Prraaaanggg...!!!!
Gelas terjatuh dari genggaman tangan perempuan yang sedang berdiri terdiam memaku, mengamati dengan seksama berita yang baru saja dilihat di layar televisi.
"Innaalillahi wainna illaihi raaji'uun." Alsea bergumam lirih, dadanya terasa sesak, air mata yang seakan tak pernah kering dari matanya kembali keluar membanjiri pipi Alsea. Ia terduduk lemas memegangi bagian dada yang entah kenapa terasa sangat sulit untuk bernafas, Ia tak menghiraukan tangan dan kaki yang lecet-lecet akibat goresan dari pecahan gelas yang di jatuhkan tadi.
Abyaz yang ikut menyaksikan tayangan berita di tv langsung menghambur memeluk kakaknya yang sudah bersimpuh dilantai.
"Sabar, Mbak! ikhlaskan mas Hafid ya, Mbak." tukas Abyaz berusaha menenangkan kakaknya.
"Antarkan Mbak kerumah mas Hafid, Yaz!" pinta Alsea.
"Iya mbak kita tunggu Mama sama Ayah sebentar ya," jawabnya.
Sekembalinya ayah Ridwan dan mama Rima dari masjid, keluarga Alsea langsung menuju kediaman Abi Kholid untuk menyambut kedatangan jenazah Hafid.
Sesampainya di depan area komplek perumahan Abi Kholid, sudah terlihat banyak jajaran mobil dan motor kepunyaan orang-orang yang ikut melayat di kediaman Hafid.
Melihat Alsea dan keluarganya datang, Umi Nur serta Tsabita berlari menghampiri Alsea, mereka saling berpelukan, tangisan ke tiga perempuan itu pun pecah membuat siapapun yang menyaksikan merasa haru dan iba.
Satu jam setelah kedatangan keluarga Alsea, mobil Ambulance yang mengantarkan jenazah Hafid pun tiba. Jenazah Hafid disambut dengan isak tangis para keluarga, kerabat hingga para pelayat lain.
Bahkan Umi Nur yang terlihat tabah dan tegar pun menangis histeris ketika melihat peti jenazah anaknya dikeluarkan dari mobil Ambulan.
Alsea yang sedari tadi duduk diruangan yang sudah disiapkan untuk menyambut kedatangan jenazah pun hanya mampu terdiam duduk mematung. Pikiran nya kalut, air mata yang keluar seakan tak pernah habis, tubuhnya terasa tak bertenaga sedikitpun bahkan untuk mendekati peti jenazah Alsea merasa tak mempunyai kekuatan.
Mama Rima yang melihat Alsea langsung merangkul anaknya, dipegang nya dengan erat tangan Alsea yang sedikit gemetar, lagi-lagi Alsea mengalami thermor, nasihat demi nasihat terus dibisikan ke telinga Alsea agar anaknya tetap kuat dan tabah.
Pandangan nya tak pernah lepas sejurus dengan datang nya peti jenazah yang di letakkan tepat dihadapan nya. untuk membuka buku yasin yang sudah di bawanya sedari tadi pun terasa tak ada daya.
"Ya ALLAH berilah hamba kekuatan untuk menerima setiap skenario yang telah engkau tetapkan. lapangkanlah hati hamba untuk menjalani takdir yang telah engkau tulis"
gumam Alsea yang tak melepaskan pandangan nya dari orang yang sudah di kagumi sejak dulu.
Ya....pria itu adalah HAFID ARBANY. Laki-laki yang membuat Aisyah Alsea lebih mendekatkan diri kepada sang penciptanya, laki-laki yang dia kagumi dalam diam selama bertahun-tahun lamanya, dan kini laki-laki yang telah berjanji akan menikahi dirinya, kembali datang namun sudah menjadi seonggoh jenazah yang terbungkus kain kafan dan tertutup rapat dibalik peti mati.
"InnaaLillahi wa inna illaihi raaji'un! Selamat jalan Mas Hafid, husnul khotimah untukmu Mas, semoga amal dan ibadahmu diterima disisi Allah dan di bukakan pintu surga terbaik untukmu. terimakasih untuk kisah yang pernah engkau toreh dihidup ku, tak kan pernah aku lupakan bahwa aku adalah wanita paling beruntung yang pernah di khitbah oleh pria sholeh, baik dan lembut hati nya sepertimu." tuturnya.
"Kuhadiah kan Al-Fatihah untuk menemani perjalanan mu menuju jannah ALLAH"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
hanie tsamara
😭😭😭😭
baru baca udah di sugihin memilukan...
hikkhikkkhiiikkk thor tega bgttt sih😫😫
2023-03-21
0
Sriza Juniarti
sesak didada mad hafid😭😭💕🥰
2022-11-29
0
Diana
😭😭😭😭
2022-06-08
0