Bian sedang makan di ruang makan, datang orang tuanya yang baru pulang dari pekerjaan masing-masing.
“Re, apa benar kamu ingin kuliah di Singapur?” tanya daddy.
“Iya, kenapa dad?” Bian terus makan.
“Kamu tidak diizinkan kuliah disana, kalau mau kuliah disini saja” daddy melarangnya.
Bian langsung menghentikan makannya, dia langsung melihat orang tuanya. “Terserah daddy sama mami melarang aku pergi, aku kuliah pun tidak memakai uang kalian” Bian kesal.
“Kamu..” daddy mau menampar Bian tapi mami langsung menghentikannya.
“Dad, jangan” cegah mami.
Bian berdiri “sampai kapanpun daddy sama mami tidak akan bisa menghentikan apa yang aku inginkan”. Bian mengambil ponsel dan kunci mobilnya lalu pergi.
“Re, kamu mau kemana?” panggil mami.
Bian menghubungi managernya sambil jalan keluar “Den, dimana? Ketemu gue sekarang” Bian langsung mematikan panggilan tersebut.
“Lihat tuh anak kamu yang pembangkang” daddy langsung masuk ke kamar.
***
Dua hari setelah kejadian itu, Bian akan pergi ke Singapura. Dia pergi tidak menggunakan uang orang tuanya. Dia selama ini syuting, jadi penghasilan dari syuting tersebut yang akan dia gunakan untuk kuliah dan hidup disana.
Malam harinya Bian menemui maminya yang sedang di dalam kamar sendirian. “Re..” mami melihat Bian berdiri di depan pintu “masuk aja, daddy gak ada kok”.
Bian masuk dan duduk disebelah maminya “mi, aku mau minta izin. Aku mau pergi ke Singapur besok. Aku tahu mami tidak mengizinkan aku pergi. Tapi aku harus pergi mi, aku mau mencoba hidup mandiri”.
“Tapi nak..” mami masih kekeh tidak mengizinkannya.
“Mami berdoa saja buat aku selamat disana. Meskipun aku jauh, aku akan selalu menghubungi mami kok. Aku pergi bukan pakai uang mami atau daddy, aku pergi dengan penghasilan aku sendiri” Bian masih memohon.
“Mami gak tahu caranya buat melarang kamu lagi. Doa mami akan selalu bersama kamu tapi jangan pernah tidak menghubungi mami ataupun daddy. Meskipun daddy marah, dia sudah bangga sama kamu selama ini” mami langsung memeluk Bian.
“Terimakasih mi” Bian menangis dalam pelukan maminya.
Setelah bicara dengan maminya, Bian kembali lagi ke kamar. Tapi sebelum ke kamar, dia minta izin dulu sama kakak-kakaknya.
Pagi harinya manager datang menjemputnya dan mengantarnya ke bandara. Sampai di bandara mereka ngobrol sebentar “ini, semua sudah gue urus” Denis memberikan dokumen sama Bian.
“Terimakasih, kalau gue sudah balik kesini gue akan hubungi lo lagi. Gue masih tetap artis lo” Bian memeluk Denis sebagai tanda pamitnya.
“Lo hati-hati ya, meskipun kesal sama orang tua lo tetap hubungi mereka kalau sampai disana” pesan Denis.
“Oke, gue masuk dulu” Bian langsung masuk bandara dan check in.
***
Hampir satu tahu Bian tinggal di Singapura sendirian. Dia hanya datang kampus, belajar, dan kembali ke apartemen. Kadang-kadang dia juga pergi olahraga di lapangan bola kaki bersama dengan teman sejurusannya.
Hari ini Bian lagi malas pergi dengan temannya. Dia memutuskan untuk pulang ke apartemen. Sebelum pulang Bian berhenti di mini market beli makanan. Sewaktu Bian sedang mengambil motor, dia melihat ibu-ibu yang berteriak maling.
Bian langsung membantu ibu-ibu tersebut. Sewaktu dia melawan maling tersebut, banyak sekali teman dari maling itu menyerang Bian. Bian menjadi kesulitan melawan orang-orang tersebut. Tiba-tiba datang dua orang cowok yang membantu Bian melawan maling tersebut.
Setelah selesai Bian memberikan tas ibu-ibu yang di maling tadi. “Ini bu, ibu harus hati-hati kalau lewat disini” ucap Bian dalam bahasa inggris.
Ibu-ibu tadi mengambil tasnya dan mengucapkan terimakasih pada Bian dan dua orang cowok yang menolongnya. Lalu mereka saling kenalan dan membahas kuliah dimana serta berasal dari mana.
“Dasar maling sialan” gumam Bian sambil membereskan belanjaannya.
Dua cowok tersebut saling lihat, mereka menghampiri Bian “lo dari Indonesia?” ucap Andra.
“Iya, lo dari Indonesia juga?” Bian berdiri melihat mereka.
“Iya. Kenalin gue Andra dan dia Hendry” Andra memperkenalkan dirinya.
“Bian..” ucap Bian.
“Hendry..” ikut salaman.
“Kuliah disana?” Andra menunjuk kampus mereka.
“Iya, lo pada iya juga” ucap Bian.
“Iya. Gue jurusan bisnis” kata Andra.
“Gue jurusan modeling” ucap Hendry.
“Gue IT. Kalian tinggal dimana?” tanya Bian.
“Di apartemen dekat sini” ucap Hendry.
“Berarti sama dong, gue juga disana di lantai 17” Bian.
“Kita dilantai 10, makanya kita bisa kenal” Hendry.
Setelah pertemuan itu mereka menjadi dekat dan saling membantu. Mereka sering pergi main bareng mengitari kota dengan motornya. Mereka juga suka membantu orang-orang yang bertemu yang mengalami kesusahan.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments