BAB 5

Beberapa bulan setelah kepergian Hafid,

Alsea masih tetap rutin berkunjung ke rumah Umi Nur. Dia sudah terlanjur menyanyangi kelurga ini, karena itu Alsea tetap menjaga silaturahminya dengan keluarga Hafid.

"Nduk, Umi sama Abi Insya Allah sudah mengikhlas kan Hafid, kamu juga harus mengikhlaskan kepergian Hafid, kamu boleh menikah dengan siapapun yang kamu inginkan, Nduk." tutur Umi Nur

Setiap kedatangan Alsea, Umi Nur dan Abi Kholid selalu mengingatkan Alsea untuk segera menemukan pria lain dan menikahinya.

Meski sudah mengikhlaskan kepergian Hafid, Alsea tidak sedikitpun memikirkan untuk menikah dengan laki-laki lain.

"Belum menemukan laki-laki sebaik Mas Hafid, Umi!" jawab Alsea.

"Enggak mungkin akan ada pria yang sama persis dengan Hafid Nduk! setiap manusia pasti punya kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jika duniamu terpaku sama Hafid, maka kamu tidak akan pernah bisa bertemu dengan pria lain!" balas Umi Nur.

"Nanti saja Umi, jika ALLAH menghendaki Alsea bertemu dengan laki-laki lain, Alsea juga akan segera menikah." jawab Alsea asal.

Kedatangan Alsea kali ini sekaligus ingin berpamitan sama Umi Nur dan Abi Kholid, karena dia akan singgah sementara di kediaman kakak nya di Jogja.

Keberadaan nya di jakarta membuat Alsea tak henti-hentinya memikirkan kegagalan pernikahan nya dengan Hafid, tak terasa kejadian tersebut membuat rasa trauma pada diri Alsea.

Kedua orang tua Alsea pun merasa khawatir akan kondisi putri mereka, karena sebab itu Mama Rima dan Ayah Ridwan sering membujuk Alsea untuk tinggal sementara dikediaman kakaknya di Jogja. setidaknya dia akan sedikit melupakan rasa sakit hatinya sepeninggal calon suaminya

Awalnya Alsea menolak, karena dia tak tega jika harus meninggalkan Mamanya untuk mengurusi sendiri butik pakaian muslimah yang Ia kelola bersama Mamanya.

tapi karena kedua orangtua nya terus membujuk, akhirnya Alsea menyetujui untuk singgah sementara ke jogja, mungkin dengan begitu dia akan sedikit melupakan kenangannya bersama Hafid Arbany.

...----------------...

Pagi itu Mama Rima dan Ayah Ridwan menuju Handara Halim perdana kusuma guna mengantarkan keberangkatan Alsea ke Yogyakarta.

"Mama anter sampai sini ya, Nak! kamu tidak usah buru-buru pulangnya, tidak perlu khawatir sama butik, nanti ada Mia yang bantu-bantu." ujar Mama Rima

"Iya Ma, Maafin Alsea jadi ninggalin Ayah sama Mama berdua saja,"

"Kamu tidak usah khawatirin Ayah sama Mama, disini kita akan baik-baik saja, kamu yang harus jaga diri baik-baik, ikhlas kan yang sudah lewat ya, Nak! supaya kamu dapat menerima kehadiaran orang lain di hidupmu." nasihat ayah Ridwan untuk putrinya.

"Iya Mama, Ayah! Mama sama Ayah jaga kesehatan ya, Alsea pamit ya, aku chek in langsung nunggu di dalam saja. Mama sama Ayah langsung pulang saja!" pinta Alsea

"Hati-hati ya, Nak! jaga diri baik-baik dan ingatlah selalu libatkan ALLAH dalam setiap urusanmu." sambung Ayah Ridwan lagi

"Iya, Yah! terimakasih banyak Ayah, Alsea pamit Assallamualaikum!" ucap Alsea seraya mejabat dan mencium punggung tangan kedua orangtuanya.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab orangtua itu serempak.

Setelah melakukan chek-in dan mendapatkan boarding pass, Alsea menunggu di gate keberangkatan domestik.Tak selang berapa lama, panggilan untuk melakukan boarding pun terdengar, Kemudian Alsea berjalan melewati koridor menuju pesawat yang akan di naiki. Setelah mendapatkan kursi duduknya, Ia memasuk kan tas di kompartemen atas bangkunya.