Happy reading...
*
"Kamu ada rencana hari ini Kania?.“
Malik memulai pembicaraan saat dirinya dan Kania bergeser dari ruang makan ke ruang santai sambil mengambil remote TV dan menyalakannya.
“Engga deh kayaknya, badan aku masih cape banget ini.“ Jawab Kania seraya ngulet di samping Malik, membuat suaminya itu melirik seketika ke arah Kania yang menggunakan kaos ketat berwarna putih.
Dan hal itu membuat dua bukit kebanggaan Kania terlihat lebih menonjol. Membuat Malik yang notabene adalah lelaki normal yang ga alim alim amat spontan melirik ke arah tersebut.
Bingo!.
Walau sekedar melirik tapi Malik melihat jelas bukit yang sedang membusung itu karna Kania duduk tepat
disampingnya. Yang Kuat Malik
“Kamu kalo mau keluar silahkan aja sih M, ga usah mikirin aku . Paling besok aku mau kerumah papa mama.“
Kania tidak menyadari kalau Malik memperhatikannya karna mata Kania tertuju pada TV.
Malik kemudian mengalihkan pandangannya dari Kania. “Ya udah kalo ga ada rencana kemana mana. Aku juga mau cek kerjaan aku.“
Satu jam kemudian setelah bosan menonton TV diselingi obrolan ringan . Malik dan Kania melakukan urusan mereka masing-masing.
Malik ke ruang kerjanya untuk mengecek email pribadi maupun perusahaan. Sementara Kania melanjutkan istirahat di kamarnya.
******
Sudah dua minggu Kania dan Malik menikah dan sampai hari ini juga keduanya masih menempati kamar yang berbeda.
Sejak seminggu lalu keduanya sudah kembali pada kesibukannya masing-masing. Kania kembali bekerja di kantornya. Sebuah Wedding Organizer yang lumayan besar namanya dan seketika makin booming saat dirinya menikah dengan Malik. Karena WO tersebutlah yang dipakai saat Pernikahan Kania.
Malik pun tak ubahnya seperti Kania , bahkan dirinya lebih sibuk karena ia bukanlah seorang karyawan biasa, melainkan seorang CEO Perusahaan ternama milik keluarganya. Ia ditunjuk oleh sang Kakek dan Orang tuanya untuk mengelola Perusahaan mereka di Jakarta, sementara Ayahnya mengelola Perusahaan keluarga mereka yang ada di Malaysia.
Sejak kembali bekerja Kania sudah di sibukkan dengan banyaknya permintaan menggunakan Wedding Organizer tempatnya bekerja, sehingga ia harus lebih ekstra bekerja dari presentasi kepada para calon pengantin yang ada, sampai mengecek gedung dan melakukan food tester dengan Perusahaan catering yang bekerja sama dengan WO tempatnya bekerja.
Malik disibukkan dengan berbagai macam pertemuan dengan para klien maupun investor, karena saat ini Perusahaannya sedang berencana membangun sebuah komplek Apartemen kelas menengah.
Membuat Malik seringkali pulang larut malam dan jarang bertemu dengan Kania. Karena pada saat dia sampai Kania seringkali sudah tertidur dan mereka bertemu hanya pada saat sarapan.
“Morning M (Pagi M),“ sapa Kania seperti biasa saat Malik sudah menunggunya di meja makan.
“Morning Kania,“ Jawab Malik.
“Semalem pulang jam berapa M?.“
“Jam sebelas.“
Dan Kania hanya ber ‘OH’ ria kemudian meminum tehnya. Dan mereka berdua memulai sarapannya tanpa suara.
“M aku duluan ya.“ Kania beranjak dari duduknya dan berpamitan pada Malik untuk berangkat bekerja. Malik juga sudah menyelesaikan sarapannya dan bergegas berangkat ke Perusahaan.
“Hati-hati Kania. Kamu bawa mobil?“ Tanya Malik.
“Siap bos. Aku naik taksi online hari ini. Cape nyetir mulu soalnya ini lagi sibuk banget.“ Kania meraih tangan Malik dan mencium punggung tangan suaminya seraya memberi salam. “Assalamu’alaikum.”
“Wa’alaikumsalam.” Malik tersenyum saat Kania sudah berlalu dari hadapannya. Entah kenapa dia merasa senang setiap kali Kania berpamitan dengan mencium tangannya bak seorang istri solehah. Sebenarnya saat pertama kali Kania melakukan itu Malik sempet kaget karna dia ga menyangka Kania peka pada hal hal seperti itu. Namun
kenyataannya Kania dibesarkan dengan sangat baik oleh orang tuanya yang mengajarkan etika kesopanan pada putri mereka itu dan Kania mengamalkan nya juga dengan baik.
Setelah itu Malik pun bergegas berangkat ke Perusahaannya , karna lagi lagi pagi ini dia disibukkan dengan meeting, walaupun kali ini hanya dengan para karyawannya untuk membahas proyek baru mereka serta memeriksa laporan bulanan keuangan Perusahaannya , mengingat kalau sudah hampir akhir bulan dan waktunya untuk
menyiapkan gaji para karyawan.
“Saya berangkat juga Bi, Assalamu’alaikum,“ ucap Malik.
“Iya Den, Wa’alaikumsalam.“ Jawab Bi Dian. “Hati-hati den Malik, jangan lupa Sholat dan makan.“ Sambung Bi Dian.
“Iya Bi. Ma kasih. Saya berangkat dulu, nanti seperti biasa kalau Kania pulang duluan bilang ga usah nunggu saya.“
“Iya Den , nanti Bibi sampaikan ke Non Kania.“ Bi Dian sebenarnya heran pada Malik dan Kania, karna beberapa hari sejak dia tinggal di apartemen milik mereka untuk bekerja dan pulang seminggu sekali ,dirinya mengetahui kalau dua orang majikan mudanya itu tidak tidur sekamar.
Walaupun heran, tapi Bi Dian tidak lancang untuk bertanya pada Malik dan Kania ataupun memberitahukan tentang hal tersebut pada Bundanya Malik, meskipun Bundanya Malik pernah berpesan padanya untuk sekaligus mengawasi kalau Malik berlaku kurang baik pada Kania karena Pernikahan mereka karena Kakek Malik yang menjodohkan keduanya.
Toh Malik memperlakukan Kania dengan baik. Begitu pandangan Bi Dian. Nanti juga lama-lama pada jatuh cinta. Begitu kira-kira batin Bi Dian.
*
To be continue ..*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Si Cantik 21 + 🌽🍎
aku juga ...Uda q favorit 🥰
2021-04-16
0
Zulfa
Makasih ya kak.. punya kakak udah aku favorit.. 😍
2021-04-13
1