Ep. 5

Jia menatap Frey Ye begitu lekat,lalu tertawa tiba-tiba sambil memukul lengan Frey Ye yang kekar, "mengapa kamu tiba-tiba bercanda,Frey?" tanya Jia sambil tertawa terpingkal-pingkal "aduh..sepertinya sudah lama aku tidak tertawa bebas seperti ini.." lanjut Jia sambil tetap tertawa.

Frey Ye menatap Jia dengan serius.

Jia melambaikan tangan kanan, "aduh..perutku sampai sakit.. sudah,aku masuk rumah dulu.. makasih sudah ngantar aku,Frey.." sahut Jia yang bergegas ngeluyur masuk ke dalam rumahnya dan menutup pintu.

Sesaat setelah masuk ke dalam rumah, Jia memegang jantungnya yang berdebar begitu kencang. Sesekali memegang pipinya yang terasa panas. Ucapan singkat Frey Ye membuatnya kalah telak, untungnya dia bisa mengelabui Frey Ye dengan tawanya. Jia menghela nafas, "dasar bodoh!!" gumamnya sendiri. Jia menyibak gorden jendelanya sedikit,menatap Frey Ye yang berjalan sendirian dan mulai terlihat semakin jauh.

"kamu pria yang baik,Frey Ye.. Dan kamu seharusnya bisa mendapatkan wanita yang lebih baik dariku. Aku hanya akan menjadi beban untukmu kelak" lirih Jia.

Sejak saat itu, dalam satu minggu ini..Frey Ye bagaikan kemasukan iblis ganas. Siapapun akan kena imbasnya setiap bertemu dengannya,sekalipun itu adalah hal kecil.

"Suara derap kakimu!!! Jangan ku dengar lagi!!! Merusak pendengaranku!!" hadrik Frey Ye saat tidak sengaja berpapasan dengan salah satu pegawai laki-lakinya.

Pegawai tersebut sontak terkejut, wajahnya berubah pucat seketika. Yang dia lakukan hanyalah berjalan dan tidak sengaja berpapasan dengan bos besarnya,bahkan tidak lupa dia menunduk memberi salam pada bos besarnya. Tapi,yang dia dapat hanyalah kemarahan dengan alasan tidak jelas dari bosnya.

Dary Wu memberi kode pada pegawai tersebut untuk segera menyingkir dari hadapan mereka atau dia akan mendapat imbasan yang lebih parah lagi. Pegawai tersebut mengangguk pada Dary Wu, bergegas dia meminta maaf dan langsung pergi dari hadapan mereka.

Frey Ye kembali berjalan dengan wajah yang siap menerkam siapapun. Dary Wu dan juga Chen kewalahan akan perilaku bos besar mereka yang uring-uringan.

"Kenapa dengan bos kita?" tanya Chen saat mereka berada di parkiran,menunggu Frey Ye.

Dary Wu mengangkat kedua bahunya sambil menyeruput sekaleng kopi dingin yang dibelinya tadi, "jangan tanya padaku.. lama-lama aku bisa jantungan karenanya!"

Chen menatap Dary Wu dengan bingung, "apa separah itu?"

"Tentu saja!" jawab Dary Wu sambil memutar kedua bola matanya.

"Apa yang parah?" suara datar dan dingin Frey Ye mengejutkan keduanya, sontak keduanya menoleh dan hanya bisa mematung. Frey Ye menatap keduanya dengan bingung, "apakah aku sedang berbicara dengan dinding?" tanya Frey Ye kembali,wajahnya kembali siap menerkam mangsanya.

"Bisul!!" sahut Chen tiba-tiba, Dary dan Frey menatapnya "Dary.. dia menceritakan tentang bisul di bokongnya"

Frey Ye menatap Dary Wu penuh selidik. Dary Wu bergegas mengangguk, "benar,bos.. Chen ingin menawarkanku obat ampuhnya" sahut Dary Wu sambil menatap Chen dengan kesal. Chen hanya bisa menahan tawa,sambil membuka pintu mobil untuk bosnya.

"Periksakan ke dokter jika parah!" jawab Frey Ye sambil masuk ke dalam mobil.

"Baik,bos" jawab Dary Wu,dia menatap Chen dengan tajam dan menggerakkan mulutnya tanpa suara "bajing\*n kau!!", Chen hanya menjulurkan lidahnya pada Dary.

Sepanjang perjalanan,Frey Ye hanya menatap lalu lalang jalanan dari jendela mobilnya. Ucapan Jia terakhir kali begitu menyakiti perasaannya,dia bahkan tidak ingin bertemu dengan Jia lagi.

Tidak lama,lampu merah menyala dan mengharuskan mobil Frey Ye berhenti tepat di depan jalan kecil bar Yue Lai Siang, Frey Ye memalingkan wajahnya tapi dia menoleh kembali. Pandangannya tertuju pada sosok Jia yang berdiri mematung seakan menunggu seseorang ditengah gelapnya jalanan kecil itu. Frey Ye menatap jam tangannya yang menunjukkan jam dua belas malam. Dimana bar telah tutup setengah jam yang lalu.

"Berhenti!!" seru Frey Ye tiba-tiba.

Dary Wu dan Chen menatap Frey Ye dengan bingung, "ada apa,bos?"

"Tunggu aku!" seru Frey dan berjalan keluar dari mobilnya, dia melepaskan jam tangan Rolexnya dan jas mahalnya, sekarang Frey Ye hanya memakai kemeja putih dan celana jeans hitam. Tidak lupa,dia mengacak sedikit rambut rapinya. Dary Wu dan Chen kembali kebingungan menatap tingkah bos mereka.

Frey Ye berjalan mendekati Jia yang tengah duduk meringkuk di depan pintu bar.

"Sedang apa kau disini?" tanya Frey Ye.

Jia menatap kearah sumber suara,suara dari pria yang di kenalnya. Jia tersenyum "akhirnya kamu datang.." sahut Jia sambil tersenyum.

"Jangan kamu katakan jika kamu menungguku?!" seru Frey Ye.

Jia mengangguk "aku menunggumu"

"Dasar gadis bodoh.."

"Kamu sendiri yang mengatakan jika sangat berbahaya bagiku harus pulang seorang diri.."

Frey Ye hanya menggelengkan kepalanya lalu menjulurkan tangan kanannya, "berdirilah!"

Jia tertawa kecil,dia mencoba bangkit berdiri tapi kembali terduduk "aduh.." rintihnya.

"Ada apa?" tanya Frey Ye cemas,Frey Ye bergegas memeriksa kaki Jia.

"A..aku kesemutan.." lirih Jia sambil tersipu.

Frey Ye tertawa,begitu juga dengan Jia, "itulah mengapa aku katakan kamu bodoh.." sahutnya sambil membalikkan badannya, "naik" sahutnya sambil memukul ringan punggungnya.

"Tidak!"

"Cepatlah!! atau kita berdua akan sama-sama kesemutan" sahut Frey Ye.

Jia memegang pundak Frey, "aku berat,Frey.."

"Karenanya aku berolah raga!" sahut Frey yang langsung menarik tangan Jia dan mengangkatnya. Refleks membuat Jia melingkarkan tangannya di leher Frey. "Makanlah yang banyak..kamu terlalu ringan,Jia".

Jia tertawa, "mengapa kamu hari ini begitu cerewet?"

Dary Wu dan Chen menatap kearah jalanan kecil dimana bos mereka tuju,tidak lama kemudian.. terlihat sosok Frey Ye yang menggendong seorang perempuan di punggungnya, Frey Ye memberi kode pada Dary Wu dan Chen supaya tidak mendekatinya lalu dia pun berjalan menuju rumah Jia.

Dary Wu tersenyum puas "sepertinya aku tidak jadi jantungan lagi.."

"Apa maksudmu?" tanya Chen.

"Bos kita telah menemukan 'obat'nya.." sahut Dary Wu sambil menunjuk Jia.

"Bos menyukainya?"

Dary Wu menatap Chen lalu menggelengkan kepalanya "dasar lambat!! Pantas saja kamu masih sendirian hingga sekarang!!" tukas Dary Wu lalu masuk ke dalam mobil.

Chen berlari mengikuti Dary Wu masuk ke dalam mobil "Bukankah kamu juga sendirian?!" tukasnya.

"Diamlah.. kita harus mengikuti bos kita secara diam-diam atau kita akan terkena imbas iblisnya lagi!" hadrik Dary Wu.

Chen hanya memanjangkan ujung bibirnya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***