Ibu irma mengajak griya dan gavin fiting baju pernikahan.
" griya silahkan kamu coba baju kamu ya, nanti kalo ada yang kurang pas biar di sesuaikan sma kamu ya nak" ucap bu irma
di ruangan sebelah gavin juga mencoba pakaiannya, ibu irma sengaja membawa mereka ke ruangan yang berbeda karna bu irma ingin memberi kejutan kepada anaknya di hari pernikahan nanti saat gavin melihat griya memakai gaun pengantinnya.
"bu.." griya menunjukkan gaun pengantin yang ia kenakan di hadapan ibu irma
"astaga nak, kamu cantik sekali.." puji bu irma
griya pun tersipu malu saat calon mertuanya itu memujinya.
"mana mungkin aku cantik bahkan semut aja ga ada yang sudi, itu yang di bilang manusia es sama gue" sambil tersenyum getir.
"kalau gitu saya ganti pakaian dulu ya bu"
" iya nak ..." bu irma tersenyum dengan griya
"ma udah selesai belum gavin udah laper ni" gavin yang saat itu tiba2 muncul di ruangan itu
" iya bentar lagi vin , mama masih nunggu calon mantu mama ganti baju dulu dong, nanti kalo ga ganti kamu minta nikah sekarang kan repot" goda ibu irma kepada gavin.
"apaan si ma gavin ga suka sama dia" ketus gavin.
griya pun mendengar ucapan gavin
"terserah kalo ga suka lagi pula pernikahan ini kan cuma sementara" gumam griya dalam hati
"eh itu nak griya udah kluar, ayo nak kita cari makan sekarang, pasti kamu laper kan larna tadi belum sempat makan"
"ga usah repot2 bu, griya ada urusan jadi harus buru2 bu" ucap griya karna benar saja saat itu griya ingin mengecek toko kue nya di beberapa cabang griya cake
gavin yang mendengar itu langsung mengernyitkan kedua alisnya "emang sesibuk apa si dia sampek2 berani nolak ajakan nyokap gue" batin gavin dengan wajah datarnya.
"ya udh ayo ma kita makan gavin udah laper". "ga bisa vin, kamu harus anter griya, griya itu perempuan. ga aman kalu perempuan pergi sendiri" ucap bu irma
"tapi gavin laper ma"
"tidak ada penolakan vin, cepat kamu antar griya"
" ga usah bu, griya bisa pergi sendiri"
"lagian kalo di anter si manusia es ini, bisa kacau rahasia gue" batin griya
" ga papa nak gavin aja mau kok nganter kamu"
akhirnya griya pun bersedia di antar oleh calon suaminya itu.
"lo mau kemana" tanya gavin sambil mengemudikan mobilnya
"ke griya cake kak"
" oh iya toko kue itu kok namanya sama ya kaya nama lo, tapi ga mungkin kan toko itu punya lo?" ucap gavin
" i-i-iya ga mungkin lah kak, gue disana kerja part time aja kok buat nambah2 penghasilan untuk biaya hidup gue." griya menjawab dengan gugup
gavin hanya menganggukan kepalanya lalu dia fokus dengan kemudinya lagi
setelah 30 menit akhirnya sampai ke griya cake.
"ayo kak ikut turun aku traktir kue" tawar griya
"emm boleh, tapi emangnya lo punya duit mau traktir gue"
"tenang kak, kata pemiliknya gratis kalo kita cuma traktir satu orang" jelas griya sambil tersenyum
Merekapun memasuki griya cake, saat ada pegawai yang ingin menyapa griya, griya langsung mengisyaratkan untuk tidak menyapanya .
"ini kak cobain, pasti kakak suka"
tanpa membalas ucapan griya gavin pun langsung memakan kue itu, dan benar saja gavin dengan lahap menghabiskan kue itu
"oke gi gue udh selesai malan kuenya, makasih traktirannya"
griya belum sempat menjawab gavin sudah melenggang pergi begitu saja.
******
Pagi itu di sekolahan griya, griya tidak sengaja berpapasan dengan Jessica n geng tanpa di temani revi karna revi sedang ke toilet.
"eh upik abu, kita ketemu lagi"
griya tidak menanggapi jessica dan ingin berlalu begitu saja, namun niatnya itu di halangi oleh franda teman jesaica.
"eits lo mau kemana" ucap franda
" lo ga bisa kabur dari kita karna ada urusan yang belum slsai ngerti!" bentak jessica.
" gue merasa kita ga punya urusan apa ni kak, jadi gue permisi"
saat griya ingin pergi tapi tiba2 griya di seret oleh teman2 jessica dan memasukan griya kedalam gudang yang sangat gelap.
"kak kak tolong buka pintunya ka please bukain pintunya"
namun tidak ada yang menbuka pintu itu, jissica dann gengnya cepat2 pergi agar tidak ada yang tau kalau merekaengirung griya di dalam gudang
"tolong dada gue sesak gue ga bisa nafas" dengan suara berat dan nafas yang tersengal griya tidak berhenti meminta tolong, benar saja griya sangat takut. karna griya trauma dengan kegelapan.
"vin, tunggu gue mau bicara sama lo mau bahas soal kerja kelompok kita" ucap devan. sontak gavin dan digo langsung mencari arah suara devan.
"ya udah kita bahas aja sambil jalan"
'brak brak brak' tiba2 merwka di kagetkan oleh suara dari arah gudang
"eh kalian denger ga suara itu" tanya digo kepada gavin dan devan
" iya gue denger" jawab gavin
"tapi bukannya gudang itu selalu di kunci, jadi ga mungkin kan kalo disana ada orang" ucap devan dengan ekspresi penuh tanya
"ya udahlah ayo lanjut jalan sambil bahas yang tadi"
belum sempat mereka berdiskusi lagi tiba2 'prank' sesuatu jatuh dari dalam gudang.
"to-long..."
"kayanya ada yang minta tolong deh.."belum selesai digo bicara, gavin dan devan sudah berlari ke arah gudang.
'ceklek ceklek' "pintunya di kunci"ucap devan sambil berusaha membuka pintu gudang.
" wah gawat di dalem ada cewe pingsan deh kayanya, dan kayanya upik abu deh"ucap digo memberi tau devan dan gavin
mendwngar ucapan digo, tanpa peduli tangannya sakit akibat benturan dari pintu gavin terus mendobrak pintu itu dan di bantu oleh devan.
'brrraaaaakkkk' pintu itu akhirnya terbuka gavin langsung lari ke arah griya.
"gi bagun gi bangun" devan terus berusaha membangunkan griya namun griya belum sadar juga.
"awas dev.." gavin menyingkirkan tangan devan dari tubuh griya dan gavin mengambil alih lalu menggendong tubuh griya untuk di bawa ke UKS.
sontak para siswi heboh melihat gavin menggendong griya dan di ikuti oleh devan dan digo.
gavin membaringkan griya di atas ranjang uks dan kini telah di periksa oleh dokter sekolahan.
"gimana dok apa ada yang serius" tanya devan kepada dokter
"sepertinya dia mengalami trauma akan sesuatu sehingga menyebabkan dia pingsan, tapi kalian tenang saja sebentar lagi dia pasti akan siuman"
"baik dok terimakasih "ucap devan
mereka bertiga berdiri di dekat ranjang dimana kini griya berada. saat mereka dengan sabar menunggu griya sadar tiba2 griya berkeringat dingin dan itu membuay ketiga pria itu khwatir
"kenapa dengan upik abu, apa dia akan tiada"celetuk digo yang tiba2 di pandang sini oleh gavin dan devan.
"kalian berdua kenapa si, apa kalian suka dengan upik abu ini"
lagi lagi digo mendapati pandangan yang mematikan dari gavin dan devan, dan hal itu membuat digo terdiam
"ibu........."teriak griya sambil memeluk gavin yang berada di samping kirinya
gavin hanya diam dan tidak membalas pelulan itu, sebenarnya dia ingin memeluk griya karna dia sebenarnya juga khawatir namun dia mengurungkan niatnya karna tidak ingin di ledek oleh digo .
"tenang gi ada gue disini, lo ga usah takut oke" ucap devan menenangkan.
griya melepas pelukannya itu lalu dia membaringkan tubuhnya kembali.
"gi, sebenernya kenapa lo bisa berada didalam gudang itu?"
"gu-gu-gue.." "minum dulu gi abis itu lo crita apa yang sebenernya terjadi"devan memberi air mineral kepada griya
"gue di kurung sama jessica dan gengnya kak"
" tapi kenapa mereka ngurung lo, padahal gue ga nyuruh tu" tanya digo
"mereka ga trima karna kak gavin nolongin gue maktu itu"
Gavin tetap diam saat kedua temannya itu menanyai griya.
"oh ya gi, lo emang ada trauma. kok sampek pingsan kaya tadi" tanya digo
"iya , gue pernah waktu umur 5 tahun di ajak liburan orang tua gue ke puncak, tapi gue tersesat sampe malam, dan saat itu disana gelap banget..."
belum selesai griya bercerita tubuhnya kembali gemetaran.
"udah gi ga usah diterusin, mending lo istirahat" tiba2 gavin memotong ucapan griya, karna gavin tau griya masih ketakutan.
tiba2 ada seseorang yang datang langsung memeluk griya
"gi maafin gue, gue ga ada saat lo butuh bantuan gue" revi memeluk griya sambil menangis
"rev udah dong jangan nangis, gue ga papa kok, ni gue udah baik2 aja kan" ucap griya menenangkan
ketiga pria itu akhirnya izin pergi karna sudah waktunya jam pelajaran
*****
Semenjak kejadian itu griya selalu di temani revi, dan entah sejak kapan devan sepertinya mulai perduli dengan griya dan hal itupun di ketahui oleh gavin.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments