Kemudian Abbas menghubungi Alsava dan memberitahu kedatangan besok malam kerumahnya.
"Hallo, sayang. Aku mau kasih tau besok aku dan keluarga ingin kerumah kamu."
"Mau ngapain."
"Ish! kamu itu jangan ketus sama aku, kan bentar lagi kita akan jadi suami istri."
"Suami istri?." Alsava bingung.
"Iya, sayang. Besok aku mau melamar kamu jadi istriku di depan keluarga kamu, kamu dandan yang cantik ya, sayang."
"Tu-tunggu kok, cepat banget sih. Aku kan masih ingin merasakan kerja dulu."
"Itu mah gampang, sayang. Setelah nikah kamu bisa kerja, aku ngga membatasi kamu kok. Apapun yang kamu lakukan aku dukung kamu."
"Gimana, ya. Aku bingung."
"Kamu jangan bingung, pokok besok harus dandan cantik, ya. Ingat jangan pakai celana jeans dan koas, kamu pake dress yang aku kirimkan besok pagi. Oke."
"Baiklah."
"Ya, udah. Aku tutup dulu telponnya, nanti aku telpon lagi ya. I Love you."
"Ya, I Love you too."
Sambungan telpon terputus.
"Ini gimana, apa aku terima aja lamaran Abbas dan menikah muda?." Alsava duduk di pinggiran ranjang.
"Aku harus pendapat Papa, Mama dan Alvan, iya aku butuh pendapat mereka." Alsava berdiri dan menunju ruang keluarga.
"Pah, Mah dan Bang. Aku mau bicara sebentar."
"Mang mau ngomong apa adik sayang." Alvan merangkul Alsava.
"Iya, mang ada apa. Sayang." Mama memegang tangan Alsava.
"Mmm... Tadi Abbas telpon, Dia mau melamar aku di depan kalian semua. Aku bingung harus bagaimana?." Alsava menundukkan kepala.
"Hahahaha... ternyata Abbas takut kehilangan kamu, dek."
"Masa sih bang?."
"Iya, dek. Jadi kamu mau menerima Dia jadi suami kamu, apa kamu sudah yakin?."
"Aku ngga tau bang, menurut papa dan Mama bagaimana?."
"Papa sih setuju, karena sebelumnya Papa dan Mario sudah menjodohkan kamu dan Abbas. Eh! Kalian udah pacaran, jadi papa dan Mario tidak usah repot-repot menjodohkan kalian lagi."
"Begini, Nak. Kamu sholat tahajud, minta petunjuk kepada Allah."
"Baik Mah, Pah. Aku nanti coba pikirkan kembali dan sholat tahajud, semoga keputusan ku nanti akan membawakan kebahagiaan."
"Ya elah, dek. Pake drama segala, di terima aja lamarannya dan lagi pula Abbas itu sayang banget sama kamu. Ngga baik lamaran sesorang di tolak, nanti kamu jadi perawan tua loh."
"Ish! Abang." Alsava melempar bantal sofa ke wajah Alvan.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Besoknya, Abbas dan keluarga benaran datang kerumah membawa beberapa hadiah.
"Assalamualaikum, calon besan." Ucap senang Mario.
"Wa'alaikumsalam, ayo. Silakan masuk." Papa Alvendra.
"Assalamualaikum, Om." Abbas mencium punggung tangan Alvendra.
"Terimakasih, kemana calon menantu Ku?." Papi Mario celingak-celinguk.
"Masih dikamarnya, ayo. Silakan duduk dulu, nanti saya panggilkan." Mama Savara.
Mama Savara menaiki tangga dan menuju kamar Alsava.
Tok
Tok
Tok
"Al, Abbas dan keluarganya sudah datang. Apa kamu sudah siap?." Mama Savara mengetuk pintu.
Ceklek. Pintu kamar di buka oleh Alsava.
(Contoh Alsava bergaya)
"Cantik sekali anak Mama." Mama Savara memegang pipi Alsava.
"Terimakasih, Ma. Walau Al tomboy, tapi Al bisa dandan mengalahkan MUA terkenal dunia." Alsava membanggakan diri.
"Yuk, turun. Abbas dan keluarganya sudah menunggu kamu."
"Iya, Ma."
Mama Savara menggandeng tangan Alsava.
"Mah, Al gugup banget. Rasanya jantung Al mau keluar dari tadi berdebar-debar terus"
"Ucapkan Basmalah dan tarik napas, lalu hembuskan biar tenang."
"Bismillahirahmanirohim."
Alsava dan Mama Savara menuruni tangga. Abbas melihat Alsava, ia berdiri dan merasa terpanah melihat penampilan Alsava.
(Contoh Abbas terpanah, tetap dengan coolnya dan anggap aja Abbas berada di ruang tamu Guys).
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
novi 99
ini lumayan cocok ... dari pada visual pas wisuda tadi ...
2023-03-06
1
Imam Sutoto Suro
keren banget lanjutkan thor
2023-02-01
1
Katherina Ajawaila
ini mah cinta jilat, semoga kedepan nya ngk ada halangan
2022-05-13
1