"Terimakasih, Pi. Alsava itu sangat berarti bagiku, Pi. Aku sudah lama mencintainya, tapi selalu dia menolak ku. Karena dulu aku seorang playboy, itu aku lakukan agar dia menyadari perasaannya kepada ku. Tapi dia malah ngga sadar-sadar malah benci." Abbas menyandarkan kepala di sofa dan mengingatkan sewaktu pertama kali ia jatuh cinta dan menyatakan cintanya kepada Alsava.
"Hahaha... Ternyata seorang Abbas Ferdinand sang putra Mario Ferdinand si kerajaan bisnis, akhirnya ada yang menolak juga." Papi Mario menepuk pundak sang putra.
"Ish!, Papi." Abbas cemberut.
"Hahaha... Si boy ngambek." Papi Mario menggoda Abbas.
"Tau ah! Aku kekamar dulu." Abbas berdiri.
"Oke-oke, duduk dulu. Ada yang Papi mau sampaikan ke kamu." Papi Mario menarik tangan Abbas.
"Apa, Pi?." Abbas penasaran.
"Penasaran, ya."
"Papi dari tadi bercanda mulu, serius dikit kenapa?."
"Oke Papi serius." Papi Mario merapikan kemejanya.
"Pusing punya Papi somplak." Abbas menepuk jidatnya.
"Tapi gantengkan."
"Pi, kalau papi ngga cerita juga aku pergi nih."
"Slow boy." Papi Mario memegang tangan Abbas.
"Oke cepatan cerita." Abbas melipat kedua tangan di perutnya.
"Baiklah kalau begitu, kamu dengarkan papi bicara sampai selesai dan kamu jangan mengelak."
"Iya, papi ku yang ganteng dan baik hati."
"Hehehe... Jadi terharu papi." Papi Mario memegang pipinya.
"Aduh! cape aku lama-lama sama papi."
"Oke, papi mau nanti kamu meneruskan perjuangan papi mengurus perusahaan maupun di dalam Negeri atau luar Negeri. Papi mau leha-leha di masa tua dan bermain dengan cucu-cucu papi." Papi Mario tersenyum.
"Tapi pi, apakah aku mampu menjalankan kerajaan bisnis papi?atau aku jalankan dulu salah satu perusahaan papi?." Abbas menatap papi.
"Papi yakin dengan kemampuan kamu boy, cuma kamu satu-satunya yang bisa. Dari pada sepupumu Edo, yang ada perusahaan akan bangkrut dalam sekejap. Lagi pula ini perusahaan papi sendiri, papi bangun dengan segala usaha dan keringat bercucuran. Hingga terbangun kokoh kerajaan bisnis papi ini."
Abbas masih bingung harus apa.
"Boy coba lihat perusahaan Opa yang di urus oleh paman dan sepupu mu itu, tak ada kemajuan padahal papi selalu menanam modal. Tapi tetap aja tidak ada kemajuan, maka dari itu papi ingin kamu meneruskan perusahaan papi dan diam-diam ambil kembali perusahaan Opa mu yang sebenarnya hak kamu." Papi Mario menepuk pundak Abbas.
"Maksud Papi apa? aku ngga ngerti, ceritakan sebenarnya sama Abbas." Abbas menatap Papi Mario, tanpa kebingungan dari Abbas.
"Opa mu sebenarnya mewariskan seluruh perusahaan Opa ke kamu, akibat keserakahan dan liciknya Paman mu dapat mengusai perusahaan Opa mu. Tapi mereka tak sepenuhnya mengambil, karena Opa sebelumnya sudah memberikan berkas-berkas perusahaan Opa ke Papi. Paman mu tidak mengetahui, kalau Opa mu masih ada perusahaan. Untuk itu Papi ingin kamu segera ambil kembali hak kamu, nak. Papi tidak mau perusahaan Opa bangkrut atau gulung tikar, cuma kamu yang bisa Papi andalkan. Kamu anak Papi satu-satunya." Papi Mario memegang tangan anak dan berharap segera melakukan keinginannya.
"Kalau itu memang benar, Insya Allah atas izinnya. Abbas akan berusaha menjadi pemimpin di perusahaan Papi dan Opa, tapi sebelumnya Abbas ingin belajar terlebih dahulu agar tidak ada kesalahan dan Abbas juga ingin segera meminang Alsava, takut aku sibuk aku tak bisa bersamanya dan Alsava mencari pendamping baru." Abbas menatap Papi Mario dengan belas kasih.
"Hahahaha... Ternyata putra Papi ini takut kehilangan Alsava, baiklah 3 minggu lagi kita adakan pernikahan mu. Karena dua bulan kedepan kamu harus sudah mulai mengurus perusahaan Papi dan Opa Mu."
"Terimakasih, Pi. Aku akan segera memberitahu ini ke Alsava." Abbas memeluk Papi Mario.
"Sekalian aja kita lamar dia kerumahnya besok."
"Baiklah, Pi. Aku akan telpon Alsava, agar dia bisa siap-siap."
Kemudian Abbas menghubungi Alsava dan memberitahu kedatangan besok malam kerumahnya.
.
.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
good job thor lanjutkan seruuuu
2023-02-01
1
Hasrie Bakrie
Next
2022-03-16
1
Indra Yani
lanjut
2022-03-06
1