pintu yang sudah tertutup rapat. Setelahnya menatap Naida dengan tatapan datarnya.
“Duduk!”
Naida pun duduk di kursi depan meja bosnya. Naida memasang wajah datar seperti biasa raut wajahnya.
“Saga ngajak makan bareng, mau nggak?”
Naida menatap sebal laki-laki di depannya, “Nggak. Bapak aja sama dia.” Tolaknya tetap mencoba sopan.
“Bapak-bapak, lo pikir gue Bapak lo!”
“Ini di kantor.”
“Cuma ada kita berdua, yang lain juga nggak akan ada yang denger.”
“Jadi informal aja nih?” Tanya Naida memastikan.
“Iya.”
“Gue nggak mau makan sama Saga, lo aja sana.” Tolaknya kasar.
“Ckkk, berani ngebantah gue lo?”
“Lo sendiri yang bilang boleh informal.”
“Tapi tetep aja lo harus sopan sama bos lo!”
“Lo manggil gue cuma mau bilang itu?” Pekiknya.
“Lo belum move on?” Pertanyaan bos-nya terdengar meledek dirinya.
Naida menatap laki-laki di depannya dengan tajam, ingin rasanya ia menjambak rambut rapi itu. Tapi ia masih ada rasa takut karena di depannya adalah bos-nya.
“Bukan urusan lo!” Naida memekik sekaligus ia berdiri dari duduknya. “Udahlah, gue keluar.” Kesalnya.
“Makan berempat, gimana?” Naida membalik tubuhnya, kembali menatap bos-nya. “Gue, lo, Saga sama Sabira!” Absennya.
“Gue nggak mau. Lo aja sana.”
“Udah setahun loh, Nai. Apa nggak ada kerinduan lo sama temen lo itu?” Laki-laki itu mencoba meruntuhkan keras kepalanya.
“Kalo lo terus-terusan maksa gue untuk makan sama mereka. Gue milih resign dari sini. Jangan lo pikir ancaman lo itu berpengaruh besar di hidup gue? Gue masih bisa kerja apa aja di luar sana. Nggak harus kerja kantoran kayak sekarang. Gue kerja di sini juga karena paksaan lo kan? Lo yang maksa gue kerja di sini. Tapi nyatanya, ada maksud tertentu.” Ungkap Naida tenang, tidak ada raut emosi di wajahnya. Hanya datar seperti biasa ia mengobrol.
“Hari ini terakhir gue kerja. Besok surat resignnya gue bawa!” Lanjutnya.
“Berani lo resign, jangan harap lo bisa dapat kerja dimanapun!”
“Gue bisa buat usaha sendiri! Gue masih punya kaki, tangan dan otak!”
Tanpa menunggu jawaban dari bos-nya Naida keluar ruangan dengan emosi yang ia tahan di dalam dirinya.
Naida adalah gadis yang sangat sulit di tebak. Raut wajahnya dingin dan datar. Tidak pernah terlihat menunjukkan bagaimana kemarahannya, bagaimana raut wajah bahagianya ataupun sedihnya. Semuanya sama, sama-sama datar tanpa adanya ekspresi.
Naida kembali duduk di kursinya. Ia kembali melanjutkan tugasnya, tugas terakhirnya. Sebelum mengerjakan, ia menoleh kearah Melody yang sudah kembali bekerja.
“Nanti jadi makan di stasiun, Mel?”
“Jadi, anak pemasaran juga ikut.” Jawab Melody, “Kenapa, kamu mau ikut?”
“Iya, gue ikut.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
ennona bee
seruu
2021-04-18
1
Seha🌵
seru bgt😢
2021-02-25
2