5. Undangan Raja Niel

Freya menjatuhkan bongkongnya di kasur, bersamaan dengan itu dia merasakan sedikit nyeri pada lututnya, dengan cepat Freya menarik ke atas gaunnya dan melihat lutut kanannya memar serta sedikit tergores. Luka itu karena Freya menyikut perut prajurit itu dengan kuat, karena prajurit itu mengenakan zirah perak tentu akan memulai kulit Freya yang lemah.

Sesaat Freya mendengus pelan, seperti yang dia duga tubuh yang dia tumpangi memiliki kekebalan fisik yang lemah, "Terlalu lemah, jika di kemudian hari akan datang lebih banyak, aku yakin kaki ini akan hilang." Freya memikirkan, jika dia tidak melatih tubuhnya menjadi kuat, akan sulit ke depannya dia membela dirinya lagi seperti tadi, jika bukan Freya melihat Elis digoda oleh dua prajurit itu tentu Freya juga tidak ingin mengambil resiko seperti ini. Melawan dua prajurit tadi membuat kaki dan tangannya terasa kebas.

Freya melirik kiri dan kanan, tidak sesuatu yang mewah atau perlu dilindungi di kamarnya,  hanya ada kasur, satu lemari kayu dan satu kursi di dekat jendela. Tidak ada yang mewah atau pun yang menarik perhatian, "Sepertinya tidak ada kotak obat, lagi pun ... di dunia kuno seperti ini apa iya ada obat merah?" gumam Freya pelan.

Freya kembali berdiri, berjalan mendekati lemari dan membukanya. Bisa dia lihat ada beberapa pasang baju bergantung di sana, baju yang terlihat buruk dan kusam. Beginikah pakaian yang dikenakan oleh Istri seorang Raja? Benar-benar buruk!

Meskipun begitu, Freya tidak kehilangan akal, baju kusam itu bisa dia manfaatkan dengan membuat baju versinya sendiri, mungkin di mata banyak orang akan terlihat aneh.

Freya meraih beberapa baju berwarna hitam dan putih, lalu meletakkannya di lantai begitu saja. Setelah mengumpulkan bahan dan alat, Freya segera memulai karyanya.

Cukup lama Freya bergelut dengan jarum dan kain, dan setelah beberapa puluh menit, baju buatannya telah selesai. Meskipun tidak terlalu cantik dan mewah, tapi sudah cukup layak untuk Freya kenakan dibandingkan dengan baju sebelumnya. Tidak perlu berpikir panjang lagi, Freya segera membersihkan dirinya ke kamar mandi sambil membawa bajunya itu.

***

Sean baru saja memasuki ruangan kerjanya, setelah dia ikut pergi bersama Bryan untuk melihat Freya tertindas. Alih-alih melihat Freya tertindas, justru mereka menyaksikan sesuatu hal ... menarik.

Sean tampak lebih tenang dari sebelumnya seakan dia baru saja melupakan apa yang dia lihat dengan matanya sendiri, wanitanya membunuh dua prajuritnya. Bryan ikut memasuki ruangan Sean, tampak wajahnya sedikit kesulitan dan khawatir.

Bryan tidak tahu apa yang akan Sean lakukan nanti kepada Freya, namun menurut kata hatinya pastilah bukan sesuatu hal baik. Bryan sangat mengenal Sean, betapa kejam dan tidak berperasaannya Sean.

Sejenak Bryan mengatur nafas, "Sean ... aku tahu kau pasti akan melakukan sesuatu. Dia hanyalah seorang perempuan, apa kau tega melukai perempuan?" Ucapan Bryan tidak hanya mengadung belas kasihan, namun juga menyinggung Sean secara halus, jika Sean berani melukai Freya berarti harga diri Sean sebagai pria tidaklah tinggi. Pria menyakiti wanita bukankah terdengar bahwa pria itu terlalu lemah sampai dia harus melukai wanita?

Tapi, apa iya mereka pantas menaruh simpati kepada Freya setelah melihat perangai Freya saat membunuh tidak jauh berbeda dengan Sean, tidak berperasaan.

Sean duduk tenang di kursinya, sekilas seutas senyum tergambar membuat Bryan mengerutkan kening, "Bryan ... aku semakin berpikir kau memang tertarik pada milikku? Bukankah kau tahu, aku tidak suka berbagi," balas Sean sedikit tajam dan dingin.

Bryan paham apa maksud Sean, namun, Bryan tidak pernah berpikir ingin mengambil milik Sean, dia hanya kasihan dengan Freya. Freya terlihat lemah dan rapuh, jika Sean yang turun tangan, Bryan bisa membayangkan Freya akan semakin tersiksa.

"Sean, bukan seperti itu maksudku. Aku telah lama mengamati gadis itu, aku melihat cara semua orang memperlakukannya. Dia cukup sabar menghadapi semua perlakukan buruk ... meskipun hari ini aku dibuat terkejut olehnya," jelas Bryan.

Alis Sean naik sebelah, senyumannya berganti menjadi seringai, "Bukankah apa yang diamati Jenderal Bryan tidak bisa ada yang tertutup? Namun hari ini aku disadarkan sesuatu ... gadis itu bisa menutupi sifatnya yang tanpa diketahui Jenderal Bryan." Apa yang dikatakan Sean memang benar, Bryan adalah seorang Jenderal, tentu jabatan yang Bryan miliki bukan hanya karena berasal dari keluarga terpandang, tapi memang hasil kerja keras Bryan. Menduduki posisi Jenderal juga karena keahlian Bryan sangat luar biasa, tidak hanya ahli bela diri namun juga cerdas dan dapat dipercaya. Bryan memiliki pandangan yang tajam, apabila dia sudah mengamati seseorang maka Bryan pasti tahu seperti apa orang itu. Namun hari ini ... Bryan tidak bisa menjelaskan bagaimana bisa dia tidak mengetahui Freya bisa bertarung.

Hal itu membuat Bryan merasa kurang tajam dan jeli memperhatikan Freya. Bahkan dia sempat berpikir, Freya sangat berbahaya sebab bisa menyembunyikan karakter lainnya.

Sesaat Sean memandang Bryan, bisa dia lihat Bryan tampak kesulitan, "Sudahlah ... masalah gadis itu biar aku yang urus. Kesampingkan masalah gadis itu, masih ada yang lebih penting." Pandangan Sean menjadi berubah, terlihat lebih tenang dari sebelumnya, "Seharusnya kau mendengar bahwa Pangeran Mahkota Neil telah naik takhta menjadi Raja, setelah Ayahnya Raja Terrence meninggal karena sakit yang dia derita." Sean mengalihkan topik mengenai Kerajaan Thema, kerajaan tetangga yang berada di wilayah barat.

Mengerti Sean sengaja mengalihkan topik, mungkin tidak ingin mendengar apupun lagi tenang Freya, "Tentang Raja Niel aku sudah mendengarnya, kabarnya dia mengundang beberapa pemimpin kerajaan lainnya ke acara ulang tahun istrinya Ratu Teona sekaligus pesta kebahagiannya menjadi Raja. Meskipun Kerajaan Thema dan Kerajaan Felix tidak terlalu dekat, tapi tidak ada juga perselisihan, seharusnya dia juga mengundangmu bukan?" Bryan menatap sesaat Sean, melihat Sean hanya tersenyum mendengarnya. Hal itu membuat Bryan merasa sedikit ada yang aneh, "Kenapa kau hanya tersenyum saja? Apakah perkataanku salah?" tanyanya.

Sean menggelengkan kepalanya, "Tidak ada yang salah ... memang benar Raja Niel mengundangku datang. Tiga hari lagi kita akan berangkat mengunjungi Kerajaan Thema, tapi aku meragukan sesuatu bahwa ... Raja Niel mendapat takhtanya karena membunuh Raja Terrence." Ucapan Sean membuat Bryan mengerutkan kening, tapi wajahnya tidak menunjukkan sedikit pun rasa terkejut, seolah apa yang dikatakan Sean benar.

"Sean, apa yang membuatmu berpikir bahwa Raja Niel membunuh Ayahnya sendiri? Bukankah itu sama saja melakukan pemberontakan, alih-alih mendapat kedudukan, dia justru membuat dirinya masuk ke dalam jurang masalah." Untuk beberapa saat Bryan berhenti, tampak memikirkan kembali ucapannya, "Jika benar dia membunuh Ayahnya, buat apa?" Bryan memiliki pemikiran bahwa tidak mungkin Raja Niel tega membunuh Ayahnya, apa lagi kabarnya Raja Niel adalah Raja yang hangat dan dermawan, bukankah bertolak belakang jika Raja Niel membunuh Ayahnya sendiri demi takhta?

Sean mendengus pelan mendengar ucapan Bryan, "Berpikir bahwa Raja Niel membunuh Ayahnya sendiri? Apa Raja Niel terlihat seperti haus akan kekuasaan?" Kini terlontar pertanyaan yang semakin membuat Bryan bingung dengan Sean. Melihat ekspresi yang dikeluarkan Bryan, Sean mendengus lagi, "Jangan melupakan sosok wanita di belakang Raja Niel. Raja Niel hanya boneka yang digunakan untuk berkuasa, sedang pengendalinya berada di belakang mengatur semuanya." Kali ungkapan Sean membuat Bryan sedikit terkejut, "Wanita tua itu masih hidup, tidak memungkinkan Raja Niel mendapat posisinya sekarang jika bukan karena wanita itu membunuh suaminya sendiri untuk anaknya, ah ... lebih tepat untuk menguasai kerajaan Thema secara keseluruhan." Sean tertawa kecil, entah dia meledek kerajaan Thema dikuasai oleh seorang wanita licik, atau mentertawai Bryan yang tidak bisa menebak.

Bryan masih sedikit terkejut, sambil memikirkan ucapan Sean, dia mendapat satu pencerahan. Kerajaan Thema hanya memiliki dua penerus, Raja Niel dan Putri Teah. Namun hanya Raja Niel saja yang anak kandung sah, sedangkan Putri Teah hanyalah anak yang tidak sengaja Raja Terrence terjadi karena menodai seorang penari bernama Shazana. Penari itu membunuh dirinya sendiri setelah melahirkan putrinya. Selain itu tidak ada penghalang bagi Niel menjadi Raja, tapi ... karena Raja Terrence masih belum mempercayakan kedudukannya, dia sengaja memperlambat kenaikan Pangeran Mahkota Niel dengan menikah lagi dengan anak dari Archduke, Chatal. Berharap bahwa dengan memiliki istri lagi, Raja Terrence bisa memiliki Putra selain Niel.

Dan memang benar, setelah beberapa bulan pernikahan, istrinya yang bernama Reinya mengandung. Hak itu membuat wanita lain marah besar, sehingga wanita itu melakukan rencana mengugurkan anak Reinya dengan membuat seolah keguguran itu salah Reinya sendiri. Tidak butuh waktu lama, beberapa bulan kemudian, kabar Reinya keguguran menyebar, akibat menanam bunga yang memiliki racun mengugurkan kehamilan. Raja Terrence sangat marah saat mendengar Reinya keguguran akibat menanam bunga kesukaannya sendiri, tapi ... bukan berarti Raja Terrence tidak tahu bahwa itu juga merupakan siasat dari istrinya bernama Vertali. Namun karena tidak ada bukti-bukti terarah pada Vertali, membuat Raja Terrence tidak bisa menuduh istrinya itu.

Semua itu sudah cukup jelas, Vertali menginginkan kekuasaan lebih dari sekadar istri dari Raja Terrence. Bryan akhirnya paham, Raja Niel naik takhta karena kematian Raja Terrence ialah rencana dari Vertali sendiri. Berniat menguasai kerajaan Thema lewat anaknya, sungguh cerdik dan berbahaya.

Bryan memijit keningnya, "Lalu, apakah kau masih tetap akan datang ke sana? Aku rasa wanita itu pasti akan membuat sesuatu. Memiliki pikiran licik seperti itu, pasti memiliki satu Kerajaan saja tidak akan cukup baginya." Bryan berpikir kemungkinan saja akan terjadi sesuatu pada hari pesta itu. Meskipun tidak tahu apa yang terjadi, yang pastinya bukan hal baik.

"Aku tahu wanita licik itu akan memanfaatkan hari itu dengan baik, kita harus tetap hadir. Aku hanya ingin menghindari Raja Niel berpikir bahwa kita tidak menghormati undangannya."

______________________

A/N : Aku hanya berharap dukungan dari kalian 😇

Terpopuler

Comments

ZAQUEN_JK

ZAQUEN_JK

kenapa bukan Shuzana saja yak 😂😂

2021-03-07

3

Ros Miyati

Ros Miyati

mampir,Thor ceritanya bagus semangat baru Baca up terus thor

2021-02-13

2

xiao

xiao

ibu ap kkanya si thor?

2021-02-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!