“Bukan lu ege ... nih, si Riza,” jawabnya dengan menepuk punggung Riza yang ditunjuknya.
Helaan napas kaget terdengar lolos dari mulut si empu yang namanya disebutkan.
“Riza?” beo Bu Fatin—wali kelas mereka—dengan bingung.
“Iya, Bu. Calvin Arriza Adhitama!” jelas Bagas.
“Hmmm ... bagus juga rekomendasi kamu, Gas. Gimana, Riza, kamu mau?" tanya Bu Fatin setelah menatap Riza agak lama.
“Nggak!”
Semua terkejut mendengar suara datar dan dingin itu, mereka sama-sama menatap Riza yang masih saja santai di tempatnya.
“Nggak sopan!” ungut seorang gadis yang duduk jauh di depan sana. Gia.
Gia tidak suka, bukan karena penolakannya, Gia juga tidak peduli dengan siapa yang akan menjadi ketua kelas nantinya. Namun, suara Riza yang tadi menjawab pertanyaan sang Guru membuatnya kesal dan ingin marah.
“Eh ... kenapa?” tanya Bu Fatin setelah sadar dari keterkejutannya.
“Hehe aduh ... maaf yha Bu, teman saya si Riza ini emang kaku orangnya, pendiam dia itu, Bu." Dafa menjawab dengan tidak enak mewakili sang teman yang sudah memasang wajah jengkelnya.
"Maaf, Bu, Riza ini emang datar orangnya, dan lo yang di depan!" timpal Bagas sembari melihat ke arah tempat Gia duduk.
“Sorry, nih, ya ... bukannya dia nggak sopan, udah dasarnya aja bicaranya gitu. Jadi, jangan main judge aja, oke?” bela Bagas dengan masih menatap Gia dan Nela.
'Kenapa diem? ke mana lidahnya? kualat kan tuh ngomong kasar ke orang tua.' Gia membatin dengan tatapan datar yang ia tujukan untuk Riza.
“Ekhmm untuk sementara pemilihannya ditunda dulu saja ya, biar nanti nggak ada ribut-ribut lagi, sekarang kita masih ada waktu buat pengenalan saja yha," tutur Bu Fatin menengahi.
*****
Lampu menyala, keadaan di luar sudah sangat gelap, entahlah ada apa dengan sang penghuni kamar ini. Dia masih belum terlelap walau hari sudah larut, dia kembali membuka buku yang tadi sore dibacanya, dia membuka halaman ke-dua.
'Gia Annatasya putri, kau tau? Kau sangat menyebalkan. Kupikir kau gadis dewasa, ternyata, sama saja seperti gadis lainnya. Kau tetap saja menyebalkan, aku menyesal pernah memujimu di awal pertemuan kita. Gia ... kau menyebalkan!'
Tertanda
Calvin Arriza Adhitama
“Dasar bodoh,” gumam Gia yang melihat namanya tertera di buku itu.
Bukannya tidur, Gia malah kembali membaca diary itu. Lihat, sekarang dia kembali ke masa lalunya lagi, tunggulah sampai kapan dia sadar.
***
“Riza!" teriakan yang sama terdengar untuk ke sekian kalinya di pagi itu. Tentu, siapa lagi pelakunya kalau bukan bocah absurd bernama Bagas.
“Ija ... ****t lo! Denger, nggak, sih, gue panggil dari tadi?” sungutnya dengan kesal.
“Hmmm.” Hanya deheman yang keluar sebagai balasan dari Riza.
“Ck, keterlaluan lo, Za! Udahlah ... nih, sapu. Piket sono, enak aja gue nyapu sendirian dari tadi."
“Berisik!” decak Riza kesal.
Dia menyambar dengan cepat sapu itu dan mulai menyapu kelasnya.
“Gila, lo, ya. Si Riza gitu lo suruh dia nyapu?” ujar seseorang menepuk pundak belakang Bagas, Dafa.
“Biarin ajalah ... ngurus tempat gede aja bisa, masa nyapu doang nggak sanggup.” Bagas menjawab tanpa beban.
“Dih, gue laporin Mak-nya nanti lo bully dia.”
“Lah ... situ gila, belum gue bully udah gue yang dibanting, cok!”
“Miring otak lu, Gas!”
Riza terlalu fokus dengan kegiatan menyapunya, sampai dia tidak melihat ke arah pintu arahnya menyapu
“Eh ... gila kamu ya!” pekik seseorang mengagetkannya.
Gia yang baru saja sampai disambut dengan debu yang beterbangan karena kipasan sapu yang terlalu kuat, tentu dia marah.
“Gue nggak gila,” balas Riza datar.
Gia merotasikan bola matanya dengan malas. “Percuma ngomong sama batu kayak kamu.”
“Gue manusia!” Entahlah ... Riza pikir akan menyenangkan jika dia menyahuti perkataan gadis di depannya ini
“Manusia berhati batu,” balas Gia dengan santainya menyulut emosi sang lawan bicara.
“Jaga omongan lo!” balas Riza yang mulai kesal dengan ucapan Gia.
“Dan jaga sikapmu ... Calvin.” Gia menjawab masih dengan nada santainya.
“Weh, apaan ni ... ngajak ribut lo?" ketus Bagas dengan pandangan menjengkelkan menatap Gia.
“Ohh ... situ yang mau ribut sama temen gue, sini maju lo!” timpal Nela yang tiba-tiba sudah berada di belakang Gia.
“Gila, lu jin ya! Muncul nggak bilang-bilang," sungut Bagas yang terkejut dengan gaya memegang dadanya.
“Nggak usah lebay lo ... sini kalo mau ribut, gue ladenin!” balas Nela tegas.
“Oh ... berani lo sama gue, hah? Dasar betina! ngomong doang berani, aslinya gemeter, kan, tuh?” ejek Bagas mengundang tawa dari beberapa anak laki laki yang sudah ada di kelas itu.
“Gia ... kok lo diem sih?” tanya Nela yang terdesak.
“Ada apa ini?”
Pertanyaan itu menengahi perdebatan mereka. Dengan kompak, mereka menoleh pada seseorang yang berada di depan pintu masuk kelas mereka.
“Nggak ada apa-apa, kok, Kak. Cuma lagi ngobrol biasa,” bohong Bagas.
“Bohong itu ... ya kali, Kak, dia ngejak ribut aku sama Gia," balas Nela dengan menatap remeh pada Bagas.
“Heh ... Kalo ngomong, lo yang ngejak ribut tadi woy!" jawab Bagas tak terima dengan tuduhan Nela.
“Udahlah, Gia. Ayo, ikut kakak!”
Dengan lancangnya, tanpa menunggu persetujuan Gia, pemuda yang mereka tau sebagai kakak kelas mereka itu menarik tangan Gia ke luar kelas.
'Gila!' batin Riza mengiringi langkah Gia dan kakak kelas itu pergi.
***
“Ada apa, Kak?” tanya Gia mengawali pembicaraan.
“Panggil biasa aja, deh. Nggak ada orang lain di sini," jawab pemuda dengan nama Hanif Edo Ardinant itu.
Dia memang membawa Gia ke perpustakaan, pagi hari seperti ini tentu saja perpustakaan masih sepi.
“Ya, mau ngapain, sih? Nggak enak tau, tadi diliatin temen-temen Abang,” decak Gia pada Edo.
“Cuma mau ngingetin, jangan deket sama cowok lain. Ingat itu, dan yah, pulang sekolah tunggu abang, jangan nyelonong duluan!” perintahnya tegas.
“Ck, kan, bisa lewat HP. Kenapa harus gini, sih? Ribed banget jadi orang.”
“Gia, inget kata abang.”
“Iya, Bang Edo, iya! Gia ingat, kok. Udah, ya, mau ke kelas, nih.”
***
Bersambung
See u next chapter..🖤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Nazwatalita
lanjut lagi...
2021-05-08
2
Bunda Naa
Like deh😘😘 kak@Decy.27126💖
2021-04-21
2
Nyai iia
aku mampir nih, yuk saling dukung..
like buat kamu thor..
jangan lupa feed back nya ya..
"i will die in love"
2021-03-24
1