Happy Reading
"Selamat datang tuan Mack dan tuan Niel, silahkan duduk!" Rita mempersilahkan keduanya untuk duduk.
"Sepertinya Aku harus menunggu di luar," ucap Mack.
"Tidak perlu, Aku hanya sebentar." Niel langsung menyerahkan sebuah kartu undangan pada Rita.
"Aku hanya menyampaikan ini, terlebih keponakan nyonya bersahabat dekat dengan Margaretha," tambah Niel yang langsung pamit.
Rita menerima undangan tersebut dengan sedikit canggung, apalagi ada Mack Wiliam di sana. Rita tahu ada ketegangan di antara perusahaan mereka, tidak tahunya ternyata berawal dari urusan pribadi. Untuk memecah kecanggungan, Rita mengarahkan pembicaraan. Mack yang tidak mau menunjukkan sikapnya yang keras, maka dia pun tidak mempermasalahkan akan undangan dari Harry Anderson. Hanya saja, Mack mendapatkan celah untuk menghancurkan Harry dan seluruh keturunan Anderson.
"Sepertinya Aku harus pamit Rita," ucap Mack.
"Kenapa buru-buru sekali Mack?" tanya Rita.
"Iya, istri ku mendadak meminta ku pulang." Mack mencari alasan supaya Rita tidak mencurigainya.
Rita kembali melanjutkan pekerjaannya setelah Mack pulang, sudah lama Mack dan Rita menjalin kerjasama. Mereka akrab karena hubungan bisnis, terlebih Viana dan Tomi pernah menjalani hubungan. Untuk kedua kalinya Mack berniat menjodohkan Viana dengan Tomi putranya, apalagi Tomi juga masih sangat mencintai Viana. Untuk itulah, Mack selalu menjaga hubungan baik dengan Rita. Mack tahu kalau Rita adalah satu-satunya kunci supaya Tomi bisa mendapatkan kembali cintanya, yaitu Viana.
Mack tidak pulang ke rumahnya, melainkan pergi ke Apartemen milik Tomi. Kedatangan Mack ternyata menyulut emosi ketika melihat Tomi berduaan dengan gadis lain, bukannya dengan Viana. Mack masuk dan langsung menyeretnya gadis yang tidak di ketahui namanya, sedangkan Tomi dengan wajah menunduk. Linda gadis itu memohon supaya dirinya tidak di usir oleh Mack, namun Mack terlanjur tidak suka dengan gadis yang dekat dengan putranya itu.
"Tomi, sebenarnya kamu ini cintanya dengan siapa?" tanya Mack dengan tegas.
"Linda teman ku pa." Tomi mengusap wajahnya supaya tidak ikut tersulut emosi.
"Teman katamu, apa Viana tahu?" tanya Mack sekali lagi.
"Tidak," jawab Tomi.
Semuanya hening, termasuk Tomi yang tidak membela Linda sepenuhnya atau melawan papanya. Mack menatap tajam Linda dengan kebencian, karena Mack lebih setuju jika Tomi menikah dengan Viana. Apalagi Viana adalah pewaris tunggal dan Viana lebih cantik dari Linda. Mack tidak mau memiliki menantu asal-asalan, dia tidak ingin putranya menyakiti hati perempuan. Mack sendiri cukup menyesalkan kesalahan yang dulu kakaknya buat. Kesalahan kakaknya, sehingga kehilangan wanita yang di cintai. Sekaligus nyawanya yang jadi taruhan atas kecerobohannya sendiri.
"Mulai saat ini jauhi gadis itu!" Mack melirik Linda dengan tatapan mautnya.
"Om, saya temannya Tomi. Jika Viana mencintai Tomi, dia tidak akan mungkin meminta saya untuk menjauh dari Tomi." Linda menangis di hadapan Mack, hingga membuat Mack sedikit tidak tega.
"Terserah, intinya saya tidak mau kalau sampai hubungan Tomi dan Viana kandas. Jika sampai kamu pelakunya, akan saya pastikan kamu akan menderita!" Mack memperingati Linda dengan keras.
"Sudahlah Pa, lagipula Aku dan Linda tidak ada hubungan apa-apa." Tomi mengantar Linda pulang supaya keadaan tidak tambah runyam.
____****____
"Tomi, apa kamu begitu mencintai Viana?" tanya Linda.
"Tentu saja, Viana adalah separuh hidupku." Tomi menghentikan mobilnya di depan rumah Linda.
"Apa kau tidak punya rasa lagi dengan ku?" tanya Linda untuk kesekian kalinya.
"Apa kau bisa turun sekarang? Karena Aku harus menjemput Viana." Tomi melirik Linda sekilas.
Dengan menahan kecewa Linda turun dari mobil Tomi, bahkan sebelum Linda mengatakan sesuatu Tomi berlalu begitu saja dengan mobilnya. Linda menjadi geram, merasa di acuhkan oleh Tomi seperti saat ini. Dengan berurai air mata, Linda masuk ke dalam rumahnya. Baru kali ini Tomi sangat cuek dengan dirinya, hal itu tidak bisa Linda terima. Apalagi Linda sudah menyerahkan semua yang dia miliki, termasuk mahkotanya.
"Tomi, Aku akan merebut mu dari Viana. Kamu harus menjadi milik ku!" teriak Linda sepuasnya.
Linda hanya gadis biasa yang sederhana, sejak bertemu dengan Tomi membuat Linda begitu berambisi untuk memilikinya. Sebuah kesempatan bertahun yang lalu membuat Linda rela menyerahkan dirinya untuk Tomi, sampai akhirnya mereka ketahuan selingkuh oleh Viana.
Linda yang dulunya polos berubah, karena sebuah ambisi yang justru membuat dia kehilangan Tomi. Apalagi, Mack papanya Tomi tidak suka dengan dirinya. Linda menangis meraung-raung, karena dia begitu mencintai Tomi.
"Aku tidak rela Tomi kalau sampai Viana bersama mu, hanya Aku yang boleh memiliki mu." Linda pergi ke kamar mandi.
Air shower mengguyur tubuhnya yang penuh kesedihan. Dunia Linda seakan hampa, karena Tomi yang dia cintai lebih memilih mantan pacarnya yang dulu dia tinggalkan. Linda bertekad akan melakukan segala cara untuk mendapatkan Tomi.
Selesai menengkan dirinya Linda menghubungi Tomi, tapi Tomi tidak bisa di hubungi karena handphonenya tidak aktif. Linda semakin frustasi, dia pun mengirimkan pesan kepada Tomi. Dalam pesan itu Linda mengancamnya, kalau Tomi tidak datang sampai besok, maka dia akan b***h diri. Dalam pikirannya yang kalut, Linda tidak bisa berpikir dengan jernih.
Sedangkan di temani lain, Tomi sedang menunggu Viana di rumahnya. Dengan bujukan dari Rita saja Viana mau untuk pergi jalan-jalan bersama Tomi. Tomi semakin senang dan bertekad akan memenangkan hati Viana, karena mendapat dukungan dari Rita. Tomi yakin, kalau Viana masih mencintai dirinya.
"Tomi apa sudah lama menunggu ku?" tanya Viana lembut.
"Selama apapun Aku menunggu mu itu tidak masalah, asalkan kita bisa bersama." Tomi meraih tangan Viana.
Tomi menggenggam erat tangan Viana yang kemudian, melepaskan tangannya dari genggaman Tomi. Viana semakin tidak nyaman dengan Tomi, baginya Tomi adalah orang asing. Tomi menyadari kalau Viana tidak suka di perlakukan seperti itu, berbeda sekali dengan Linda.
"Maaf, lain kali Aku tidak akan mengulanginya lagi." Tomi mempersilahkan Viana berjalan menuju mobilnya.
"Kita mau kemana?" tanya Viana.
"Ke pulau Alfa. Pulau itu sangat indah, kita akan berlibur untuk beberapa hari. Kau tenang saja. Aku akan menjagamu," ucap Tomi kepada Viana.
"Hanya dua hari, soalnya Aku…ada hal penting yang harus ku kerjakan." Viana mencari alasan.
"Baiklah, semoga ini awal yang baik untuk kita." Tomi tersenyum senang.
Mereka mengendarai mobil, hingga sampai di Bandara. Segala sesuatunya sudah Tomi siapkan, jadi Viana tidak perlu repot-repot. Mereka memerlukan enam jam perjalanan, barulah mereka sampai di pulau Alfa. Sesampainya di sana, Viana dan Tomi disambut oleh penduduk setempat. Selayaknya bos besar, mereka diperlakukan istimewa. Penduduk setempat sangat ramah-ramah, terlebih banyak sekali pertunjukan untuk menyambut tamu.
"Mari Nona, saya antar ke kamar." salah satu gadis di pulau Alfa menuntun Viana.
"Siapa namamu?" tanya Viana.
"Panggil saja Kelly, saya bekerja di sini." Kelly tersenyum ke arah Viana.
"Kukira kau penduduk setempat." Viana juga tersenyum ramah kepada Kelly.
"Tidak, cuma sudah lama Aku di sini. Apa laki-laki tadi itu adalah suami mu nona?" tanya Kelly.
"Tidak, dia hanya teman ku." Viana terdiam, entah mengapa dia begitu canggung.
"Maaf Nona, Aku tidak bermaksud-"
"Tidak apa, terima kasih banyak sudah mengantar ku kemari." Viana memberikan uang untuk jajan pada Kelly.
"Tidak Nona, terima kasih." Kelly menolak tip dari Viana dengan sopan.
"Tidak Kelly, jangan anggap ini tip! Kupikir kau bisa membeli sesuatu, lagi pula kau orang pertama yang Aku kenal di sini selain Tomi yang bersama ku." Viana tetap memberikan uang pada Kelly.
"Kalau begitu terima kasih banyak Nona Viana," ucap Kelly.
"Sama-sama," jawab Viana.
Viana kemudian masuk ke kamarnya untuk mengganti bajunya, karena malam ini akan ada beberapa pertunjukan dari warga setempat. Ketika Viana membuka pintu untuk keluar, sudah ada Tomi yang menunggunya.
"Tomi, apa sudah lama?" tanya Viana.
"Kau cantik sekali," gumam Tomi.
Bukannya menjawab pertanyaan Viana, justru Tomi memuji kecantikan Viana. Kalau saja tidak pernah ada kata pengkhianatan, mungkin dengan senang hati Viana. Viana yang sekarang, berbeda. Hal yang paling Viana benci adalah pengkhianatan, karena itulah Viana seperti ini.
"Sudah selesai?" tanya Viana. Membuyarkan lamunan Tomi.
"Eh, hem ayo kita pergi! sepertinya pertunjukan akan segera dimulai." Tomi dan Viana berjalan beriringan.
Semua terlihat berkumpul di sebuah lapangan yang sudah dihias sedemikian rupa, terlihat beberapa orang melihat ke arah Viana dan Tomi. Mereka menatap kagum keduanya, terlebih melihat Viana yang terlihat cantik. Memakai gaun putih tanpa lengan, serta rambut yang digerai. Dengan bibir pinknya menambah aura kecantikannya terlihat jelas.
Di tengah-tengah lapangan ada api unggun yang besar, untuk Viana dan Tomi mendapatkan tempat duduk yang istimewa. Mereka adalah tamu, sama seperti tamu lainnya mereka juga duduk berdampingan. Mereka mengadakan tarian yang luar biasa khas daerah itu dengan mengelilingi api unggun. Tidak hanya tarian saja, bahkan mereka juga menampilkan pertunjukan kecil lainnya seperti bernyanyi dan dancer. Pulau Alfa begitu unik dengan keberagamannya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Capricorn girl💫
menarik ceritanya,,aku suka,, semangat kakak author..
2021-05-25
0
R.F
4 like + rate 5. like balik ya
2021-02-08
1