Riana mengetukkan jari-jarinya ke atas meja kerjanya berulangkali sambil melamun. Karena terdengar bunyi "tuk tuk tuk" sejak tadi, Mei pun melongokkan kepalanya melihat ke arah meja kerja Riana yang berada tepat di sebelah meja kerjanya yang hanya mempunyai batas sedada orang dewasa.
"Ya ampun Riiii, jadi dari tadi yang tak tuk tak tuk itu elu??" ucapnya sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Ngapain sih lu kaya orang kurang kerjaan? Ngelamun lu?" lanjutnya sambil menarik kursinya dan mendekat ke kursi Riana.
"Gue lagi bingung Mey," jawabnya sambil memainkan kuku tangannya seperti orang bingung.
"Kenapa sih? Ga biasanya elu bingung sampe ngelamun begini," ucap Mey penasaran.
"Gue mau di kenalin sama anaknya pimpinan gue di kampus," ucapnya memulai cerita.
"Terus?" tanya Mey yang makin penasaran.
"Gue iya-in, menurut lu gue gampangan banget ga sih langsung-langsung mau aja gitu?" tanyanya sambil mengguncang lengan Mey.
"Lha, gampangan kenapa? Sah-sah aja kali. Siapa tahu itu beneran bakal jadi jodoh lu. Lagian, kan elu dimintanya cuma kenalan, yaudah kalau ga cocok kan ga apa-apa," jawab Mey mencoba memberi pencerahan pada sahabatnya itu.
"Gitu ya? Jadi beneran ga apa-apa ni?" tanya Riana lagi.
"Ri, gini deh, lu jangan mikir aneh-aneh dulu. Itu pimpinan lu niatnya baik, dia mau menjalin silaturrahim sama lu lebih jauh lewat memperkenalkan anaknya. Kenapa dia milih lu, berarti beliau ngeliatnya lu itu baik," lanjut Mey.
"Iya sih, tapi kalau seandainya ga cocok gimana?" tanyanya lagi sambil menopang dagu.
"Ri, lu itu kebanyakan mikir. Coba lu jalanin dulu. Inget, target nikah lu udah mulai kelewatan. Lu dari umur 25 udah bilang pengen nikah, lha sekarang udah mau umur 27 masih banyak mikir. Ayo semangat dong Ri, cuma disuruh kenalan doang sampe ngelamun kebingungan" ucap Mey sambil menggoda mencoel bahu Riana.
Riana terdiam dan kembali masuk dalam lamunannya. Meypun geleng-geleng kepala melihat Riana yang masih saja bingung. Dengan cepat ia menggeser kursinya menjauh dari Riana yang sedang melamun dan kembali ke meja kerjanya.
...***...
Beberapa hari kemudian..
Akhirnya Riana hari ini janjian dengan Pak Ridwan untuk bertemu di Ben Cafe. Kebetulan tidak jauh dari kosnya. Mereka janjian pukul 12.30 WIB.
Riana tiba di sana tepat pukul 12.30 WIB. Dengan menggunakan dress selutut berwarna dusty, dipadukan dengan flat shoes berwarna khaki menambah kesan manis pada tampilannya hari itu.
Sebenarnya ia cukup deg-degan dan malu hari ini. Ingin rasanya pura-pura sakit dan membatalkan janjinya. Namun lagi-lagi ia tak enak pada Pak Ridwan.
Riana pun masuk dan duduk di salah satu bangku. Ia memesan segelas caramel shake sembari menunggu Pak Ridwan datang. Ia menggoyang-goyangkan kaki berusaha menghilangkan nervous yang dirasakannya.
Tak lama kemudian, dari kaca terlihat mobil Pak Ridwan memasuki area parkiran disusul dengan sebuah mobil sedan hitam. Jantung Riana makin berdegub tak karuan. Ia makin deg-degan walaupun telah ia tanamkan dalam pikirannya bahwa ini hanyalah sebuah perkenalan.
Setelah itu, terlihat Pak Ridwan keluar dari mobilnya. Dan seorang lelaki berperawakan tinggi mengikut berjalan di belakangnya.
Riana dapat melihat jelas wajah keduanya. Ia kaget bukan kepalang melihat sosok yang berjalan bersama Pak Ridwan itu adalah tamu tak diundang yang masuk dan tidur di kamarnya tempo hari.
Pikirannya makin tak karuan. 'Apa itu anaknya pak Ridwan?' pikirnya sambil terus memperhatikan keduanya berjalan menuju pintu masuk.
'Sepertinya beneran itu anaknya. Ya Tuhan, dunia kecil banget sih. Kenapa harus laki-laki ituuuu?' pikirnya lagi.
Ketika melihat kedua orang itu masuk ke dalam cafe, Riana mencoba menenangkan dirinya. Ia menarik nafas dalam-dalam agar terlihat lebih tenang kemudian tersenyum lebar menyambut kedatangan Pak Ridwan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Surabaya Honda
someone has already arranged a match. will definitely meet even if there are obstacles from any side
2023-11-16
0
Yulia
sdh bisa ditebak
2021-06-27
0
pink magenta
jodoh pasti bertemu
2021-06-25
1