Menyentuh

Pagi

Semi sudah sangat siap untuk menyentuh setiap muridnya pada pagi ini, bahkan senyuman diwajahnya tak pernah luntur karena ia tahu trik ini akan berhasil kepada muridnya. Ia sudah datang disaat baru total lima guru yang datang. Ia segera menempati mejanya diruang guru jurusan.

“Selamat pagi mas Semi.”

“Pagi pak Afrian.”

“Semangat banget ni mas kayanya. Ada apa ni ? Kaya ada sesuatu ni.”

“Nggak ada pak. Cuma saya punya sesuatu buat murid saya nanti pak, saya punya trik jitu buat mereka supaya mau tekuk lutut sama saya.”

“Weh, hebat mas Sem. Apa tu tricknya ? Share dong pak, biar kita juga bisa begitu pak.”

“Nanti deh pak saya share ya pak. Karena ini baru saya pikirkan hanya untuk murid saya dulu pak. Nanti bapak ceritain aja muridnya bapak kaya apa, biar saya pikirin tricknya juga pak.”

“Ok siap mas Sem.” pak Afrian seorang guru paruh baya bagi siapa yang menatap wajahnya semua orang akan berpikir bahwa ia adalah seorang guru yang baik dan lucu. Karena wajahnya yang seperti selalu ingin melemparkan lelucon itu tak pernah luntur.

Pukul 07.00 tepat.

Semi berjalan dnegan semangat menuju kelas yang sama, ia sangat penuh semangat sekali. Ia memasuki kelas itu, dan dengan cepat semua murid mengeluh bersamaan. Mereka menunjukkan wajah yang tak ada semangat.

“Selamat pagi, kenapa ? Gak suka ya sama kehadiran saya ? Seharusnya kalian ikutin kata saya kemaren. Kena kan batunya.” semuanya tak ada yang mempedulikan dirinya, ia hanya tersenyum saja sambil duduk didepan mereka.

Ia membuka dompetnya untuk melihat uang yang ia ambil semalam. “Ya ampun ngambil uang semalem kelebihan sejuta dong.”

“Ok gw punya cara.” katanya dalam hati.

Ia berdiri dan memulai trik jitunya. “Ok, saya akan buat kalian nyaman sama saya, saya yakin pasti kalian nyaman. Jawab aja pertanyaan saya.”

“Bodo amat lah pak.”

“Ok, jangan rugi nanti ya. Jawab aja kalian akan untung. Saya akan tunjuk kalian.” Ia melihat wajah muridnya, ia mencari siapa yang akan ia tunjuk.

“Berapa lama waktu yang diperlukan mata untuk beradaptasi dalam ruangan gelap. Kamu, ya yang nempel tembok paling depan urutan kedua.”

“Satu menit.”

“Dua menit lebih pak.” jawab mereka

Semi menghampiri mereka, membuka dompetnya dan memberikan satu lembar kertas berwarna biru. “Berdua.”

“Serius pak ?”

“Lah saya serius, ini uang dari ATM.” lalu mereka menerima uang itu dengan senyuman lebar.

Ia kembali berjalan ke mejanya dan beridiri. “Ok selanjutnya, sebutkan dua font script favorit kalian!” kali ini dua dari mereka mengankat tangan.

“Ya silahkan jawab yang paling belakang.”

“Amontilladios sama Aisha pak.” Semi mengangguk, berjalan dengan cepat dan memberikan jumlah yang sama.

“Terima kasih pak.”

“Sama-sama. Tenang aja masih banyak lagi pertanyaan saya. Selanjutnya, sebutkan dua software yang digunakan untuk percetakan ?”

“Saya pak.” kali ini dari siswi yang kemarin ia kerjai dengan iming-iming sebuah coklat.

“Iya neng apa ?"

“Corel draw sama AI pak.” Semi kembali menghampiri mereka dan memberikan imbalan. Lalu meninggalkan deretan mereka.

“Oh iya kemaren saya php-in kan ? Nih bagi-bagi.” ia memberikan dua buah coklat besar Toblerone.

Semi berjalan lagi kedepan. “Saya tinggal ya ada urusan sama guru jurusan yang lain.”

“Jangan pak, nanti aja pak.”

“Lah ngatur ni ? Tadi gak mau ada saya. Ngapa sekarang nahan saya ? Kenapa jawab pertanyaan saya? " dengan senyuman.

Ia duduk dimeja guru. “Ok gak jadi. Inget nama saya ?”

“Inget pak.”

“Ok kalian bisa panggil saya pak, kak, mas, bisa panggil saya Semi, Sem, Rian, Fahrian bebas. Tapi kalo diruang guru yang formal. Udah nyatet nomor saya ?” mereka mengangguk.

“Mas.” seorang siswi mengangkat tangan. “Nama ignya apa ?” setelah itu ia disoraki.

“Waduh, jangan kaya temen saya, temen saya waktu kuliah dosen anak dua digebet. Ntar nanti saya kasih tau. Udah buat grup chat kelas ? Nanti saya kasih tau nama ig saya apa. Saya masih umur dua enam. Baru aja lulus sarjana psikologi, sebelumnya saya kuliah desain grafis.”

Mereka kini tersenyum, tampak bergairah. “Ok kita lanjut pertanyaannya. Alat yang digunakan dalam membuat seleksi pen tool adalah ?” kini mereka yang belum menjawab mengangkat tangan.  

“Saya mas.” seorang siswa yang berada paling depan urutan kedua didepan hadapannya.

“Mouse sama wakom.” lagi, ia melakukan hal yang ia sukai, ia terus melakukan hal itu secara terus menerus. Ia membagikan uangnya yang lebih kepada seluruh muridnya. Sehingga seluruh muridya menjadi bersemangat dan mematuhi perintahnya.

“Besok belom belajar kan paling ? Saya undang semua nanti sore ke tempat yang seru, nanti saya share loc di grup kelas. Kalian udah tau kan tentang revolusi industry ? Jelaskan!”

“Pengurangan jumlah tenaga kerja manusia.”

“Yap kurang lebih begitu, jadi apa yang akan saya ajarkan kepada kalian nanti adalah materi yang akan kalian temui ketika nanti kalian akan bekerja walau dari kalian pasti gak semuanya bisa desain kan ? It’s ok kalian jalanin aja dulu. Kalo udah kuliah kan bisa focus nanti.”

Ia hening, memperhatikan muridnya, perubahannya sangat signifikan. Berawal dari mereka yang tak ada semangat, hingga menjadi bergairah. Ia sangat senang bahwa tricknya berhasil.

“Jadi biasanya yang akan saya ajarkan dan saya berikan tugas adalah, nanti kalian buat packaging makanan, setelah itu corporate indetity, buat desain baju. Beneran ini nanti bakal jadi modal kalian banget ini.”

“Terus apa lagi mas ? Mau dilatih supaya bisa kerja ni ?”

“Nanti kalian kan PKL, itu miniature dari dunia pekerjaan, n apa yang saya berikan pada kalian juga bisa jadi modal kalian banget buat kerja nanti. Setelah itu kalian buat iklan, iklannya boleh layanan masyarakat atau komersil, kaya produk ternama. Ada yang mau tanya ?”

“Corporate identity apa mas ?”

“Ini sebenernya seru, beneran. Nanti saya minta kalian berhkhayal kalian itu membuat sebuah perusahaan. Apakah itu production house, apa itu sebuah brand kaos, hijab, developer game, dan lain sebagainya. Nanti saya akan jelasin lagi ketika nanti kertika waktunya tepat. “

Mereka mengangguk.

“Ok, kalian kan masih satu tahun lagi kan di kelas dua belas, saya ingin mengajak kalian untuk menggunakan keahlian kalian, jadi dengan harapan bila kalian tidak bisa bekerja kalian bisa menggunakan keahlian kalian yaitu desain dan kalo gak bisa lagi…-“

“YouTube.”    

“Pinter. Jadi saya mengajak kalian untuk menggunakan keahlian kalian pada platform itu. Mbak yang suka make up, bisa tuh buat tutorial make up pake brand local, siapa tau kalian diendorse kan siapa tau. Trus yang bisa main gitar kalian bisa buat tutorial lagu, atau cover lagu. Walau susah perlahan tapi pasti.”

Ia memindahkan bangkunya untuk duduk berhadapan pada muridnya. “Ok kita keluar dari dunia sosmed. Kalian kalo umur dua satu udah kaya punya penghasilan sendiri kalian masih mau kuliah ?” ada mereka yang mengangguk dan ada yang tidak.

“Gak kuliah pun it’s ok. Kalo kalian udah bisa punya penghasilan sendiri, udah kalian sukses. Karena problem hidup utama nanti adalah kalian harus bisa mencari uang sendiri. Gak peduli kalian sekarang bader kaya apa, kalo kalian mau berubah belajar, kalian bisa sukses pasti. Jadi kalian bisa mencoba menggunakan keahlian sekarang untuk mencoba mencetak uang.”

Mereka semua mendengarkan dengan baik, bahkan tak ada satu pun dari mereka yang memegang ponsel.

“Jadi bagi kalian yang doyan didapur, bisa coba-coba aja berkreasi trus dijual siapa tahu meledak. Yang suka fotografi terus belajar, yang suka desain editing lakukan hal yang sama. Karena apa yang kalian perjuangkan sekarang pasti akan memetik hasilnya nanti. Semisal nanti kalian lulus dari sekolah ini kalian udah punya penghasilan sendiri, kalian gak kuliah juga gak masalah. Karena kalian udah bisa menghasilkan uang. Kalian mau nikah juga silahkan. Problem hidup itu bukan cinta, tapi menghasilkan uang. Kalian bisa menghasilkan uang, kalian nikah juga terserah.”

Sepertinya untuk kali ini para murid itu mendengarkan gurunya, karena sebelumnya murid ini tidak mau menengarkan apa yang guru mereka ucapkan. Semi telah berhasil membuat mereka kembali seperti semasa mereka menginjak taman kanak-kanak. Menjadi nurut dan memperhatikan gurunya.

Episodes
1 Permulaan
2 Menyentuh
3 Mendalam
4 Apa yang akan saya ajarkan
5 Yang lain
6 Tugas pertama
7 Nilai pertama
8 Sebuah dukungan
9 Tugas uang
10 Korektor
11 Akhir pekan
12 Sore
13 Sendiri
14 Senin
15 Pusat
16 Jamkos
17 Panggilan pusat
18 Tugas lewat
19 Uang dan grafis
20 Kuy nyetak nyet
21 Penilaian pusat
22 Malam koreksi
23 Ujan uang!
24 Tugas khayalan
25 Istirahat
26 Apa sih masalah kalian ?
27 Tahap selanjutnya
28 Masih lama kayaknya
29 Malming beda
30 Lanjut lagi boy!!!
31 Lanjut lagi gk nih?
32 Pagi bisnis
33 Setengah yang lain
34 Cetak lah boy
35 Hasilnya....
36 Bisnis gak serius
37 Kaya boyyyyy
38 Kalian juga harus!
39 GG masssss
40 Desain, nyanyi ?
41 Ah... Em.... Hm....
42 Rada males
43 Malam senyum
44 Ngobrol lagi boy
45 Faktor internal
46 Psikologi
47 Bebas dah
48 Seneng?
49 Seperti mereka
50 X
51 Memupuk
52 Gunakan itu
53 Jadi... beda gitu
54 Sama
55 Penghasilan
56 Tugas masa lalu
57 Nih detailnya
58 Sersan lah
59 Drop
60 Daring
61 Kembali seperti dulu
62 Pertemuan
63 Pertemuan 2
64 Mau ngapain kita ?
65 Sakral
66 Pesta ? Bukan!
67 Pesta
68 Waktu buat aku
69 OK!
70 Proyek buat lu nyet
71 Selesai ?
72 Check out
73 Beeeeuuuuuh
74 Telat
75 Ok jadi....
76 Monyet
77 Terbagi
78 Trial
79 Promosi
80 Break
81 Cerita dongggg
82 Simak ya sis
83 Event buat anak lo nyet
84 Persiapan
85 Sedikit nasihat
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Permulaan
2
Menyentuh
3
Mendalam
4
Apa yang akan saya ajarkan
5
Yang lain
6
Tugas pertama
7
Nilai pertama
8
Sebuah dukungan
9
Tugas uang
10
Korektor
11
Akhir pekan
12
Sore
13
Sendiri
14
Senin
15
Pusat
16
Jamkos
17
Panggilan pusat
18
Tugas lewat
19
Uang dan grafis
20
Kuy nyetak nyet
21
Penilaian pusat
22
Malam koreksi
23
Ujan uang!
24
Tugas khayalan
25
Istirahat
26
Apa sih masalah kalian ?
27
Tahap selanjutnya
28
Masih lama kayaknya
29
Malming beda
30
Lanjut lagi boy!!!
31
Lanjut lagi gk nih?
32
Pagi bisnis
33
Setengah yang lain
34
Cetak lah boy
35
Hasilnya....
36
Bisnis gak serius
37
Kaya boyyyyy
38
Kalian juga harus!
39
GG masssss
40
Desain, nyanyi ?
41
Ah... Em.... Hm....
42
Rada males
43
Malam senyum
44
Ngobrol lagi boy
45
Faktor internal
46
Psikologi
47
Bebas dah
48
Seneng?
49
Seperti mereka
50
X
51
Memupuk
52
Gunakan itu
53
Jadi... beda gitu
54
Sama
55
Penghasilan
56
Tugas masa lalu
57
Nih detailnya
58
Sersan lah
59
Drop
60
Daring
61
Kembali seperti dulu
62
Pertemuan
63
Pertemuan 2
64
Mau ngapain kita ?
65
Sakral
66
Pesta ? Bukan!
67
Pesta
68
Waktu buat aku
69
OK!
70
Proyek buat lu nyet
71
Selesai ?
72
Check out
73
Beeeeuuuuuh
74
Telat
75
Ok jadi....
76
Monyet
77
Terbagi
78
Trial
79
Promosi
80
Break
81
Cerita dongggg
82
Simak ya sis
83
Event buat anak lo nyet
84
Persiapan
85
Sedikit nasihat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!