Bab 4

“Kenapa harus sama dia Bu?” tanya keduanya kompak setelah sama-sama menghela napas kaget.

“Iyalah, kan, kalian ketua sama wakil. Jadi, harus bareng dan di depan. Supaya kalo ada Guru yang mau tanya sesuatu jadi gampang,” jawab Bu Fatin santai.

“Tapi nggak harus satu meja juga, dong, Bu. Kan, meja depan ada banyak itu,” protes Gia.

“Nggak, pokoknya ketua kelas sama wakilnya harus satu meja, ayok. Kelas lain juga sama, kok, kayak gitu!" perintah Bu Fatin tegas.

“Aturan nggak jelas,” decak Riza malas.

Gia menatap Nela, temannya itu mengangguk. Nela lantas memindahkan buku-bukunya ke meja di belakang Gia. Gia berdiri untuk memberi jalan keluar bagi Nela, tetapi, dia dikagetkan dengan Riza yang langsung duduk di tempatnya setelah Nela pindah ke belakang.

“Permisi, aku mau lewat.”

“Ngomong sama gue?” tanya Riza.

“Ya, berdiri dulu. Aku mau duduk," ucap Gia lagi.

“Ribed banget jadi cewek!” decak Riza kesal, tapi, ia juga tidak menolak permintaan wakilnya itu.

“Buat Gia sama Riza, ibu minta tolong nanti buat daftar struktur organisasi kelas sama yang lainnya. Kalian atur aja, ya,” pinta Bu Fatin menatap dua muridnya itu.

“Ya, Bu.” Hanya itu yang menjadi jawaban keduanya.

***

“Calvin.”

Riza terperangah karena panggilan itu, sebisa mungkin dia mengendalikan dirinya agar tak tersenyum ataupun hanya sekedar melihat ke arah Gia.

“Nama gue Riza!” jawabnya singkat.

“Tau, tapi, nggak enak juga manggil Riza-nya,” balas Gia yang merasa aneh dengan panggilan itu.

“Terserah!” jawab Riza acuh.

“Vin?” Gia memanggilnya lagi.

“Apa lagi, sih?” tanya Riza dengan bola mata berrotasi dengan malas.

Gia mendengkus. “Biasa aja, dong, mukanya.”

“Ya, lo mau apa?”

“Bisa angkat kaki, nggak?”

“Lo ngusir gue?” tanya Riza yang kesal dengan permintaan Gia.

“Enggak, kok.”

“Terus?”

“Kaki kamu nginjek rokku,” cicit Gia.

Riza melihat ke bawah, dan benar saja. Kaki kanannya tak sengaja menginjak bagian bawah rok Gia yang panjangnya sampai menutup bagian mata kaki gadis itu.

Riza segera menggeser posisinya, dia menatap Gia dengan kesal. “Lo, sih, pake baju panjang banget gitu. Ribed, kan, jadinya.”

“Ya, terus? Kamu pikir aku harus pake rok di atas lutut, gitu? Ngumbar aurat itu namanya!” balas Gia ikut kesal.

“Nggak usah ceramah!” jawab Riza acuh.

“Dasar, batu!” gumam Gia kecil, tetapi, masih bisa terdengar sampai telinga Riza yang hanya dibalas acuh saja olehnya.

Sungguh, ini awal dari mereka, ini awal dari cerita yang akan mereka alami. Awal dari kisah hidup mereka yang akan menentukan masa depan mereka. Ini awal bagi mereka, tanpa mereka ketahui akhirnya.

***

Halaman 4

'Dasar menyebalkan, huh ... ternyata banyak perempuan aneh di sini. aku pikir cuma Gia yang bisa membuatku kesal, ternyata, ada yang bisa lebih membuatku muak dan ingin melemparnya jauh-jauh.'

Tertanda

Calvin Arriza Adhitama

***

“Hay, Riza,” sapa seorang gadis cantik dengan pakaian sama dengan Gia, tetapi, ini lebih ketat dan lebih pendek dari rok milik Gia.

“Hmm.”

“Za, kamu kenal aku, kan?” tanya gadis itu.

“Nggak!” tegas Riza tanpa melirik sedikit pun.

“Ya udah, kenalin, aku Melin. Melinda Adelia.” Gadis bernama Melin itu mengulurkan tangan kanannya.

“Nggak nanya!"

Melin tersentak, dia sedikit salah tingkah dan melirik sekitarnya dengan risih. Namun, dia kembali menatap Riza. “Ehm, aku sekretaris kamu. So, aku harap, kita bisa bekerjasama dengan baik.”

Terdengar kekehan sinis dari Riza, percakapan itu membuat Gia terganggu. Ya, memang sedari tadi dia sudah ada di mejanya sendiri. Dia sedang sibuk membuka buku pelajarannya.

“Sekretaris kelas, bukan sekretaris ketua.” Riza berujar dengan sinis.

“Sama aja, dong. Kan, kita juga kerjanya bareng,” kekeh Melin dengan senyum percaya dirinya.

“Ketua punya wakil, jadi ketua nggak butuh sekretaris. Tugas kamu keseluruhan di kelas ini, Melin, bukan jadi pengamat ketua aja.” Gia yang sudah mulai muak dengan percakapan dua orang itu ikut menimpali.

Melin nenatap Gia dengan sinis. “Gue nggak ngomong sama lo, gue lagi ngobrol sama Riza.”

“Terserah, silahkan bicara. Kita lihat, apa batu bisa cair?” balas Gia dengan kekehan di akhir kalimatnya.

“Lo bilang gue apa?” tanya Riza dengan nada juga tatapan tajam menatap Gia.

“Apa? Batu!” jawab Gia santai.

“Sekali lagi lo bilang gue batu, gue-”

ucapannya terpotong karena seseorang.

“Lo mau apain dia?” potong seseorang dari luar kelas, tentu dengan suara yang keras dan nada yang tegas.

Semua pandangan melihatnya, dia berjalan dengan santai dan tatapan mata lurus ke arah Gia dan Riza.

“Bilang mau apa?” tanyanya sekali lagi, menatap tajam Riza yang juga menatapnya dingin.

“Urus pacar lo, bilang sama dia. Nggak usah sok ngurusin hidup orang lain.” Riza berujar dingin dengan sedikit lirikan ke arah Gia yang hanya duduk dengan santai, sambil memperhatikan dua orang beraura dingin itu.

Riza langsung pergi ke luar kelas dengan wajah marah. Bagas dan Dafa yang melihatnya pun mengikuti Riza, disusul juga oleh Melin yang entah dengan niat apa mengikuti ketiga pemuda itu.

“Pfftttt ... pacar,” desis seseorang yang duduk di bangku belakang Gia.

“Udah gue bilang, kan. Kalian tuh cocok jadi pasangan, pake main deket-deketan di depan umum segala lagi. Jadi dikira pacaran, kan,” ujar Nela dengan tawa kecilnya.

“Temenmu stres, ya, Gi?” ucap Edo datar.

Gia mengangguk dengan miris. “Iya, Bang. Untung Gia sayang dia, kalo nggak, udah Gia tendang dari dulu!”

“Jahat banget kalian!” protes Nela tak terima. Namun, dia diacuhkan oleh Gia dan Edo.

“Abang ngapain ke sini?" tanya Gia pada Edo.

“Mau nganter ini, tadi ketinggalan.”

Edo menyodorkan sejumlah uang pada Gia.

“Eh, uang saku Gia?” tanyanya, tetapi, tangannya menerima uang itu dengan senang hati.

“Iya, lain kali jangan sampe lupa lagi,” ujarnya sambil mengacak kerudung Gia.

“Ishh, Abang ... rusak, nih, kerudung Gia!" rengek Gia cemberut.

Sedang di tempat lain, Riza duduk dengan mata terpejam, dia menikmati angin yang menerpa wajahnya.

“Za, balik ke kelas, yuk!” ajak seorang gadis mengakhiri kesunyian tempat yang empat orang itu datangi.

“Lo ngapain, sih, pake ikutin kita segala?” tanya Bagas pada Melin. Ya, Melin si sekretaris kelas itu mengikuti tiga sekawan saat mereka keluar dari kelas.

“Ya nggak apa-apa, dong. Kan, aku khawatir aja siapa tau Riza kalo marah nekat."

*****

Bersambung....

see u next chpt epribadeh...🖤

Terpopuler

Comments

Nazwatalita

Nazwatalita

AQ mampir kk...

2021-04-19

1

Perjuangan cinta Tuan Muda

Perjuangan cinta Tuan Muda

kocak. Gia sama Riza.

2021-04-19

1

👑Meylani Putri Putti

👑Meylani Putri Putti

5 like langsung nyicil ya thor di tunggu kehadiran nya

2021-03-20

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 1
3 Bab 2
4 Bab 3
5 Bab 4
6 Bab 5
7 Bab 6
8 Bab 7
9 Bab 8
10 Bab 9
11 Bab 10
12 Bab 11
13 Bab 12
14 Bab 13
15 Bab 14
16 Bab 15
17 Bab 16
18 Bab 17
19 Bab 18
20 Bab 19
21 Bab 20
22 Bab 21
23 Bab 22
24 Bab 23
25 Bab 24
26 Bab 25
27 Riza Pergi.
28 Mencari Riza.
29 Apa Masalahmu?
30 Rumah Karya.
31 Rumah Karya 2
32 Lebih Beruntung dari Mereka.
33 Hal.13
34 Bahagia yang Semestinya.
35 Obrolan Ringan.
36 Sepenggal Kisah dari Kejauhan.
37 Tentang Rasa (Love Triangle)
38 Tentang Rasa 2.
39 Aritmia kah?
40 Kenapa Sih??
41 Berubah.
42 Nyesek.
43 Polos Boleh, Bodoh Jangan.
44 Couple.
45 Bianca?
46 22.35
47 Bolos.
48 Drama.
49 Aib Gia.
50 Bercanda dengan Perasaan.
51 Tersindir.
52 Orang Bodoh yang Egois.
53 Mimpi dan Zayn.
54 Tentang Gia, dan Zayn.
55 Tentang Gia, dan Zayn 2.
56 Tentang Gia, dan Zayn 3.
57 Kenangan.
58 Gak Jelas.
59 Apa Apaan ini?
60 Surprise..
61 Unforgettable.
62 KeyrAdit.
63 Nyeleneh.
64 Bucin.
65 Desas - Desus.
66 Puisi.
67 Me VS Papah Mertua.
68 Bocah Tengil!
69 Flat.
70 Serba Salah.
71 Senin.
72 Kamu, Penting!
73 Sementara dan Selamanya.
74 Kecantikan dan Tekad.
75 Rumah Karya 3.
76 Bian?
77 Aku, Kamu, dan Dia.
78 KeyrAdit 2.
79 KeyrAdit 3.
80 Martabak.
81 Bukan Pencuri.
82 Berjuang Lebih Keras Lagi.
83 Mine!
84 Rofftop!
85 ##
86 Licik.
87 Sidang!
88 Basi!
89 Love At The First Sight.
90 Dari Dua Sisi yang Berbeda.
91 Masih Gia yang Dulu.
92 Demi Gia Riza.
93 Dua Hati, Satu Pandangan.
94 Bian, Lagi.
95 Sekedar Bantuan.
96 Karma
97 Dongeng ala Keyra.
98 Koridor Perpustakaan.
99 Jatuh.
100 Perasaan Bian.
101 Pengecut!
102 That's The Reality.
103 Plin-plan.
104 Lihat Aku Sekali Ajah, Gi.
105 Ba(l)ikan
106 Berpelukan...
107 Gia bagi Riza.
108 Adelia?
109 KenaWhy?
110 Bidadari sang Pangeran.
111 Hari Baru.
112 Terbuka.
113 Numpang.
114 Kacau.
115 Sayang...
116 H-3
117 Dear Diary Gia Annatasya Putri.
118 Kenyataan.
119 Maaf.
120 H
121 G&R.
122 (C)alon Suami Idaman.
123 Maaf dan Terima Kasih.
124 Mangga Muda.
125 Bu RT
126 Transparan
127 For a Thousand Year
128 Anugerah
129 Lima Pemuda.
130 Minus
131 Why Me?
132 My Enemy is My Love
133 Dunia Tak Adil
134 EDISI CURHAT!
135 Asalkan Kita Bahagia
136 Aneh!
137 Suatu Hari
138 Dia, Dalam Dirimu
139 Baby
140 Jalan
141 Kisah Kita Hari Ini
142 See U, Calvin. Halaman Terakhir. END
143 NEW!
144 Dear
145 EXTRA CHPT
146 DWI
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1
3
Bab 2
4
Bab 3
5
Bab 4
6
Bab 5
7
Bab 6
8
Bab 7
9
Bab 8
10
Bab 9
11
Bab 10
12
Bab 11
13
Bab 12
14
Bab 13
15
Bab 14
16
Bab 15
17
Bab 16
18
Bab 17
19
Bab 18
20
Bab 19
21
Bab 20
22
Bab 21
23
Bab 22
24
Bab 23
25
Bab 24
26
Bab 25
27
Riza Pergi.
28
Mencari Riza.
29
Apa Masalahmu?
30
Rumah Karya.
31
Rumah Karya 2
32
Lebih Beruntung dari Mereka.
33
Hal.13
34
Bahagia yang Semestinya.
35
Obrolan Ringan.
36
Sepenggal Kisah dari Kejauhan.
37
Tentang Rasa (Love Triangle)
38
Tentang Rasa 2.
39
Aritmia kah?
40
Kenapa Sih??
41
Berubah.
42
Nyesek.
43
Polos Boleh, Bodoh Jangan.
44
Couple.
45
Bianca?
46
22.35
47
Bolos.
48
Drama.
49
Aib Gia.
50
Bercanda dengan Perasaan.
51
Tersindir.
52
Orang Bodoh yang Egois.
53
Mimpi dan Zayn.
54
Tentang Gia, dan Zayn.
55
Tentang Gia, dan Zayn 2.
56
Tentang Gia, dan Zayn 3.
57
Kenangan.
58
Gak Jelas.
59
Apa Apaan ini?
60
Surprise..
61
Unforgettable.
62
KeyrAdit.
63
Nyeleneh.
64
Bucin.
65
Desas - Desus.
66
Puisi.
67
Me VS Papah Mertua.
68
Bocah Tengil!
69
Flat.
70
Serba Salah.
71
Senin.
72
Kamu, Penting!
73
Sementara dan Selamanya.
74
Kecantikan dan Tekad.
75
Rumah Karya 3.
76
Bian?
77
Aku, Kamu, dan Dia.
78
KeyrAdit 2.
79
KeyrAdit 3.
80
Martabak.
81
Bukan Pencuri.
82
Berjuang Lebih Keras Lagi.
83
Mine!
84
Rofftop!
85
##
86
Licik.
87
Sidang!
88
Basi!
89
Love At The First Sight.
90
Dari Dua Sisi yang Berbeda.
91
Masih Gia yang Dulu.
92
Demi Gia Riza.
93
Dua Hati, Satu Pandangan.
94
Bian, Lagi.
95
Sekedar Bantuan.
96
Karma
97
Dongeng ala Keyra.
98
Koridor Perpustakaan.
99
Jatuh.
100
Perasaan Bian.
101
Pengecut!
102
That's The Reality.
103
Plin-plan.
104
Lihat Aku Sekali Ajah, Gi.
105
Ba(l)ikan
106
Berpelukan...
107
Gia bagi Riza.
108
Adelia?
109
KenaWhy?
110
Bidadari sang Pangeran.
111
Hari Baru.
112
Terbuka.
113
Numpang.
114
Kacau.
115
Sayang...
116
H-3
117
Dear Diary Gia Annatasya Putri.
118
Kenyataan.
119
Maaf.
120
H
121
G&R.
122
(C)alon Suami Idaman.
123
Maaf dan Terima Kasih.
124
Mangga Muda.
125
Bu RT
126
Transparan
127
For a Thousand Year
128
Anugerah
129
Lima Pemuda.
130
Minus
131
Why Me?
132
My Enemy is My Love
133
Dunia Tak Adil
134
EDISI CURHAT!
135
Asalkan Kita Bahagia
136
Aneh!
137
Suatu Hari
138
Dia, Dalam Dirimu
139
Baby
140
Jalan
141
Kisah Kita Hari Ini
142
See U, Calvin. Halaman Terakhir. END
143
NEW!
144
Dear
145
EXTRA CHPT
146
DWI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!