Ajeng Kembang Desa Sebelah

Terdengar suara riuh sekali dari jauh, saat disawah para kuli cangkul dan juga ibu-ibu yang ikut menggarap sawah.Ibu-ibu disini memiliki pekerjaan sebagai orang yg menanam padi atau dalam istilah Jawa yaitu ta**ndur .Yang sebelumnya sawah tersebut sudah melewati banyak proses. Banyak yang sedang memperbincangkan gadis cantik didusun sebelah. Ya, tepatnya di Dusun Kali Jati.Ia katanya memang begitu anggun dan menawan. Aduhai siapa yang tidak kepincut melihatnya.

Kata orang-orang gadis itu beserta keluarganya berasal dari Jogja. Dan dia adalah seorang penari. Usianya sekitar 24tahun. Ia bernama Raden Ajeng Zulia Aminoto.

Tingginya sekitar 170 cm, rambutnya lurus dan tergerai indah. Bentuk tubuhnya yang semampai, membuatnya terlihat sangat elegan sekali. Kulit putih bersihnya menandakan bahwa ia sangat merawat diri.

Aku sendiri belum pernah bertemu dengannya. Namun dari sekelebat rumor yg beredar gadis itu memang sangatlah cantik. Ya bagaimana tidak ia terlahir dari keturunan berdarah biru. Aku sudah bisa membayangkannya.Hmm

Siang itu aku memutuskan pulang lebih awal karena mendung sudah menampakkan diri. Di pertingaan jalan saat aku pulang, ada beberapa orang warga duduk-duduk di bangku panjang yg terbuat dari bambu.Dan tidak ku sangka gadis itu lagi yg menjadi topik hangat disekitar wilayah desa.

" Ada apa sih, kenapa gadis itu sedang ramai diperbincangkan?" gumamku didalam hatiku sendiri.

" Cup.... Ucup.... ", panggil seseorang dari kejauhan. Ternyata Kholil, dia sambil lari tergesa-gesa menghampiriku.

" Ada apa sih Lil..? Kok sampai segitunya lari-lari?", tanyaku menyelidik.

"Kamu sudah tau belum kalau ada gadis cantik didusun sebelah, keturunan darah biru?", sambil mengatur nafasnya yang masih terengah-engah.

"Kenapa sih Lil ada apa dengan gadis itu, sepertinya orang-orang sedang begitu heboh membicarakannya?" tanyaku terheran-heran.

"Dia cantik sekali Cup.. Aku tadi ketemu berpapasan dengannya saat hendak pergi ke toko kelontong diperbatasan dusun kita dan dusun Kali Jati," ucap Kholil.

"Hadeh.. Iya, terus kenapa?" jawabku biasa saja.

"Ah kamu Cup, para lelaki dibeberapa dusun menginginkan dia untuk dijadikan kekasih, dia bernama Ajeng Cup,"

"Maaf Lil, kalau masalah perempuan,nggak melu-melu aku," yang artinya aku nggak ikut-ikutan.

"Ah kamu Cup.. jangan munafik lah, siapa yang gak klepek-klepek liat gadis sebening dan semolek dia."

Banyak lelaki yang ingin memilikinya, termasuk teman-temanku Ghofar dan Kholil, mereka nggak minder sama sekali untuk bersaing dengan yang lain.Mungkin mereka sedang ikut bermimpi untuk mendapatkan gadis itu.Berbeda dengan diriku yg tidak memiliki apa-apa. Hanya sekedar menjadi pengagum itu iya. Tapi untuk memiliki itu tidak terlintas sama sekali.Walau hasrat untuk menikah sudah besar di usia ku saat ini. Namun tidak berharap lebih dengan level yg tidak mungkin ku jangkau menurut pribadiku sendiri.

Umurku sudah menginjak 25tahun.Namun mau apa dikata, jika situasi dan kondisi belum memungkinkan, lagi pula rasa sayangku pada simbahku mengalahkan segalanya termasuk hasrat untuk menikah.

Aku sendiri pun tidak mau menjadi perjaka tua. Yang bisa ku lakukan hanyalah bersabar. Bersamaan dengan doa beserta ikhtiar yang tiada hentinya.

Hanya mbahku yg aku punya saat ini.Menjadi panutan dalam kehidupanku. Menjadi motivator terbesar dalam hidup ini. Beliau tidak hanya mengajariku tentang menghadapi kerasnya hidup, namun juga memberi contoh untuk selalu optimis.

...*********...

"Bu aku pamit dulu mau pergi ke dusun Lembang bersama Riri," Ajeng pamit kepada ibunya. Mereka berdua sedang melakukan percobaan untuk mempromosikan diri mereka sebagai guru tari dibeberapa dusun.

"Iya Nduk, hati-hati ya.. Kamu yakin Nduk?" tanya ibunya ragu-ragu.

"Iya Bu aku yakin, siapa tau disana banyak yang minat untuk belajar menari khususnya tarian Jawa.Lagipula dibeberapa dusun pasti ada salah satu yg ada sanggar tarinya.Kan sayang kalau tidak dimanfaatkan dengan baik," panjang lebar ku jelaskan maksud dan tujuan pada ibuku.

"Oh ya sudah kalau begitu Nduk, semoga bermanfaat bagi mereka yg ikut belajar denganmu," dengan penuh keyakinan ibunya memberi semangat untuk putrinya.

" Iyaaaa Ibu.. Aamiin..", singkat saja jawabku.

Ku cium punggung telapak tangan ibuku, dan mulai pergi berjalan dengan Riri tetangga sebelah yg sudah kukenal sudah lama sebelum aku meninggalkan dusun Kali Jati ini dan kembali kesini setelah puluhan tahun.

"Riri ... " Aku memanggilnya dari balik pintu rumah Riri sambil mengetuknya beberapa kali.

Dan barulah muncul si Riri.

Dia teman bermain saat aku masih kecil dulu. Saat ini dia masih sibuk dengan skripsinya. Dan diselah kesibukannya itu aku mengajaknya untuk melatih menari. Secara dulu waktu SMA ekstrakulikuler yang kami ambil sama yaitu menari.

Berbeda denganku, yang sudah wisuda dua tahun lalu dan setelahnya aku mengemban tugas untuk meneruskan usaha ayahku. Umur kami memang sejajar, namun berbeda dengan Riri yang dahulu tidak berminat untuk kuliah. Hingga akhirnya dia mau menuruti apa kata orang tuanya untuk menjadi sarjana.

Bisa dikatakan orang tua Riri cukup berada. Ayahnya adalah seorang pensiunan tentara. Namun sayang Ibunya sudah tiada sejak ia duduk dibangku SMA. Beliau meninggal karena penyakit kanker yang di idapnya selama bertahun-tahun. Mungkin itu salah satu penyebab Riri sebelumnya enggan untuk kuliah.

"Iyaaa Jeng.. Sebentar.. "

Tak lama kemudian Riri keluar.

"Sudah siap Jeng?" tanya Riri singkat.

"Aku sudah sangat siap Ri," sambil tersenyum kecil, dengan semangat yg membara.

"Ciyeeee, yang lagi semangat-semangatnya.."

Mereka berdua mulai berjalan, setelah beberapa menit kemudian telah sampai mereka di Dusun Lembang, mereka terus berjalan dan sambil mencari-cari didusun tersebut ada atau tidak sanggar tari. Atau setidaknya ada balai untuk pertemuan-pertemuan didusun tersebut.

"Ri, kira-kira didusun ini ada nggak ya, cowok yg baik dan lugu?" tanya Ajeng pada Riri seolah-olah Riri mengetahui segalanya.

"Haha... Ajeng ... " Riri malah tertawa seakan mengejekku.

"Kenapa Ri, kok malah tertawa sih?"

"Kalo ada, aku minta dibungkusin deh, Jeng. Jaman sekarang sukanya cuman modus. Katanya pingin serius, tapi sampe tengah jalan putus." Jawab Riri seperti raper handal tanpa titik, spasi maupun koma.

"Ya barangkali ada Ri. Kan, aku cuman nanya." Ia merasa mungkin pertanyaannya sungguh konyol. Tapi pasti ada, walau persentasenya mungkin sangat kecil.

"Emang kenapa Jeng? Cari chanel nih?" Tanya Riri.

"Haha kamu suka menduga-duga Ri. Tapi iya juga sih, kan siapa tau kita ngajar nari dapat bonus jodoh," sambil tertawa lebar.

Kami terus berjalan berasamaan, sampai tiba di perempatan jalan. Ada lapangan sepak bola dan disampingnya terdapat balai. Nampak kosong dan tidak terawat. Kami tersenyum dengan penuh kepuasan.Karena perjalanan kami tidaklah sia-sia. Lalu kami menuju rumah ketua RT agar bisa mendapat izin untuk mengajari anak-anak dusun untuk belajar menari ditempat tersebut.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk menemukan dimana rumah kediaman ketua RT berada. Karena biasanya sudah ada plang nama ketua RT di dinding depan rumah. Dan benar saja kami menemukannya setelah berjalan beberapa saat dari lapangan sepak bola tersebut.

Tok tok tok tok......

"Assalamu'alaikum... " Riri mengetuk pintu rumah ketua RT itu. Sambil menunggu si empunya rumah datang keluar dan menemui mereka. Kami melihat di sekeliling rumah tersebut. Ada yg membuatknya merasa penasaran. Dari banyaknya rumah warga disini hanya ada satu rumah yg menurutku sangat memprihatinkan.

"Kasihan sekali orang yg tinggal disini, gubug ini hampir reyot, dan sangat beresiko sekali saat musim penghujan," batinku dalam hati.

Lama kami menunggu dan mengulang salam pun juga dengan ketukan pintu. Dan entah angin apa yg membuat penghuni gubug itu keluar dari singgasananya. Keluarlah seorang lelaki muda, dengan bentuk tubuh yang kekar. Wajahnya tampan, rambutnya hitam lurus. Ketika ia tersenyum, terlihat lesung di pipinya.

Kami dibuat terpesona olehnya.

Aku terperangah melihatnya bersamaan dengan Riri yg terdiam melihat pemandangan indah tersebut.

"Oh, Eh iya Mas, maaf ini Ketua RT-nya kemana ya? Dari tadi aku ngetuk pintu nggak keluar-keluar?" tanyaku dengan nada yang lembut, selembut kain sutera. Hehe.

"Oh.. Kalian mencari Pak Udin ketua RT disini. Tadi sedang keluar mbak, lagi ada perlu. Mungkin sebentar lagi pulang." Tidak banyak basa basi, jawab lelaki itu dengan singkat.

"Oh.. Yasudah mas kalau begitu, kami pamit pulang aja, mungkin besok kami kembali kesini lagi. Boleh minta tolong, nanti bisa dibilangin ke Pak Udin kalau saya beserta teman saya dari dusun Kali Jati ada perlu. Siapa tau dengan begitu besok beliau tidak kemana-mana ketika sore hari." Aku meminta tolong pada pemuda itu. Walau kulitnya terlihat sawo matang, akan tetapi menambah kesan eksotis.

"Ya mbak nanti saya sampaikan ke Pak Udin.." Jawabnya lagi-lagi sangat singkat.

'Ya ampun ini laki-laki kenapa begitu cool, bahkan bertanya atau hanya sekedar basa basi menanyai tentang nama kami siapa, pun juga enggan,' batinku dalam hati yang penuh dengan pertanyaan.

Setelah berterimakasih pada pemuda itu kami berpamitan. Pulang dengan segenap pertanyaan yg mengitari seluruh pikiran dan hatiku.

"Ri.. Riri, ternyata.. Duh nggak nyangka, ada gitu lelaki setampan dan sekekar itu keluar dari gubung yg sudah reyot." Ajeng sudah mulai terpesona.

"Emm.. Iya juga ya. Besok pasti ada yang tiba-tiba jadi detektif nih," melirik Riri ke arahku dengan nada meledek.

"Haha.. Apaan sih kamu Ri..." Menutupi rasa malu karena pasti ketahuan ingin mengetahui dia sosok seperti apa. Sepertinya sangat menarik.

Terpopuler

Comments

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

like 💕

2021-10-11

1

Wanda Harahap

Wanda Harahap

Pemuda yg itu pastinya Yusuf😘😘😘
Nampaknya Ajeng nih yg mulai jatuh hati

2021-10-05

0

👑Meylani Putri Putti

👑Meylani Putri Putti

hadir lagi thor, oya thor, kalau darah biru, nanti transpusi darah susah dong, darah kan merah semua.wkwkwk

2021-04-28

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!