BAB 4

Happy reading

Selama berumur 21 tahun, baru kali ini Viana bisa pergi berlibur ke pulau Alfa. Sejak kecelakaan yang menimpa kedua orangtuanya Viana tidak diijinkan untuk keluar rumah oleh tante Rita. Di lain pihak Tomi merasa sangat senang, bisa mendapatkan kesempatan untuk bersama Viana kembali. Perjuangan selama bertahun-tahun akan segera membuahkan hasil, rencananya pada ulang tahunnya ke-24 Tomi akan melamar Viana.

"Keren!" seru Viana dengan senyum yang mengembang.

"Kau suka?" tanya Tomi.

"Banget," jawab Viana.

Viana terbawa suasana sampai pada penghujung pertunjukan, mereka yang memiliki pasangan berdansa. Tidak sadar, tangan Viana menarik Tomi. Dengan senang hati Tomi berdansa dengan Viana, mereka terbawa suasana malam yang dipenuhi kebahagiaan. Di tengah dansa itu, mereka bertukar pasangan dan tidak disangka Viana berdansa dengan Harry. Antara senang dan terkejut, saat itulah Viana baru sadar kalau dia sedang ada di pulau Alfa. Tomi yang menyadari kalau Viana dan Harry berdansa, langsung menarik Viana ke pelukannya.

Viana merasa kesal dengan sikap Tomi yang posesif, padahal mereka sudah tidak memiliki hubungan apapun lagi. Dalam hatinya Viana berdoa supaya acara cepat usia. Hari semakin larut dan acara pun usai. Tomi mengantarkan Viana ke kamarnya, kemudian dia keluar menuju ke kamarnya. Sebelum itu Tomi mencari Harry, hendak membuat perhitungan. Harry berkeliling ke tempat itu, namun Harry tidak ditemukan.

Bahkan Tomi langsung bertanya pada penjaga dan beberapa pegawai yang bekerja ditempat itu, mereka mengatakan tidak ada tamu atas nama Harry Anderson.

"Sial! Apa benar Harry bukan manusia biasa?" tanya Tomi pada dirinya sendiri.

Tomi menelpon ayahnya, namun tidak ada jaringan. Merasa usahanya sia-sia Tomi kembali ke kamarnya, entah mengapa Tomi merasa ada yang ganjil dengan kejadian tadi. Sampai malam semakin larut Tomi belum bisa tidur, karena dia masih sangat penasaran pada Harry dan keluarganya. Tomi lebih khawatir kalau sampai Harry berniat mendapatkan Viana, karena Tomi sudah mendengar kisah tentang Harry dari ayahnya. Tomi yang sudah dikuasai oleh rasa cemburu membuatnya gelap hati, sehingga tidak memikirkan akan keselamatannya.

_____*****_____

"Viana…mau kemana?" tanya Tomi ketika melihat Viana.

"Aku sedang mencari seseorang," jawab Viana.

"Ayo pulang!" Sinis Tomi yang tahu seseorang yang Viana cari.

"Sebentar…Aku-"

"Ayo kita pulang!" Tomi mengeraskan rahang.

Viana terkejut dengan sikap Tomi yang terkesan kasar kali ini. Genggaman tangan Tomi terlalu kuat, sehingga Viana menurut daripada terjadi keributan nantinya. Kapal pribadi milik Tomi melesat begitu cepat, sehingga hanya memerlukan waktu beberapa jam untuk sampai.

"Terima kasih sudah membawaku liburan," ucap Viana.

"Sama-sama, sebenarnya sudah lama Aku ingin membawamu ke sana." Tomi mendekatkan wajahnya pada Viana.

"Ayo mampir dulu!" Viana sontak menjauh dari Tomi untuk mengalihkan perhatian Tomi.

"Maaf Aku lupa…Aku lupa kalau kamu tidak suka." Tomi tersenyum getir.

"Maaf," lirih Viana.

"Kalau begitu Aku pulang sekarang ya, salam buat tante Rita." Tomi melambaikan tangannya.

"Hati-hati di jalan," kata Viana lembut.

Baik Tomi maupun Viana hanya kenangan dalam sayatan, keduanya tampak tak saling kenal atau lebih tepatnya seperti orang asing. Viana tidak lagi menyimpan rasa pada Tomi, meski sebenarnya dirinya tahu betul kalau Tomi adalah mantan kekasihnya. Mungkin hati Viana sudah teralihkan, karena yang dia ingat adalah pengkhianatan Tomi bukan cintanya. Bukan pula kenangan diantara keduanya, sebab cinta yang di ucapkan dengan bahagia sudah sirna menjadi tangisan dalam perjalanan cinta.

"Bagiku kamu hanya masa laluku Tom, bukan masa depan ku." Air mata Viana mengalir seiring hilangnya mobil Tomi dari pandangannya.

Bagaimana pun juga hatinya pernah dimenangkan oleh Tomi, bahkan hubungan keduanya lebih dari setahun. Meski hanya sebagai sepasang kekasih, namun kenangan indah yang ada sudah diruntuhkan oleh satu kenangan pahit yang tidak bisa dilupakan. Pengkhianatan mengalahkan kesetiaan dan kebencian menodai cinta. Satu pengkhianatan yang Tomi lakukan membuat hubungannya dengan Viana kandas.

Viana masuk ke dalam rumahnya, tersedia makanan di atas meja. Seperti biasanya, hanya ada dirinya dan beberapa pelayan di rumah. Rita tantenya sudah berangkat ke kantor sedari tadi, terkadang Viana ingin sekali ikut kerja. Sayangnya tante Rita tidak mengijinkan dirinya meninggalkan rumah untuk bekerja, karena tanpa sepengetahuan Viana. Rita sudah mengatur pernikahannya dengan Tomi, jika saja Rita tahu penyebab dahulu hubungan Viana kandas mungkin akan beda ceritanya.

"Bibi," panggil Viana pada pelayan.

"Iya Nona," ucap pelayan.

"Apa tante Rita jarang pulang ke rumah, meski…Aku di Korea?" tanya Viana sedikit murung.

"Tidak Nona, sebenarnya anu…." Bibi menunduk, antar takut dan gugup bercampur aduk.

Viana melihat Bibi menunduk, barulah timbul rasa curiga di hatinya. Entah mengapa Viana merasa ada yang tidak beres, setahunya Rita pulang malam dan berangkat pagi itu memang wajar. Namun, kali ini Rita benar-benar jarang berada di rumah. Padahal jika tidak pergi ke luar kota, maka Rita akan menyempatkan waktu untuk berada di rumah. Urusan perusahaan justru saat ini sangat baik, bahkan Rita juga tidak membuka kantor cabang baru.

"Semua baik-baik saja, kan?" tanya Viana pada Bibi.

"Se-semua baik-baik saja Nona," jawab Bibi gugup.

"Apa Aku terlalu galak?" tanyanya mencoba mencairkan suasana supaya tidak terlalu tegang.

"Eh.. tidak Nona." Bibi tampak salah tingkah, padahal Viana hanya bercanda supaya pelayanannya itu tidak terlalu tegang.

"Nona, sebaiknya Bibi harus membeli bahan masakan." Bibi berusaha tersenyum, meski jelas terlihat dipaksakan.

"Loh, kan baru kemarin beli bahan masakan. Apa akan ada acara?" tanya Viana menyelidiki.

"Tidak Nona, cuma Nyonya Rita bilang untuk persiapan saja. Jaga-jaga kalau bahan masakan sudah sedikit, Nona kan tahu kalau Nyonya Rita lebih suka berhemat." Bibi terlihat meremas tangannya.

"Duh Bibi mau sampai kapan sih bohongnya," gumam Viana dalam hatinya.

Viana bukan lagi anak kecil, dia tahu kalau Bibi tidak pandai untuk berbohong. Dari raut wajahnya, bahkan anak kecil pasti tahu kalau saat ini Bibi sedang menyembunyikan sesuatu. Tangan Bibi juga dia remas sendiri, seolah sedang takut. Viana sekarang yakin, selama dia pergi bersama Tomi telah terjadi sesuatu di rumahnya. Mulai dari Tomi yang lebih sering datang ke rumah, kemudian Rita sengaja mempertemukan dirinya dengan Tomi berulang kali. Dan ketika dia mau pergi bersama Tomi, Rita lebih jarang ada di rumah. Bibi juga sedang berbohong saat ini.

"Bibi, tolong belikan sekaligus Roti untuk ku ya!" Viana memberikan uang cash.

"Tidak perlu Nona, ini Nyonya Rita sudah memberikan kartu. Pakai ini saja, kan tidak ada bedanya." Bibi menunjukkan kartu yang dia pegang.

Deg…kali ini jantung Viana berdegup kencang. Tidak biasanya Rita akan memberikan kartu miliknya, bukankah ada kartu yang satunya dan khusus untuk belanja dapur. Kalau sampai Rita memberikan kartu miliknya, hanya memungkinkan jika ada acara besar-besaran seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Kartu yang satunya dimana?" tanya Viana heran.

"Anu…Nyonya memberikannya pada bibi Eli." Bibi tersenyum berusaha menyembunyikan rasa gugupnya.

"Oh, kalau begitu Bibi berangkat saja sekarang daripada telat." Viana tidak kalah dalam aktingnya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Capricorn girl💫

Capricorn girl💫

viana,,,tante dan Tomi ada udang dibalik bakwan tau...

2021-05-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!