Yang lain

Semi tengah berada diruang guru jurusan, bersama pak Afrian, ketua jurusan ibu Ayana, dan Riana, seorang guru muda kisaran dua puluh lima.

“Gimana mas Sem ? Tiga hari ini nyerah apa anggak mas Sem ?”

“Nggak lah pak. Mereka semua udah saya sentuh dari dalem pak. Mereka sekarang bakal nurutin ucapan saya pak.”

“Loh ko bisa mas ?”

“Bisa dong mba Ria, kan waktu hari kedua saya pake trik khusus yang belum tentu semua guru bisa lakukan itu.”

“Apa itu mas Sem ? Sharing lah.”

“Ok bu Aya, jadi hari kedua itu saya… Bagi-bagi sedikit rezeki saya.”

“Uang ?”

“Ya gitu lah bu. Karena semalemnya saya kan kelebihan ngambil uang, ya sudah lah saya bagikan saja, setelah itu mereka nurut sama saya. Setelah itu sorenya saya ajak mereka kongkow, saya tanya apa kesukaan mereka, saya dukung apa yang mereka suka. Saya motivasi mereka. Alhasil tadi mereka semua pada nunduk sama saya. Kaya orang abis dihipnotis.”

“Ohh gitu. Itu emang nggak semua guru bisa sih, tapi kalo kongkow bareng murid bisa dicoba itu. Mungkin kita bisa coba buat acara itu pak Afrian suapaya murid kita bisa lebih nurut lagi sama kita.”

“Boleh itu, mas Sem pinter juga ngambil hati para murid ni mas Sem. Belajar dari mana mas ?”

“Ya saya Cuma mempelajari itu dari sifat alami manusia aja pak. Manusia itu senang bila dipeulikan, didukung dan motivasi, terus kalo jaman now kan siapa yang nggak butuh uang. Gitu aja sih pak.”

“Mas Sem pernah kuliah psikologi ya mas ?”

“Iya, belom lama saya lulus terus ke sini saya. Sebelum ambil psikologi saya itu kuliah tentang desain grafis. Makanya saya bisa ada disini.”

“Mantab mas Sem, jadi guru harus setinggi langit ilmunya, biar muridnya antusias.”

“Makasih mba Ria.”

“Udah mau masuk nih.”:

“Saya mau coba ke kelas XI MM II kan saya belom pernah ketemu sama amereak sekalian saya mau tau aja mereka orangnya kaya apa.”

“Nah bener tuh pak, setelah itu ke kelas XI MM 1 pak, biar semuanya kenal sama guru desain grafis mereka pak.”

“Boleh juga tu pak, kan selama tiga hari ini saya belom pernah nyentuh kelas mereka.”

Bel berbunyi. “Wehh, ko belnya udah bunyi sih ? Masih ada dua menit lagi juga. Kacau nih yang mencet bel.”

“Nggak apa-apa lah pak.”

Akhirnya para guru mulai berjalan ke kelas yang akan mereka tuju, termasuk juga Semi yang akan menuju kelas MM II. “Hmmm, apa yang akan gw lakukan ketika nanti masuk kelas mereka ? Kan gw baru megang anak-anak gw doang. Hmm… Ya kita liat aja nanti.”

Semi meninggalkan ruang guru dan berjalan ke kelas XI MM II. Begitu ia melihat kelas itu ia segera masuk, melihat banyak murid yang masih makan dan sebagainya. “Yang makan dan minum bisa dihabiskan segera.”

Semi duduk di meja yang sudah disediakan untuknya. Tampak mereka semua melahap makanan dan minuman yang mereka santap dengan cepat. Sedangkan mereka yang sudah selesai mereka hanya duduk ditempat mereka saja sambil menunggu perintah apa yang akan Semi katakan.

“Ok terima kasih kalian sudah mengikuti perintah saya. Selama siang semuanya.”

“Siang mas.”

“Saya guru desain grafis baru kalian, karena katanya yang saya denger setelah UKK guru desain grafisnya hengkang ya ?”

“Iya mas, itu juga walikelas XI MM III, kalo dia gak hengkang mas.”

“Saya walikelasnya sekarang.”

“Yang sabar aja mas, banyak anak bermasalah itu.”

“Ah nggak ko, anak-anak saya nggak kaya kalian katakan. Mereka nurut sama saya. Saya absen ya.”

Semi mengambil buku absen yang terletak dimeja. “Arman abdul ?”

“Hadir mas.”

“Keluarga kamu orang alim ya ? Nama kamu bagus.”

“Lumayan lah mas, tapi lebih ke sersan si, serius santai. Kalo masalah agama jangan coba ngelawan aja si dikeluarga saya.”

“Bagus-bagus. Arian Abdian ?”

“Hadir mas .”

“Sebangku ? Apa kalian duduknya berdasarkan absen ?”

“Ngacak si mas sebenernya, Cuma emang kita sebangku maunya.”

“Sahabat ?’

“Dari TK mas.”

“Oh, diantara kalian siapa yang gila ?”

“Kalo itu yang ditanyain kita berdua sama gilanya mas.”

“Ok, ok. Jadi gampang ni kalo kalian berdua, kalian ada didepan saya persis, jadi bisa absen secara tatap muka gak harus liat disini.”

Semi mengabsen mereka satu persatu sambil bercanda sedikit agar lebih akrab. Nampaknya mereka begitu menerima Semi, wajah mereka tersenyum setiap Semi melontarkan sedikit lelucon.

“Yap udah semua. Nama saya Semi Fahrian, bisa dipanggil mas Sem, pak Sem, Rian, Fahri ataupun Fahrian. Kalian udah dikasih tau sedikit apa materi yang akan kalian hadapi dikelas XI ini ?”

“Baru tau sedikit mas, dari anak kelas XII sama walikelas.”

“Walikelas kalian siapa ?”

“Pak Afrian mas.”

“Oh pak Afrian. Saya kalo liat pak Afrian bawaannya pengen ketawa lo. Mukanya kaya ngajak becanda.”

“Sering mas ngelawak pak Afrian. Dulu waktu kelas X pernah mas, kita semua lagi jamkos disuruh ke lab desain mas, dikirain mau ngapaian ternyata dengerin pak Afrian ngelawak mas.”

“Bagus, guru langka itu, belom tentu kalian bisa ketemu guru kaya gitu. Terus kalo dari anak kelas XII apa ?”

“Tugasnya paling mas, tugas apa yang bakal kita dapetin nanti.”

“Saya kasih tau sekarang aja. Kalian udah tau kalo bakal ada tugas corporate identity ?”

“Udah mas.”

“Dari anak kelas XII ?”

“Iya mas.”

“Udah tau itu apa aja ?” mereka hanya menggeleng.

“Itu seru nanti saya minta kalian berkahayal mempunyai perusaahan, apakah itu production house, brand kaos, make up, hijab, developer game dsb. Sekalian aja lah ya saya beberin apa yang nanti saya ajarin sama tugas kalian nanti ?”

“Ok mas.”

“Tapi sebelumnya saya mau tau keahlian apa aja. Salma Alviana. Apa keahlian kamu ?”

“Biasa desain di photoshop mas.”

“Hmm pernah buat sticker ?”

“Pernah mas, dulu waktu kelas X sering.”

“Intinya kamu biasa desain di Photoshop lah ya ? Tapi kalo yang lain gimana ?”

“Mungkin kalo hal yang belom pernah saya pegang saya gak tau sih mas.”

“Gak masalah, nanti soalnya kalian mungkin akan menyentuh hal yang belom pernah kalian sangka. Karena saya ngajar kalian ini saya mempersiapkan kalian buat nanti kalian lulus. Revolusi industry udah tau kan kaya apa ? Saya ngajar itu buat mempersiapkan kalian buat itu.”’

“Berarti kita nanti bakal nerima tugas kaya orang-orang yang udah kerja dong mas ?”

“Kemungkinan besar iya, jangan takut masalah deadline, nanti saya kasih waktu satu minggu. Tapi jangan males juga ya ? Ok selanjutnya adalah Oktaviana. Sebutin keahliannya mba.”

“Biasa desain di AI mas. Buat Neon box, banner, poster.”

“Keren kamu bisa tingkatkan lagi ya, AI itu bekal besar banget itu buat kalian nanti terjun ke dunia pekerjaan. Corel Draw bisa ?”

“Masih belajar mas, ribet soalnya.”

“Oh ok. Nanti saya akan memberikan kalian tugas dimana kalian harus menggunakan satu software dan gak boleh yang lain. missal saya haruskan di AI, ya jangan ke photoshop. Bagi kalian yang gak bisa nanti kalian saya kasih video tutorialnya tenang aja kalian pasti bisa gak mungkin kalian gak bisa.”

“Mas yang bisanya di editing gimana mas ?”

“Ya kalian dapet di editing. Saya gak maksa buat kalian di desain, kan saya bilang keahlian kalian. Yang bisa fotografi silahkan itu juga nanti tugas kalian. Saya soalnya pernah diajarin tentang perfillman setahun sama om saya. Om saya penulis scenario. Saya juga bisa nulis, nulis cerita, tapi kalo saya mau nulis scenario saya juga bisa itu juga kalo saya mau.”

“Ok makasih mas.”

“Ya sama-sama. Nanti saya minta kalian buat desain kaos terus diprint!”

Mereka riuh, wajah mereka senang. “Desainnya bebas, mau kalian print, sablon bebas yang penting ada bentuk fisiknya. Terus hasil itu nanti kalian jual. Nanti yang saya nilai adalah desain, lalu kualitas sablon dan print, sama bahan kaosnya. Saya ngajarin kalian buat wirausaha juga kan ? Karena ini udah revolusi industry. Kalo kalian gak usaha sendiri kalian gigit jari yang ada.”

“Belom pernah mas dapet tugas kaya gini.”

“Bagus ini pengalaman kalian, pernahkan dapet tugas ngeluarian uang banyak tapi gak balik uangnya ? Saya sekarang perintahin kalian buat mengeluarkan uang tapi juga mendapatkan itu kembali. Exicted gak buat tugas nanti ?”

“Banget mas.”

“Ok saya tanya kalian lagi ya.”

Semi melakukan hal yang sama pada muridnya. Semi sama-sama menyiapkan mereka untuk dunia pekerjaan dan untuk berwirausaha berbekalkan keahlian mereka. Karena Semi pernah mendapatkan hal yang sama ketika ia di usia SMK. Dengan cara yang mengajar yang sama seperti mengajar muridnya tetapi bedanya murid yang ia hadapi kali ini lebih mudah diatur.

Ia membeberkan semua yang akan ia perintahkan nanti. Dari situ ia menjadi akrab dengan muridnya yang baru saja ia temui, sangking akrabnya ia berbincang dengan mereka hingga waktu pulang datang. Ia lupa untuk bermain dikelas XI MM I. Tapi walau ia bisa bermain dikelas itu rasanya waktu yang ia miliki tidak akan cukup untuk menjelaskan untuk kedepan nantinya. Setelah bisa akrab dengan murid didua kelas ia yakin ia bisa membentuk murid sesuai dengan keinginannya.

Episodes
1 Permulaan
2 Menyentuh
3 Mendalam
4 Apa yang akan saya ajarkan
5 Yang lain
6 Tugas pertama
7 Nilai pertama
8 Sebuah dukungan
9 Tugas uang
10 Korektor
11 Akhir pekan
12 Sore
13 Sendiri
14 Senin
15 Pusat
16 Jamkos
17 Panggilan pusat
18 Tugas lewat
19 Uang dan grafis
20 Kuy nyetak nyet
21 Penilaian pusat
22 Malam koreksi
23 Ujan uang!
24 Tugas khayalan
25 Istirahat
26 Apa sih masalah kalian ?
27 Tahap selanjutnya
28 Masih lama kayaknya
29 Malming beda
30 Lanjut lagi boy!!!
31 Lanjut lagi gk nih?
32 Pagi bisnis
33 Setengah yang lain
34 Cetak lah boy
35 Hasilnya....
36 Bisnis gak serius
37 Kaya boyyyyy
38 Kalian juga harus!
39 GG masssss
40 Desain, nyanyi ?
41 Ah... Em.... Hm....
42 Rada males
43 Malam senyum
44 Ngobrol lagi boy
45 Faktor internal
46 Psikologi
47 Bebas dah
48 Seneng?
49 Seperti mereka
50 X
51 Memupuk
52 Gunakan itu
53 Jadi... beda gitu
54 Sama
55 Penghasilan
56 Tugas masa lalu
57 Nih detailnya
58 Sersan lah
59 Drop
60 Daring
61 Kembali seperti dulu
62 Pertemuan
63 Pertemuan 2
64 Mau ngapain kita ?
65 Sakral
66 Pesta ? Bukan!
67 Pesta
68 Waktu buat aku
69 OK!
70 Proyek buat lu nyet
71 Selesai ?
72 Check out
73 Beeeeuuuuuh
74 Telat
75 Ok jadi....
76 Monyet
77 Terbagi
78 Trial
79 Promosi
80 Break
81 Cerita dongggg
82 Simak ya sis
83 Event buat anak lo nyet
84 Persiapan
85 Sedikit nasihat
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Permulaan
2
Menyentuh
3
Mendalam
4
Apa yang akan saya ajarkan
5
Yang lain
6
Tugas pertama
7
Nilai pertama
8
Sebuah dukungan
9
Tugas uang
10
Korektor
11
Akhir pekan
12
Sore
13
Sendiri
14
Senin
15
Pusat
16
Jamkos
17
Panggilan pusat
18
Tugas lewat
19
Uang dan grafis
20
Kuy nyetak nyet
21
Penilaian pusat
22
Malam koreksi
23
Ujan uang!
24
Tugas khayalan
25
Istirahat
26
Apa sih masalah kalian ?
27
Tahap selanjutnya
28
Masih lama kayaknya
29
Malming beda
30
Lanjut lagi boy!!!
31
Lanjut lagi gk nih?
32
Pagi bisnis
33
Setengah yang lain
34
Cetak lah boy
35
Hasilnya....
36
Bisnis gak serius
37
Kaya boyyyyy
38
Kalian juga harus!
39
GG masssss
40
Desain, nyanyi ?
41
Ah... Em.... Hm....
42
Rada males
43
Malam senyum
44
Ngobrol lagi boy
45
Faktor internal
46
Psikologi
47
Bebas dah
48
Seneng?
49
Seperti mereka
50
X
51
Memupuk
52
Gunakan itu
53
Jadi... beda gitu
54
Sama
55
Penghasilan
56
Tugas masa lalu
57
Nih detailnya
58
Sersan lah
59
Drop
60
Daring
61
Kembali seperti dulu
62
Pertemuan
63
Pertemuan 2
64
Mau ngapain kita ?
65
Sakral
66
Pesta ? Bukan!
67
Pesta
68
Waktu buat aku
69
OK!
70
Proyek buat lu nyet
71
Selesai ?
72
Check out
73
Beeeeuuuuuh
74
Telat
75
Ok jadi....
76
Monyet
77
Terbagi
78
Trial
79
Promosi
80
Break
81
Cerita dongggg
82
Simak ya sis
83
Event buat anak lo nyet
84
Persiapan
85
Sedikit nasihat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!