Happy reading ....
Malik keluar dari dalam kamar mandi dan sudah berganti dengan piyama, disaat yang bersamaan Kania menoleh ke arahnya. Salting!. Yap sepasang suami istri baru itu terlihat canggung satu sama lain. Kania memandangi Malik yang berdiri dengan gagahnya walau hanya pakai piyama. Tubuh tinggi bak manekin, wajah yang terpahat sempurna , dengan sepasang mata elang yang kini juga sedang melihat ke arahnya. Aish.. berasa pengen di engga – enggain sama dia.
Malik mengagumi indahnya makhluk bernama Kania yang sedang berdiri dekat jendela kamar. Kulitnya yang bersih, kuning langsat, wajah tirus yang cantik dipadu dengan rambut hitam ikalnya membuat Kania terlihat mempesona walau tanpa make up dan walau menggunakan piyama, cetakan tubuhnya lumayan terlihat. Membuat insting laki – laki Malik sedikit berdesir. *Cantik beneran ini orang biar ga make-up an juga. *Damn!.
Akhirnya tersadar, Malik berjalan ke arah Kania. “ Ehem, belum tidur kamu Kania?. “
Deg. Deg..
Kania merasakan hatinya berdebar-debar saat Malik berjalan ke arahnya. “ Iya ini mau tidur kok. “
“ Hemmmm .... “ Ucap Malik pelan. “ Ya udah yuk tidur , kita berdua butuh istirahat kan. Don’t worry aku ga minta hak aku sebagai suami ke kamu. Seperti yang pernah aku bilang, aku belum bisa mencintai kamu, atas dasar itu aku belum bisa kasih hak kamu sebagai istri. Tapi selain dari itu aku menghargai pernikahan ini. Dan aku akan tetap menjalankan kewajiban aku sebagai suami buat nafkahin kamu selain nafkah bathin .“ Jelas Malik sambil duduk di pinggir ranjang. “ Aku rasa kamu paham karna kita udah pernah bahas soal ini kan? .“
Kania menggangguk pelan . “ Iya aku paham. Ya udah aku mau tidur. “ Jawab Kania. Ini cowo kalo ngomong to the point amat.
“ Malam ini kita seranjang ga keberatan kan?. “ Ucap Malik sambil beranjak ke sisi lain ranjang kemudian merebahkan tubuhnya.
“ Ya terserah kamu aja.“ Sahut Kania mencoba terlihat santai, sambil bergegas naik ke ranjang, juga merebahkan tubuhnya di samping Malik dengan jarak yang dibatasi dengan guling.
“ Nitey Nite Kania ( Selamat Malam Kania ). “ Ucap Malik sambil tersenyum lalu memunggungi Kania
“ Nitey Nite.... “ Sahut Kania pelan dan juga berbalik memunggungi Malik.
Ada sedikit rasa yang ga enak di sudut hati Kania mendengar ucapan Malik sebelum mereka berdua beranjak tidur. Dia memang belum merasa mencintai Malik, tapi dengan apa yang Malik katakan membuat Kania merasa mendapat penolakan secara halus dari suaminya itu.
Hhh...Untung dia ga minta ...Tapi apa gue ini sama sekali ga menarikkah di mata dia?. Kania menghela nafas pelan dan kemudian terlelap.
---
Malik dan Kania langsung menempati Apartemen yang sudah dibeli Malik sebelumnya setelah Acara Pernikahan mereka. Malik menolak untuk tinggal bersama orang tua dan kakeknya di kediaman utama mereka dengan alasan mereka ingin mandiri, padahal Malik mengajak Kania tinggal di apartemen karena mereka akan berbeda kamar. Yah setidaknya sebelum ada rasa yang gimana gitu di hati mereka masing-masing.
“ Kamu liat liat dulu kamarnya , nanti kamu yang pilih duluan mau kamar yang mana. “ Ucap Malik saat mereka sudah sampai di tempat tinggal baru mereka.
Kania terkesima oleh isi apartemen yang akan dia tempati bersama suaminya itu. Apartemen super besar dan mewah dengan furniture yang lengkap dan mahal. Penthouse lebih tepatnya
“ Wow Emezing. “ Ucap Kania terpesona
“ Suka ?. “ Tanya Malik.
“ Bohong kalo engga mah . Bagus banget ini M, beneran deh. “ Begitu kata Kania pada Malik. Sejak dikenalkan dengan Malik, dia memanggil laki – laki itu dengan sebutan ‘ M ‘. Dan Malik sepertinya tidak mempermasalahkan hal tersebut.
Kania menyusuri satu persatu ruangan yang ada di apartemen itu dengan mata yang berbinar binar dan mulut yang terbuka sumringah. “ Gila sih ini keren Bingiiits sumpah. “
Malik hanya geleng-geleng sambil tersenyum melihat kelakuan Kania. Ngegemesin banget siiii
“ Jangan Norak, Kania .... “ . Ucap Malik dan membuat Kania mengerucutkan bibirnya.
Aish , kenapa begitu siii itu bibir. Pengen gue cium rasanya
“ Biarin yeeee , biar norak asal cakep “. Sahut Kania. Malik menggeleng lagi sambil melangkah ke arah kamar tidur
Emang bener cakep sih . Batin Malik. “ Dah pilih mau kamar yang mana. Kanan apa Kiri.“
“ Mana aja aku sih. “ Ucap Kania kemudian Malik mengarahkan Kania untuk mengambil kamar yang ada di sebelah kiri. Kembali Kania sumringah saat Malik membuka pintu kamar yang dipilihkan untuk Kania.
Kamar tidur yang lumayan luas , lengkap dengan meja rias dan walk in closet serta kamar mandi yang bisa bikin betah lama-lama berada di dalemnya. Membuat mata Kania berbinar – binar pastinya.
“ Uwow banget ga sih ini. “ Kania menduduki ranjang besar di kamar itu dan langsung merebahkan badannya, seketika lupa kalau Malik masih ada disitu. “Nyaman nyaaa ...... “ tanpa Kania sadari blus nya sedikit tersingkap sehingga perut rata yang bersih itu terlihat dan membuat Malik menelan pelan salivanya.
“ Ehem ehem. “ Malik berdehem untuk menyadarkan Kania tentang keberadaannya yang belum meninggalkan kamar itu. Mencegah Kania menarik kedua tangannya keatas kepala masih dengan posisi berbaring di atas ranjang, sehingga perut ratanya akan semakin terlihat karna blusnya bisa bisa terangkat lebih tinggi. Bisa goyah iman gue, lama lama disini.
Mendengar deheman Malik , Kania langsung mengangkat tubuhnya. “ Loh masih disini kamu M?.“ Katanya santai.
“ Emang kamu pikir ?. “
“ Aku pikir kamu dah cus ke kamar kamu sendiri. “
“ Kalo aku keluar gitu aja tar kamu nyariin lagi. “
“ Diiih, maaaaasa????. Pede .“
“ Hahaha .... ya udah aku ke kamar sebelah dulu kalau gitu. Kan kamu mau kamar yang ini. “. Ucap Malik sambil berjalan keluar dari kamar Kania. Yang betah ya .... istri
---
Hari pertama untuk sepasang pengantin baru di tempat tinggal yang juga baru sudah di mulai. Malik dan Kania sama-sama terbangun pagi ini dalam kamar yang berbeda. Mengumpulkan Nyawa sebentar kemudian bergegas mandi. Keduanya berpapasan saat sama-sama keluar dari mereka.
“ Morning. ( Pagi ). “ Sapa Kania.
“ Morning to you too ( Selamat pagi juga ). “ Jawab Malik “ Yuk sarapan. “ Ajak Malik
“ Oke. “ Kania mengikuti langkah Malik tepat di belakangnya menuju ruang makan . “ Ini apartemen ngalahin rumah gue bagusnya, perasaan. “ Gumam Kania
Dan ternyata diatas meja makan sudah tersaji sarapan untuk Malik dan Kania, membuat Kania heran.
“ Kenapa ?. “ Tanya Malik karna sepertinya Kania bingung
“ Ini sarapan Kok dah ready ?. Kamu pesen?. “ Tanya Kania.
“ Tuuuh... “ Malik menunjuk ke arah berlawanan dan muncul seorang wanita membawakan Dua buah cangkir diatas nampan .
“ Eh, Den Malik dan Non Kania sudah bangun ? .“ Wanita tersebut menyapa dengan sopan dah ramah.
“ Eh Bi Dian. “ Ucap Kania karena mengenali wanita yang tadi ditunjuk Malik.
“ Bi Dian yang akan bantu kita disini hari ini dan seterusnya. Aku yang minta ke mama buat kirim Bi Dian kesini , supaya kamu ga repot kalau perlu apa-apa “. Jawab Malik
“ Halo Bi Dian apa kabar?. “ Sapa Kania ramah sambil memeluk salah satu asisten rumah tangga yang tadinya bekerja di rumah yang sebelumnya di tempati Malik bersama keluarganya sebelum ia menikah. Karena Kania juga sudah lumayan sering bolak balik ke rumah Malik yang dulu jadi dia memang sudah kenal dengan beberapa asisten rumah tangga disana termasuk Bi Dian ini.
“ Halo non Kania, Selamat atas Pernikahannya ya. Kalo non Kania perlu apa-apa tinggal bilang ke saya. “ Ucap Bi Dian seraya memeluk balik Kania yang ramah itu.
“ Iya Bi. makasih ya. “ Sahut Kania.
“ Ya udah yuk makan .“ Ucap Malik sambil menarik salah satu kursi di area meja makan.
“ Oke deh Kaka.... “ Kania menarik kursi di sebelah Malik. “ Ayo Bi, sini ikut sarapan bareng kita. “ Ajak Kania.
“ Terima kasih Non Kania, saya sudah sarapan tadi.“ Bi Dian menolak dengan sopan ajakan Kania karena dirinya merasa sungkan kalau menerima ajakan majikan tempat dia bekerja. Walaupun majikannya seumuran dengan anaknya. “ Silahkan Non Kania dan Den Malik dimakan sarapannya ya, saya permisi ke belakang . Nanti kalau ada
yang kurang bisa panggil saya. “ Ucap Bi Dian seraya berjalan ke arah dapur.
“ Makasih Bi.“ Sahut Malik dan Kania berbarengan. Dan kemudian mereka memulai sarapan bersama mereka sebagai suami istri. Kania pun bersikap sebagaimana layaknya seorang istri yang melayani suami saat makan.
“ Kamu mau roti atau nasi goreng?. “ Tanya Kania pada Malik.
“ Nasi goreng aja. Nasi gorengnya Bi Dian enak loh. “
“ Oh ya? Jadi ga sabar pengen nyobain. Eh iya porsi kamu semana M?. “ Tanya Kania sambil mengangkat sendok nasi dan mengangkat piring Malik, namun dihentikan Malik.
“ Aku ambil sendiri aja ga pa-pa. “ Ucap laki - laki itu.
“ Ini kewajiban aku M, kan kamu bilang akan menjalankan kewajiban kamu sebagai suami buat menafkahi aku, nah ini salah satu kewajiban aku sebagai istri .“ Ucap Kania dengan senyum serta melanjutkan mengangkat piring Malik dan mengisinya dengan nasi goreng. Membuat Malik tersenyum walau tipis.
“ Dah cukup Kania. “ Ucap Malik sambil menyentuh tangan Kania membuat istrinya itu tersenyum dengan sangat manis dimata Malik. “ Ma kasih ya, istri.“ Malik tersenyum pada Kania
“ Sama-sama, suami. “ Ucap Kania kemudian mengambil nasi goreng untuk dirinya sendiri.
Gini ya rasanya punya istri
Gini ya rasanya punya suami
Malik dan Kania sama-sama membatin dengan perasaan yang sulit dijelaskan.
Sementara itu sepasang mata memperhatikan mereka dari jarak yang tidak terlalu jauh sambil tersenyum. Alhamdulillah Den Malik akhirnya menikah dan istrinya cantik luar dalam . Begitu batin Bi Dian yang memperhatikan keduanya dari arah dapur.
--
To be continue ..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Helen Apriyanti
awal prnikhan yg baik ... pdhl dh sm" ada rsa tpi msih pd gengsi tkut brtrpuk sbelh tangan prsaan ny ..
2022-09-04
0
Zulfa
Salken kak, JIKA mampir membawa like nih. Mari saling dukung kakak..😍
2021-04-13
2