Keizaa mengarahkan Kenzou ke arah rumah Tiara, dan sekali lagi Kenzou teringat kalau ia juga pernah ke daerah perumahan ini.
"Stop! Itu rumah Tiara...." seru Keizaa dan Kenzou langsung menekan pedal remnya.
"Kamu siapanya Dasha?" tanya Kenzou dengan suara dingin.
"Aku sepupunya, Kak..." jawab Tiara.
"Hmmmm...."
"Kalian mau mampir dulu?" tanya Tiara sambil membuka pintu.
"Tidak, Ra. Terima kasih... Kak Zou harus segera kembali ke kantor." jawab Keizaa.
"Oh baiklah, terima kasih untuk tumpangannya, Zaa... Kak Zou...." ucap Tiara sebelum keluar dari mobil.
"Ya Tuhan... Jantungku masih berdegup kencang... Kak Zou jauh lebih ganteng saat melihatnya dari dekat...." gumam Tiara sambil memegang dadanya dan menatap mobil Kenzou yang semakin menjauh.
Sejak pertama melihat Kenzou, Tiara sudah mengagumi kakak sahabatnya itu. Tapi hanya sebatas mengagumi saja, Tiara masih tidak mau dekat dengan pria lagi, jika pada akhirnya Dasha mampu menarik perhatian mereka, dan kembali membuat Tiara patah hati lagi.
Tiara membuka pintu pagarnya, terlihat mobil Dasha sudah terparkir di sana, yang berarti sepupunya, Dasha. Yang berusia satu tahun lebih tua dari Tiara itu sudah pulang kuliah.
Tiara baru menyadari sesuatu, pantas saja Kenzou mengenal Dasha, karena Dasha kuliah di kampus dan jurusan yang sama dengan Kenzou.
Saat memasuki ruang keluarga, Tiara mendengar cekikikan dari teman-teman Dasha. Sepupunya itu memang senang mengumpulkan teman-temannya di rumah ini.
"Oh, jadi kamu pura-pura cuek sama Kenzou si gunung es itu, biar dia makin penasaran Sama kamu, Cha?" tanya salah satu temannya.
Kenzou? Apa mereka sedang membicarakan kak Zou?
"Iya, tarik ulur sist... Para pria tuh akan semakin penasaran dengan wanita yang sulit di dapatkan... So, jual mahal dikit lah yaa biar gunung es itu tambah cinta sama aku...." jawab Dasha dengan suara centilnya.
Mengabaikan mereka, Tiara terus jalan ke arah dapur, "Siapa? Adiklo?" tanya salah satu temannya, yang mungkin baru pertama kali ke rumah ini. Karena rata-rata teman Dasha sudah mengenal Tiara.
"Sepupu... Abaikan saja dia. Eh by the way... si gunung es itu pernah Loh nganterin aku pulang...." seru Dasha dengan bangga.
"Seriously?! Berapa kali? Aahhh bikin iri....!"
"Seriuslah masa aku bohong... Cuma sekali, hari selanjutnya dia mau nganter aku lagi tapi aku menolaknya dengan berbagai macam alasan..."
"Kenapa?"
"Yaa biar dia lebih penasaran lahh sama aku...." jelas Dasha.
"Kenapa tidak jujur saja sih kalau kamu tuh sudah suka sama dia? Supaya kalian bisa segera jadian... Cowok favorit pacaran sama cewek favorit... Pasti akan jadi hari patah hati sekampus hahaha...." usul temannya Dasha.
"Nanti dulu... Aku masih menikmati gunung es itu ngejar-ngejar aku...." sahut Dasha.
"Gila kamu Cha, hebat! Dapat pacar kelas kakap langsung.... Anak sultan Booo...."
"Makanya aku tidak mau gegabah... Kalau aku langsung menerimanya kesannya aku gampangan banget... Jadi, yaa jual mahal dikit boleh dong..."
Tiara hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil menuang air putih ke gelasnya, dan meminumnya pelan-pelan sambil terus mendengarkan celotehan mereka.
Tidak ada sekat antara ruang tamu dan ruang keluarga dan ruang makan, jadi Tiara dapat mendengar dengan baik.
Kak Zou menyukai Dasha? Yah, wajarlah dia menyukai Dasha... Siapa yang tidak akan suka dengan wanita secantik sepupuku itu.
Cantik, tinggi, putih, yaa hampir sama lah denganku. Hanya saja Dasha lebih modis... Tante Risya selalu membelikannya baju baru yang kekinian dari brand ternama, sementara aku?
"Eh, Non sudah pulang... Mau Mbak Tini siapkan air hangat di bathtub?" tanya Mbak Tini, seperti biasa hanya Mbak Tinilah yang peduli dengan Tiara di rumah ini, juga Mang Jaja tukang kebun.
"Memang tugas Mbak Tini sudah selesai? Jangan sampai nanti dimarahi Tante Risya lagi...." tanya Tiara lalu menegak habis minumannya.
"Sudah, Non... Biar Mbak Tini siapkan sekarang yaa...."
"Ok."
Tiara kembali mengalihkan lagi perhatiannya ke arah Dasha dan teman-temannya. Kali ini mereka tidak membahas Kenzou, tapi sedang menggosipi teman kampus mereka.
Setelah meletakkan gelasnya, Tiara bergegas ke kamarnya, dimana mbak Tini sedang mengisi bathtub dengan air hangat.
"Non, airnya sudah siap."
"Iya, sebentar Mba aku buka sepatu dulu...."
**********
Keesokan paginya, Tiara sedang asik mendengar musik di earphonenya, sambil menunggu angkot yang akan ia naiki nanti lewat, ketika seseorang menepuk bahunya.
"Ya?" tanya Tiara sambil melepas earphone kanannya.
"Dipanggil temannya tuh..." jawab orang itu sambil menunjuk ke arah sebuah mobil yang ia tahu itu adalah mobil Kenzou, dan Keizaa melambaikan tangannya dari jendela yang terbuka.
"Ayo bareng, supaya kamu tidak telat lagi!" seru Keizaa.
Sambil melepas earphone satunya lagi, dan melampirkan tas punggungnya, Tiara bergegas menghampiri mobil Kenzou dan membuka pintu belakangnya.
"Tumben kamu lewat sini, Zaa?" tanya Tiara setelah duduk manis di dalam mobil itu, ia melirik Kenzou. Pria yang dijuluki gunung es oleh Dasha dan teman-temannya itu, nampak acuh dan fokus pada jalan raya.
"Aku tahu kamu pasti belum dapat angkot juga, makanya aku sengaja lewat sini, kamu tuh sudah dua kali telat, satu kali lagi telat, disuruh berdiri kamu di lapangan sambil hormat bendera...." jawab Keizaa.
"Terima kasih, Zaa. Tapi aku sudah terbiasa..." ujar Tiara sambil menyeringai lebar.
"Lagian kenapa kamu tidak naik ojek online sih? Supaya bisa lebih cepat sampai."
"Uang sakuku hanya cukup untuk naik angkot, Zaa. Tidak apa-apa itung-itung olahraga pagi ngejar-ngejar angkot...."
"Sebenarnya sudah lama aku ingin menanyakan ini, Ra. Kenapa orang tuamu memberikan uang saku pas-pasan hanya untuk ongkos saja? Kamu bahkan jarang sekali makan saat istirahat. Kalaupun kamu makan, aku tahu kamu pulang sekolah pasti jalan kaki kan ke rumahmu?" tanya Keizaa.
Mereka memang baru berteman dekat, tapi Tiara tidak pernah menceritakan tentang keluarganya pada Keizaa, meski Keizaa menceritakan seluruh anggota keluarganya. Bahkan Keizaa sampai mengenalkan Tiara pada adiknya, Keanu.
Meski sesekali Keizaa mengantar Tiara pulang seperti kemarin, tapi biasanya saat bersama Kak Alson. Karena entah kenapa Keizaa lebih akrab dengan sepupunya itu.
"Ara..." panggil Keizaa lagi membuyarkan lamunannya.
"Hmm... Orang tuaku sudah meninggal, Zaa... Sekarang aku tinggal dengan tanteku...." jawab Tiara.
"Ya Tuhan... Maaf, Ra. Aku tidak tahu...." pekik Aliana.
"Tidak apa-apa, mereka meninggal saat aku berusia lima tahun... Sudah lama berlalu." ujar Tiara, berusaha terdengar tegar tapi tetap saja tidak dapat menyembunyikan kesedihan di dalam suaranya.
"Berarti tantemu itu terlalu pelit, Ra. Meski kamu bukan anak kandungnya, seharusnya mereka tidak memberimu uang pas-pasan juga hanya untuk ongkos saja...." rutuk Keizaa.
Tiara melirik sekilas ke arah Kenzou yang masih fokus menyetir, "Aku tidak mau membahasnya, Zaa." ujarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
kasian Tiara....
2024-08-10
0
Edah J
Udah dibikin geregetan aja nieh cerita menarik bangett 😊
2022-08-02
0
membaca dalam diam
dih so cakep wkwkwkw so main tarik ulur dikira lagi tarik tambang wkwkwkw kocak
2022-04-06
0