Tiga hari kemudian,
Suasana hati Frey Ye sejak pagi terlihat begitu bagus, bahkan dia dengan mudah memaafkan kesalahan yang tidak disengaja perbuat oleh pegawainya. Dary Wu bahkan menggaruk-garuk kepalanya melihat perilaku bos besarnya. Frey Ye yang terkenal dingin dan jarang tersenyum,terkecuali hanya saat bertemu dengan klien bisnis saja, tapi hari ini.. Frey Ye bahkan menyebar senyumannya dimana-mana. Hanya memikirkan bisa bertemu Jia nanti malam,telah membuatnya tidak bisa berhenti untuk tersenyum.
Saat malam tiba, Frey Ye bergegas menuju bar tua yang baru saja Frey Ye sadari jika bar tua tersebut bernama "Yue lai siang". Sejak berkenalan dengan Jia,Frey Ye semakin tidak keberatan berdesakkan dengan pengunjung lain yang biasanya membuatnya risih.
Jia malam itu memilih gaun glitter berwarna *nude*. Dengan topengnya yang berwarna senada dengan gaunnya,Jia terlihat memukau dengan gaun itu. Warna yang pas dengan warna kulit Jia yang putih.
"Jinny.. sebentar lagi giliranmu.." sahut uncle Lee.
Jia mengangguk, dia pun bersiap-siap. Saat dia melangkahkan kakinya diatas panggung,matanya refleks tertuju pada seorang pria yang duduk di bagian depan. Pria yang tidak asing di mata Jia. Tanpa sadar, Jia tersenyum saat menatap Frey Ye.
Malam itu,Jia melantunkan dua lagu Chinese yang kembali menghanyutkan semua orang yang ada di ruangan itu. Uncle Lee selalu senang saat Jia bernyanyi,karena barnya selalu rame akan pengunjung setiap jadwal tampilnya Jia. Berulang kali Uncle Lee meminta Jia untuk bernyanyi setiap hari di barnya,tentunya dengan tambahan gaji yang cukup besar untuk Jia. Namun,Jia selalu menolaknya. "Terlalu berlebihan juga tidak bagus,uncle Lee.. Mereka akan bosan padaku jika tiap hari aku bernyanyi" sahut Jia pada uncle Lee saat itu.
Sama seperti yang lainnya,Frey Ye ikut terhanyut ke dalam *sihir* nyanyian Jia. Jia selalu sukses membuatnya semakin penasaran dan ingin mendengar nyanyian Jia lagi dan lagi.
Suara tepuk tangan begitu meriah terdengar mengisi seluruh seluk bar sesaat setelah Jia menyelesaikan nyanyiannya. Jia tersenyum dan berulang kali menunduk berterima kasih atas tepuk tangan mereka.
Frey Ye berdiri di depan bar,menanti hingga larut malam hanya demi Jia. Pengunjung bar perlahan mulai keluar satu persatu, begitu juga dengan pegawai bar yang perlahan mulai keluar satu persatu. Frey Ye mengintip masuk ke dalam bar yang mulai kosong dan tidak lama, Jia keluar dengan pakaian biasanya.
"Jia.." sapa Frey Ye begitu melihat sosok Jia yang keluar.
"Kamu?" Jia menatap Frey Ye terkejut "kamu menungguku?"
Frey Ye tersenyum "tentu.."
"Untuk apa?"
"Tidak salah bukan menunggu temanku? dan aku ingin mengantarnya pulang.." sahut Frey Ye.
Jia tertawa kecil "kamu sungguh lucu,tuan Frey"
"Terima kasih atas sanjungan anda,nona Jia.."
Keduanya tertawa hampir bersamaan, Frey Ye dan Jia berjalan bersamaan menuju alamat rumah Jia. Dari pembicaraan mereka,Frey Ye akhirnya mengetahui jika sehari-hari Jia bekerja sebagai pelayan di salah satu restoran yang lumayan terkenal di Hong Kong. Malam harinya,dia melanjutkan dengan bekerja sambilan sebagai penjaga mini market dan juga penyanyi bar.
"Mengapa kamu bekerja begitu keras,Jia?" tanya Frey Ye setelah selesai mendengar cerita Jia.
Jia tertawa "Frey,kamu orang kaya?"
"A..aku.. tidak terlalu" jawab Frey Ye gugup.
Jia menatap Frey Ye penuh selidik, "Sepertinya kamu lebih beruntung daripadaku.." sahut Jia sambil terkekeh "jika kamu berada di posisiku,kamu akan mengerti.. kamu harus bekerja keras karena tuntutan kehidupan yang begitu keras.. ditambah.." Jia terdiam "aku harus membayar biaya pengobatan ibuku yang menderita demensia.. Dan kamu tahu.. biayanya bisa mencekikku jika aku tidak bekerja keras.." sahut Jia sambil tertawa pedih.
Frey Ye mengepal tangannya, dia ingin memberitahu identitas aslinya tapi di sisi lain,dia takut Jia akan menjauh darinya.
"Andai aku bisa membantumu" lirih Frey Ye berbohong "Dan jikalau aku bisa membantumu,apakah kamu akan menerimanya?"
Jia tertawa keras, "terima kasih,Frey..tapi aku tidak suka merepotkan orang lain. Selagi aku masih bisa berusaha,aku tidak ingin merepotkan orang lain.." sahut Jia.
Frey Ye terpana,dia terpesona akan kegigihan Jia akan hidupnya.
"Baiklah..kita telah sampai.." sahut Jia.
"Lihatlah.. waktu bahkan berlalu begitu cepat saat kita ngobrol bersama" sahut Frey Ye yang diiringi tawa dari Jia.
Jia tersenyum menatap Frey Ye,dan pertemuan kedua kalinya dengan Frey Ye membuatnya menyadari adanya tahi lalat berbentuk bulan sabit di daun telinga kirinya.
"Indah sekali.." sahut Jia tanpa sadar sambil menatap daun telinga kiri Frey.
Dengan cepat Frey menutup telinga kirinya. Jia tertawa, "mengapa kamu menutupinya? aku menyukainya?"
"Benarkah?"
Jia mengangguk "tentu saja..jangan menutupinya,kelak jika kamu tersesat,aku akan mudah menemukanmu karena tanda itu"
Frey Ye tersenyum puas, "apakah sekarang kita bisa berteman?"
Jia mengerutkan keningnya "jadi..menurutmu apa yang kita lakukan sekarang?"
"Bagaimana jika lebih dari teman?" lanjut Frey Ye.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Rin's
bagusss thorrr,,tapi harus sabar menantii mu yaa
2021-02-24
1