-o0o-
“Siapa kau?”. Tanya Arthur setelah menyadarkan dirinya karna telalu lama memandang seorang gadis asing.
“Salam kepada Kaisar Arthur Van Zander, semoga kebahagiaan selalu mendatangi anda. S, saya Charlotte pelayan pribadi Yang Mulia Freya Grizelle”.
“Pelayan pribadi? Apa yang kau lakukan di sini, bukankah seharus terus bersama majikanmu?”.
“S, saya dipinta Yang Mulia untuk menunggunya di sini, mohon maafkan kelancangan saya Yang Mulia”.
Arthur membuang nafas kasar karna menyadari bahwa tunangannya sama sekali tidak berubah, bersikap seenaknya dan egois.
Tanpa sadar Arthur kembali menoleh pada Charlotte dan tanpa sadar dirinya mengagumi wajah ketakutannya yang terkesan… imut? Entahlah.
“Lalu dimana Freya sekarang?”.
Charlotte menoleh bingung.
“Bukankah Yang Mulia berada di dalam, saya tidak melihatnya setelah itu, Yang Mulia”.
Freya mendengus kesal karna hanya sebentar pembicaraan mereka beralih tentang keberadaanya. Padahal dia berharap mereka akan jatuh cinta namun sepertinya dia sudah berharap lebih.
Dengan perasaan kesal Freya menopang dagunya dengan tangan mengutuki kebodohan Arthur membuang kesempatan manis seperti itu.
‘Sudahlah sebaiknya mencari kesempatan lain saja’. Batinya mencoba pergi namun nafasnya tertahan saat di depan mata seekor ulat hijau merayap pelan di salah satu ranting.
“KYAAA!!!”.
Buk!
“Akkhhhh”.
“Astaga, Yang Mulia!!”.
Freya meringis kesakitan karna kecerobohannya terjatuh saat berniat kabur dan kepalanya langsung membentur pagar pembatas taman.
Arthur dan Charlotte langsung mendekati Freya yang meringis kesakitan, pandanganya langsung berkunang-kunang. Tubuhnya nyaris mencium tanah lagi namun Arthur berhasil menangkapnya cepat.
“Freya sadarlah, Freya!!”.
“Arthur? Sa, sakit”. Arthur mendecih kesal sembari menggendong gadis itu ala bridal memerintahkan pengawalnya memanggil dokter.
-o0o-
Langit malam menggantikan tugasnya dengan sang mentari untuk menyinari bumi. Semua orang sudah terjaga dari mimpi indah mereka bersiap untuk memulai hari namun beda hal nya dengan seorang pria yang sama sekali tidak berniat memejamkan mata sejak jam satu dini hari bahkan saat matahari mulai muncul dirinya sama sekali tidak berniat untuk istirahat.
Arthur sibuk bertarung dengan pikirannya mencari jawaban dari segala keganjilan ini. semua itu tidak lain dan tidak bukan disebabkan oleh tunangannya. Freya Grizelle.
Setelah sekian lama tidak berjumpa dan akhirnya kembali bertemu saat pesta kemarin, Arthur mulai was-was karna sebentar lagi gadis itu akan datang dan otomatis segala kekacauan akan terjadi. Freya tidak pernah absen jika Arthur mengajaknya pergi menghadiri pesta atau acara resmi lainnya.
Bukannya menyenangkan semua berakhir kacau karna Freya ribut dengan para gadis bangsawan dengan menumpahkan wine ke atas kepala tamu, atau menggoda para pria, semua tempat yang dihadiri oleh gadis ini pasti akan hancur dalam hitungan detik. Namun untuk kali ini ia dikejutkan dengan sifat Freya karna datang tanpa dijemput olehnya.
Penampilan nya saat itu pun tampak berbeda dari biasanya, tidak terlalu terbuka dan terkesan sederhana tapi memancarkan aura yang menyilaukan. Saat mata mereka bertemu pun tak ada lagi perasaan muak dalam hatinya, apalagi saat mereka berdansa dengan jarak yang tipis. Seketika Arthur merasakan debaran pada jantungnya, darahnya berdesir hebat membuatnya sedikit kewalahan.
Untuk kali pertama tidak ada kekacauan dalam pestanya, semua berjalan lancar hingga jantungnya nyaris melompat dari sarangnya ketika Freya jatuh dengan kepala berdarah, Arthur menggila memanggil seluruh dokter istana bahkan para penyihir terhebat dari menara. Beruntung luka Freya berhasil disembuhkan dan gadis itu terlelap setelahnya.
Pria itu tetap di sana saat semua orang keluar, memandangi sosok gadis tidur dalam damai bahkan dengkuran halus terdengar dengan jelas. Tanpa sadar Arthur memandang lama wajah cantik tersebut dengan perasaan campur aduk.
Tak lama kemudian Arthur bangkit hendak pergi hingga sebuah suara menghentikannya…
“Tidak,, jangan,,,kalian harus bersama,,~”. Freya mengigau dengan wajah berkerut.
“A,,,rthur,,,,ja,,ngan,,,bunuh,,,a,,,ku”.
Walaupun agak samar tapi Arthur bisa mendengarnya dengan jelas dan semua itu sangat mengejutkan.
Setelah gadis itu kembali tenang akhirnya Arthur berlalu pergi bukan menuju kamar, pria ini malah berbelok ke ruang kerja.
“Selamat pagi Yang Mulia, sepertinya anda tidak tidur lagi”. Sapa sebuah suara membuat Arthur sontak berbalik.
Seorang gadis berstelan abu-abu berdiri tegap dengan wajah penuh senyuman mengejek. Mata bulat berwarna coklat senada dengan rambut panjang yang terikat kuda, terdapat sebilah pedang menggantung di pinggang kirinya tertutupi oleh sarung hitam berlogo kerajaan Naga Bersayap Empat. Bibir mungil merah muda tampak menggoda bagi sebahagian orang namun menyebalkan untuk Arthur karna selalu mengeluarkan kalimat sumpah serapah jika dirinya lalai dalam bekerja.
“Seharusnya anda senang karna tunangan anda berada di sini, tidur nyenyak di kamar seorang kaisar terpopuler sepanjang masa. Semoga saja Yang Mulia Freya tidak tertular wajah es batu anda”.
Lihatkan? Tidak ada yang bisa mengalahkan kalimat beracun gadis itu.
“Scarlet. Tugasmu”.
Gadis bernama Scarlet tersebut membuang nafas pasrah
“Sudah Yang Mulia. Seperti yang anda duga, Yang Mulia Freya memang berubah sejak dirinya pingsan selama dua hari. Semua berubah drastis bahkan menurut para pelayan tidak ada lagi pemecatan masal saat mereka melakukan sedikit kesalahan. Menghentikan pengeluaran serta memberikan pekerjaan bagi para selir-selirnya”.
Untuk kesekian kalinya Arthur tertegun mendengar laporan dari gadis yang sudah mengabdi sejak berusia 12 tahun. Jadi kecil sekali kemungkinan bahwa informasi yang diberikannya palsu atau sebuah kebohongan semata.
Lama pria itu diam menatap langit hingga sedetik kemudian seutas senyuman terbit.
“Aku penasaran apakah dia benar-benar berubah atau ada trik licik yang menunggu waktu untuk muncul ke permukaan”.
“Sepertinya anda masih tidak menyukai dia”.
“Aku tidak membencinya”.
“Hahh ya sudah. Oh ya anda menerima surat dari putri Duke Carlos, berisi undangan pesta teh”.
“Kapan?”.
“Besok”. Arthur tersenyum miring kemudian menoleh.
“Balas dan katakan aku akan datang”. Kalimat Arthur cukup membuat Scarlet terohok pasalnya sang majikan tidak pernah menerima ajakan dari para lady namun sekarang…
“Anda yakin Yang Mulia?”.
“Kau berani menanyai pendapatku, Scar”.
“Ti, tidak Yang Mulia”.
“Juga panggil designer istana untuk membuat gaun dalam satu malam lalu antarkan ke kamarku”.
“Anda akan pergi bersama Yang Mulia Freya?”.
“Siapa lagi”. Balasnya berlalu pergi meninggalkan Scarlet yang melongo seperti orang bodoh. Membenarkan firasat bahwa tuan nya mungkin membenturkan kepalanya secara tidak sengaja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Ida Blado
pasti mau bikin frwya cemburu,,,tpi syg keknya bkl gagal deh 😅
2021-12-15
0
Rezthu_
seruuuuu
2021-08-10
0
Rieanty
scarlet aku pada mu
walaupun bawahan jangan mau di tindas 😁😁😁
2021-04-08
2