BAB 2

Happy Reading

Pagi harinya Viana joging untuk menjaga kebugaran tubuhnya, tanpa sengaja Viana bertabrakan dengan seseorang. Hampir saja Viana jatuh. Untuk sesaat, dunia seakan berhenti berputar. Viana terbawa suasana, hingga suara cempreng seorang gadis mengangetkan Keduanya.

"Maaf," lirih Viana.

"Tidak, harusnya Aku yang minta maaf." Laki-laki itu tersenyum dengan manis.

"Sepertinya kita pernah bertemu." Viana berusaha mengingat dimana ia pernah bertemu dengan laki-laki itu.

"Iya, kita memang pernah bertemu. Sekarang, kan kita bertemu." Kemudian mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

"Harry," ucap Harry singkat.

"Alviana," jawab Viana.

Mereka berdua begitu cepat untuk akrab, terlihat beberapa orang menatap keduanya penuh kagum. Harry memang sengaja untuk joging, supaya bisa bertemu dengan Viana. Harry sudah mencari tahu tentang Viana sampai detail, tentang apa yang dia sukai, pekerjaannya, bahkan sampai kekasihnya. Terlebih Harry berniat untuk mendapatkan cinta masa kecilnya, termasuk membalas perbuatan musuhnya.

Harry Anderson adalah CEO tampan yang cukup dingin, memiliki perawakan tinggi, kulit putih dan mata tajam mempesona. Memiliki senyum khas yang menawan membuat Harry menjadi idaman para gadis muda, bahkan kaum hawa sampai rela merogoh kocek untuk menginap di Hotel Anderson supaya mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan Harry. Sayangnya Harry tidak pernah mengubris para gadis itu, karena Harry selalu menjaga jarak dari mereka. Terutama para gadis yang membuat dirinya risih. Hatinya sudah dimiliki oleh gadis kecil masa lalunya, namun harapannya untuk bertemu sang pujaan sia-sia lantaran gadis yang dia cintai itu sudah memilki kekasih. Disaat dirinya berusaha move on, gadis yang bernama Nayla berhasil mencuri hatinya. Entah cinta sesaat atau tidak Harry berusaha mendapatkan Nayla. Kekecewaan kembali dia dapatkan lantaran Nayla lebih memilih laki-laki lain setelah tahu siapa Harry dan keluarganya.

Alviana Johan adalah gadis cantik yang manis. Alviana tinggal bersama dengan tantenya yang bernama Rita, setelah sekian lama Viana kembali dari Korea. Kembalinya Viana karena kejadian beberapa tahun yang lalu nyatanya tidak mengubah apapun, semua tetap sama. Tantenya tetap memprioritaskan pekerjaan dibandingkan Viana, apalagi mantan yang dulu menoreh luka terdalam di hati Viana kembali lagi dalam hidupnya. Yang lebih parah, tantenya meminta Viana bertunangan dengan Tomi Wiliam.

"Kak Harry,"panggil seseorang.

"Margaretha," ucap Harry dan Viana bersamaan.

"Kalian saling kenal?" tanya Margaretha.

"Iya," jawab Harry dan Viana.

"Kalian saling kenal juga?" tanya Viana pada Harry dan Margaretha.

"Hahaha, kak Harry ini kakak sepupu ku." Margaretha tertawa melihat Harry dan Viana saling pandang.

Mereka bertiga kemudian tertawa menyadari telmi sesaat itu. Margaretha dapat melihat bagaimana keakraban Harry dan Viana, perasaan Margaretha menjadi campuran aduk. Di satu sisi dia senang, kalau kakaknya bisa terbuka dengan gadis selain Linda dan Nayla. Di sisi lain, sebuah perasaan takut menyergap ke hatinya. Viana merupakan sahabat dari Margaretha, dia tidak mau terjadi hal yang buruk pada Alviana. Terlebih Margaretha mengetahui kalau Harry dan Tomi adalah musuh bebuyutan dan Viana adalah mantan pacar Tomi.

"Viana, kita pamit dulu ya. Nanti Aku akan mampir ke rumah mu." Margaretha melambaikan tangannya.

"Iya, hati-hati ya kalian!" Viana juga membalas lambaian tangan Margaretha.

Harry terus saja menatap Viana, sampai Viana benar-benar hilang dari pandangannya. Margaretha memang sengaja membawa mobil, karena dia tidak suka untuk joging jarak jauh seperti yang Harry lakukan.

"Kakak kenal Viana di mana?" tanya Margaretha.

"Di pesawat," jawab Harry singkat.

"Jadi sekarang udah sama Viana?" tanya Margaretha lagi.

"Belum sih, masih proses." Harry mengambil earphone,lalu mendengarkan musik.

Margaretha geleng kepala melihat tingkah Harry yang terkesan cuek, itu sudah biasa bagi Margaretha. Hanya saja Harry memang dingin dan irit bicara, tapi jika bersama gadis yang di sukai biasanya dia akan friendly. Supirnya menghentikan mobil setelah mereka sampai di rumah, lalu Margaretha membangunkan Harry yang tadi sempat ketiduran.

"Bangun kak!" Margaretha menggoyangkan tangan Harry.

"Sudah sampai?" tanya Harry.

"Belum," jawab Margaretha.

Bukannya menjawab dengan benar, Margaretha justru lebih memilih untuk meninggalkan Harry. Harry keluar dari dalam mobil tanpa memperdulikan Margaretha yang terlihat kesal, seperti itulah Harry kalau di rumah. Jika di kantor akan lebih dari itu, tapi jika waktunya meeting maka dia menjadi begitu menawan. Terlebih dia berwibawa, hal itu membuat orang luar sulit menebak bagaimana sifat Harry yang sebenarnya. Hanya Nielsen kaki tangan sekaligus sahabatnya yang mengenal betul bagaimana Harry.

"Harry di mana?" tanya Nielsen cepat.

"Masih di luar, mungkin sedang menelpon karyawannya." Margaretha masuk ke kamarnya dengan muka kusut.

"Margaretha pasti kesal dengan Harry," batin Nielsen dalam hatinya.

Nielsen kemudian menunggu kedatangan Harry di teras, sambil minum kopi. Tidak lama setelahnya muncul Harry, namun Harry memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sehabis joging tadinya. Lagi pula keringatnya sudah kering, ketika dalam perjalanan. Di teras Nielsen sedang menatap layar laptopnya, kemudian Harry yang sudah selesai mandi turun ke bawah untuk menemui sahabatnya itu.

"Kalau mau cari Margaretha, jangan alasan ada hal penting." Harry mengambil kripik cemilan Nielsen.

"Ck, main seruput aja." Nielsen meneguk kopinya.

"Biarin, kan bos. Jadi mah bebas dong, rumah-rumah sendiri juga." Harry kembali makan kripik dengan santai.

"Tadi kau apakan Margaretha?" tanya Niel.

"Mana mungkin Aku apa-apakan, dia adik ku." Harry menaruh keripik tadi di atas meja.

"Bukan seperti itu maksud ku," ucap Niel kikuk.

"Lalu?" tanya Harry singkat.

"Kau membuatnya kesal." Niel kembali fokus pada laptopnya.

Harry tidak merespon lagi, dia tahu Margaretha sedang kesal. Hal itu memang sengaja dia lakukan, mungkin Niel saja yang belum sadar. Harry sedang mempersiapkan acara ulang tahun Margaretha, saking cintanya Niel hingga tidak ingat. Setelah Harry mengingatkannya, barulah Niel menyadari bahwa esok adalah hari spesial gadis pujaannya.

"Brian masih di Belanda, jadi kau minta Jon untuk mengawasi keamanan IT nanti ya!" pinta Harry.

"Oke, Jon juga cukup handal. Apa pestanya akan meriah?" tanya Niel.

"Iya, kali ini spesial dan tolong kau atur sekalian juga undang keluarga Rita Johan dan keluarganya!" Harry berdiri untuk mengambil minuman di dalam kulkas.

"Tumben, jadi apa kau yakin akan mengundang Rita Johan?" tanya Niel memastikan.

"Yakinlah," jawab Harry singkat.

"Tapi Rita Johan mempunyai hubungan yang cukup dekat dengan keluarga Wiliam, kan?" Niel melirik Harry yang ada di samping kulkas.

"Aku mengundang Rita Johan dan keponakannya, bukan mengundang keluarga Wiliam." Harry bicara dengan tegas, sehingga Niel tidak berani untuk menolak.

Seperti yang Harry minta, Niel datang ke kantor Rita. Rita adalah tamu penting dari acar ulang tahun Margaretha yang sudah Harry siapkan, ketika mendatangi kantor Rita. Niel berpapasan dengan Ayahnya Tomi di dalam lift, terlihat kebencian melekat di mata Mack Wiliam. Niel terlihat cuek dan menganggap seolah tidak ada Mack di dalam sana. Ketika sampai pun di ruangan Rita tidak ada suara, barang hanya sekadar bertegur sapa.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Capricorn girl💫

Capricorn girl💫

lanjut

2021-05-25

0

Sejahtera

Sejahtera

Semangat ^_^

2021-03-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!