4 Tahun Kemudian
Selama 4 tahun Abbas tidak henti-hentinya mengejarku, hingga membuatku bosan. Selama 4 tahun Abbas tidak pernah bermain dengan perempuan lagi, dia Benar-benar menunjukkan keseriusannya mencintaiku.
Hari ini hari kelulusan bagi para mahasiswa dan mahasiswi di kampus ku. Aku dkk sangat senang.
"Akhirnya kita wisuda juga." Aku senang.
"Iya, gue juga ngga nyangka. Secepat ini gue wisuda." Sambung Reina.
"Iya, sebelum kita kedalam. Kita selfi yuk." Icha mengeluarkan ponsel kesayangannya.
"1... 2... 3.... cheese." Serentak. (Reina, Aku dan Icha).
Kami masuk keruangan, tapi tempat duduk kami terpisah. Karena jurusan kami berbeda, aku jurusan Bisnis dan kedua sahabatku jurusan Teknik Komputer.
Satu persatu nama mahasiswa dan mahasiswi di panggil untuk menaiki panggung. Aku mendapatkan peringkat pertama dan pekerjaan di Paris, ku lihat kedua orangtuaku sangat bangga. Aku tersenyum kepada mereka.
"Perhatian semua." Kata Abbas di panggung.
Aku menoleh dan kaget lihat Abbas di atas panggung.
"Assalamualaikum semua, hari ini di hadapan semua orang. Gue ingin melamar seorang gadis yang telah merubah hidup gue lebih berwarna. Walau dia cewek bar-bar dan selalu menolak cinta gue berkali-kali, sehingga membuat gue semakin semangat dan penasaran. Soalnya baru kali ini cewek menolak cinta gue." Abbas menatap ku.
"Waduh! Ini orang ngapain lagi. Jangan sampai orang itu gue." Batin ku, aku menutup wajahku dengan brosur agar Abbas tidak melihatku.
"Hai gadis bar-bar ku, jangan kau tutup wajah cantikmu dengan brosur." Kata Abbas, lampu sorot kearah. Hingga wajah ku merah merona.
Semua orang bersorak senang dan kaget.
"Alsava Putri Alvendra, maukah kamu menjadi istri dan ibu dari anak-anakku nanti? Aku serius mengatakan ini." Abbas turun dari panggung dan menghampiriku. Aku masih bengong dan tidak menyangka Abbas Benar-benar melamarku.
"Sekali lagi Alsava Putri Alvendra, maukah kamu menjadi istri dan ibu dari anak-anakku kelak?." Abbas berlutut dan memegang tanganku.
Aku masih dalam keadaan melamun, lalu Abbas menggoyangkan tanganku. Agar tersadar dari lamunanku.
"Saat ini gue ngga tau perasaan gue ke loe, bukan maksud untuk menolak loe. Tapi kita jalani aja yang terbaik buat kita berdua." Aku berusaha tenang.
"Jadi kamu mau terima aku atau menolak?." Abbas bangun.
"Kan tadi gue udah bilang, jalani aja dulu."
"Maksud kamu, aku Benar-benar ngga ngerti."
"Ya, gue mau jadi istri loe. Tapi loe harus Benar-benar tunjukin keseriusan loe sama gue. Bukan banyak janji atau rayuan yang loe berikan."
"Insya Allah, aku akan tunjukkan keseriusan aku yang sangat mencintaimu." Abbas memegang kedua tanganku.
"Jadi boleh ini aku pasangkan cincin ini di jari manismu." Abbas mengeluarkan cincin berlian dan di tunjukkan.
"Silakan." Aku menjulurkan tanganku. Abbas menyematkan cincin di jari manisku.
Aku tidak menyangka hari ini aku menerima Abbas.
"Terimakasih, sayang." Abbas memeluk ku dan mencium keningku. Semua orang bersorak.
"Iya." Aku malu-malu.
"Gadis bar-barku ini bisa malu-malu ya. Tapi imut, bikin aku ngga sabaran untuk menghalalkanmu." Abbas menarik hidungku.
"Ish... Sakit tau." Aku memegang hidungku.
Reina dan Icha memeluk ku dan memberikan selamat.
Acara wisuda di lanjutkan, Abbas tidak mau kembali ketempat duduknya. Ia bahkan terus menggenggam dan mencium tanganku.
"Bas, lebih baik Loe kembali ketempat duduk loe. Ngga enak sama yang lain." Aku berusaha melepaskan tangan Abbas, tapi Abbas semakin erat menggenggam tanganku.
"Biarin, aja. Aku ngga mau jauh darimu, takut nanti kamu pergi meninggalkan aku." Abbas manja.
Jangan lupa dukungannya... Vote, like dan komentarnya. Terimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
semangat thor lanjutkan
2023-02-01
1
Aek Sinaga
serius berarti banyak tantangan
2022-11-21
1
Amoy Karamoy
gue jg ogah,itu tipuan x aja
2022-08-03
1