episode 4

Dan hari yang di tunggu orang tua gavin pun tiba, yaitu hari pertunangan gavin dan griya.

entah apa yang akan terjadi dengan gavin saat ia tau. bahwa ternyata griya seorang gadis upik abu yang selama ini di jodohkan dengannya.

Saat itu acara di lakukan dengan sederhana yang hanya di hadiri kluarga gavin dan griya hanya seorang diri karna dia hanya sebatang kara.

"vin ayo nak turun, sebentar lagi acara pertunangan kamu mau mulai lo" ucap bu irma di balik pintu kamar gavin

gavin akhirnya kluar dengan pakaian rapi dan tentu saja meningkatkan ketampanannya yang tentu saja sangat sangat tampan.

gavin duduk di sofa, ia celingak celinguk mencari seseorang yang katanya akan menjadi calon istrinya itu. namun dia tidak menmukan sosok yang ia cari.

" nak ini dia calon tunangan mu yang akan jadi istrimu" bu irma datang sambil menggandeng griya.

sontak gavin langsung melotot karna gria seorang gadi upik abu di sekolahannya yang akan menjadi calon istrinya

"ma, mama sungguh2 akan menikahkan gavin dengan gadis ini"

"iya nak, kamu pasti akan suka"

gavin hanya diam dengan wajah datarnya.

"apa yang akan temen2 katakan kalau mereka tau kalo aku di jodohkan dengan gadis ini, entahlah" batin gavin dengan wajah frustasi.

flashback on

"ah aku dandan kaya gini ajalah siapa tau anak bu irma langsung membatalkan pertunangan kami dan kami tidak jadi menikah" gumam griya berbicara sendiri dengan menyunggingkan senyumnya.

drrrttt drrttt dering ponsel pun membuyarkan fikiran griya

"iya halo bu" griya

"..." bu irma

"iya bu ini griya udh si perjalanan" griya

flashback off

Acara pertunangan akan segera di lakukan, tapi griya bingung kenapa anak bu irma tidak menolak.

Ya griya saat itu belum melihat wajah calon tunangannya karna saat gavin melihatnya griya sibuk dengan fikirannya sendiri tanpa memperhatikan orang di dapannya yaitu calon tunangannya.

"nak silahkan tukar cincin"ucap bu irma

saat itu griya menyodorkan jarinya dan sontak griya langsung kaget karna calon tunanggannya adalah gavin, laki laki tertampan di sekolahnya.

bukan senang tapi malah semakin putus ada karna dia harus menikahi pria itu.

"apa apaan ini, kenapa aku harus bertunangan dengan manusia es ini"gumam griya dalam hati

gavin memandang sinis griya saat itu.

akhirnya pertunanganpun selesai.

"oh iya gavin, sana kamu ajak griya untuk melihat lihat rumah kita"

"ma itu ga perlu.. aku ca--" belum selesai dengan ucapan gavin , tapi ibunya sudah membawa griya di hadapannya.

"ayo ikut gue" ajak gavin dengan suara dinginnya

griya hanya mengekori gavin dari belakang. saat itu mereka hanya diam dalam keheningan malam.

"kita buat perjanjian saja" suara dingin gavin memecah keheningan itu.

"a-a-apa kak" griya bertanya sambil mencerna perkataan gavin

"ayo ikut gue" gavin menarik griya kedalam kamarnya.

"kak, kakak mau ngapain narik gue kesini"

seketika gavon dengan tatapan elangnya melirik ke arah griya "lo pikir gue mau macem2 sma wanita jadi2an kaya lo" dengan ekspresi yang tetap datar.

" ih apaan si manusia es ini , nyebelin banget" gerutu griya

"ni, lo baca perjanjiannya terus tanda tangan"

*isi perjanjian*

1.ga boleh ada yang tau kita

bertunangan maupun menikah. di dalam ataupun di luar sekolah

ga ada kontak fisik

3.jangan sok kenal saat ketemu di sekolah.

4.kita hanya akan menikah selama satu tahun

kita aka tinggal di kamar yang sama

griya pun selesai membacanya namun ada satu poin yang membuat ia mengenyitkan alisnya.

"gue ga setuju sma poin no 5, gue ga mau" tegas griya

"lo bodoh apa gimana si, kalau kita tidur di kamar terpisah orang tua gue bakal curiga, dan gue ga mau kalo sampe bokap gue sakit lagi paham!!" ucap gavin penuh penegasan.

dengan terpaksa griya menyetujuinya karna dia tidak mau orang tua gavin kenapa napa. "tapi lo ga boleh macem2 sma gue kak"

gavin tertawa mendengan ucapan griya "lo fikir gue mau sma cewe kaya lo, semut aja ga sudi deket2 sma lo apa lagi geu"

entah kenapa dada griya terasa sesak mendengar perkataan gavin, walaupun griya tidak memiliki perasaan dengan gavin tetap saja dia merasa sakit hati.

*****

pukul 07:30 gavin sudah berada di kantin sekolah bersam teman temannya

"vin lo pakek cincin? " tanya digo penuh selidik

gavin gelagapan saat digo mengintrogasinya " iya, emang kenapa?" jawab gavin dengan wajah datar walaupun sebenyarnya jantungnya hampir copot mendengar perkataan digo

"lo udh tunangan vin, itu kaya cincin tunangan"

"apaan si lo dig, ini cincin dari orang tua gue katanya turun temurun dari kluarga gue" jelas gavin berbohong

saat digo ingin menimpali kata2 gavin tiba2 jessika n geng datang

"hai vin, nanti kita jalan yuk bosen ni gue" dengan bergelayut di tangan gavin

"gue sibuk, mending lo sama yang lain aja"

" iya sama gue aja jess " tawar digo yang sok keren, tapi emang ga kalah keren dari gavin.

"apaan si lo dig, gue ini primadona sekolah ya gue harus jalan sma cowok paling tampan juga di sekolah, yaitu gavin" sinis jessica menatap digo

saat mereka asik mengobrol tiba2 griya dan revi lewat di samping mereka. tanpa melewatkan kesempatan jessika menjagal kaki griya supaya griya tersungkur

"aw...." griya hampir terjatuh namun dengan sigap seorang priya menangkapnya.

dan griya pun jatuh di pelukan laki laki itu, ya dia adalah devan.

merekapun saling beradu pandang

"gi lo ga papa kan, ada yang sakit engga" ucap revi khawatir

"iya gue ga papa rev. oh iya makasi kak "

"santai aja gi, gue kebetulan lwat pas lo jatuh" ucap devan dengan menyunggingkan bibirnya yang membuat devan terlihat sangat tampan sambil melenggang pergi.

"eh dasar nenek sihir, lo sengaja ua mau bikin gruya jatuh" revi penuh emosi

"apa lo bilang, nenek sihir?"jessica teriak sambil mendorong revi namun ditangkap oleh griya.

"kalo kalian ga suka sama gue, janga ganggu sahabat gue apalagi sampebnyakitin dia" peringatan griya kepada jessica n geng

digo tertawa sambil menikmati adegan itu, dan gavin hanya diam dengan wajah dinginnya seolah tidak mengenal calon istrinya itu .

'byurr' jessica tiba2 menyiramkan kuah soto yang masih panas ke badan griya

"aw panas, panas rev.." griya memegangi tangannya yang terkena kuah panas itu.

sebenarnya jessica ingin menyiram wajah griya namun griya menyadari dan menutup wajahnya sehingga mengenai tanggannya.

"mananya gi yang panas,tisu tisu" revi sibuk mencari tisu

"sini tanganganya di lap pakek kain sma air dingin biar ga bengkak" gavin mengelapnya dengan lembut.

griya hanya memperhatikan wajah gavin dengan seksama seolah lupa dengan tangannya yang memerah hampir bengkak .

"singkirin tangam lo vin, lo ga cocok megang upik abu . dia itu ga pantes lo perhatiin." jessica sebal.

seolah tidak mendengar gavin dengan telaten mengurus tangan griya,sedangkan yang lain hanya bingung dengan sikap gavin. karna di ketahui selama ini gavin tidak pernah perduli dengan lawan jenis sekalipun itu primadona sekolah.

*****

hari itu griya berkunjung ke kediaman Adhitama karna permintaan ibunya gavin.

"ma, mama kenapa si nyuruh cewe itu kesini"

" iya mama mau ajak kamu sama griya untuk fiting baju pernikahan vin"

"apa, menikah?? secepat itukah ma, aku belum siap untuk menikah ma.." rengek gavin

" mama ga mau tau kamu akan menikah minggu depan dengan griya, ngerti!"

"tapi ma.."

'ting tong' bell ruma berbunyi "itu pasti griya, bi tolong bukain pintunya dong" bu irma menyuruh art nya untuk membuka pintu.

" baik nyonya"

" silahkan masuk non, nyonya ada di dalam"

" eh iya bi.." sambil tersenyum manis

"nak griya sini duduk.." bu irma memanggil griya