Acara puncak pun dimulai pada malam harinya, di mana semua santri baru diharuskan mengikuti jurit malam yang mengelilingi setiap penjuru pesantren, yang mana sudah di sediakan pos-pos penjagaan, di mana panitia sudah menunggu pada pos-pos yang sudah di tentukan tersebut, untuk memberi pertanyaan tentang ilmu agama, ilmu fiqih, dan motivasi pada santri baru yang mengikuti acara ta'arufan ini. Sedangkan Nizam yang menjabat sebagai ketua panitia mengawasi setiap berjalannya proses pelaksanaan acara ta'aruf tersebut sambil mondar-mandir kesana-kesini, karena proses nya dipisah antara laki-laki dan perempuan, di tengah-tengah acara berlangsung tiba-tiba Zayin hendak menghampiri Nizam dengan sangat panik, tetapi entah berada di mana keberadaan Nizam karena kondisi gelap gulita pada malam itu, dan lampu penerangan tidak dinyalakan, karena supaya acara lebih menyentuh.
"Kang Nizam, Kang! di mana?." Sahut Zayin mencari Kang Nizam sambil gelisah.
"Teh Zayin ada apa nyari Nizam." Timpal Mail yang kebetulan lagi duduk di teras masjid.
"Kang Mail liat Kang Nizam gak? Itu ada yang pingsan." Timpal Zayin sambil terus gelisah.
"Hah pingsan, disebelah mana Teh?." Timpal Mail sambil berdiri dari duduknya.
"Itu Kang di jalan yang mau ke arah asrama perempuan wilayah bawah." Timpal Zayin sambil menunjuk arah di mana lokasinya.
"Oh yaudah saya ngambil tandu dahulu kalau gtu." Timpal Mail dengan cepat-cepat pergi mengambil tandu, dan Zayin pun pergi ke tempat di mana tadi ada santriyah yang pingsan.
Saat Mail berlari untuk mengambil tandu, dia berpapasan dengan Nizam yang sedang berkeliling untuk mengontrol acara yang berlangsung, tiba-tiba Mail menarik tangan Nizam sambil berlari, otomatis Nizam juga ikut berlari dan juga kebingungan.
"Eh eh ini siapa main tarik aja." Sahut Nizam kebingungan sambil ikut berlari karena tangan nya di tarik Mail.
"Gue ini Mail bego." Timpal Mail sambil berlari.
"Ada apa ill? Main tarik aja sih lo." Sahut Nizam kesal dan masih berlari.
"Banyak tanya sih lo, ada yang pingsan, kita ambil tandu dahulu ayo." Timpal Mail.
"Di mana il, di mana il yang pingsan." Timpal Nizam dengan panik.
"Iya elah sudah ikut gue aja, kata gue juga dasar ketua abal-abal." Timpal Mail sambil tertawa tertawa.
Mail dan Nizam pun mengambil tandu, dan langsung bergegas kembali ke tempat di mana ada santriyah yang pingsan, setiba nya di tempat, santriyah pun mengangkat yang pingsan ketandu, Mail dan Nizam mengangkat tandu itu ke tempat pengajian, yang mana di pakai untuk acara in door, sesampai nya di tempat, tampa sepengetahuan Nizam ternyata santriyah yang mengikutinya dari tadi adalah Zayin dan Asih,
"Terima kasih Kang Nizam." Sahut Zayin sambil menunduk dan mulai menyelimuti santriyah yang pingsan,
"Eh i i iya sama-sama Teh Zayin." Timpal Nizam sambil gugup dan salting.
"Ke aku tidak Teh Zayin, cuma ke Nizam aja nih." Sahut Mail sambil cekikikan dengan nada menyindir,
"Eh iya maaf kang." Timpal Zayin dengan muka malu nya yang sangat merah, yang membuat Nizam terpesona melihat Zayin.
"Dunia pun serasa milik berdua terus kami itu apa." Timpal Mail sambil cekikikan dan dengan nada menyindir, muka Zayin pun semakin merah menahan malu.
"Bego, nyebelin banget nih anak, yok keluar kasian yang pingsan lo nya berisik, permisi Teh keluar dahulu ya." Sahut Nizam sambil membekap kepala mail, yang mana masih tertawa cekikikan melihat tingkah salting Zayin dan Nizam.
"I i iya kang Nizam silakan". Timpal Zayin yang masih menundukan kepalanya sambil menahan malu.
Nizam dan Mail pun keluar dari ruangan dan kembali mengontrol peserta yang lain, acara pun beranjak ke acara berikutnya karena hari mulai mendekati subuh yaitu acara siraman malam, tetapi orang yang sudah di persiapkan untuk mengisi acara tidak lekas datang juga, soalnya hujan lebat mulai melanda kediaman orang tersebut, terpaksa dia membatalkan janjinya itu, semua panitia kebingungan mencari siapa penggantinya, disitulah ide jahil Mail terbentuk dengan sendirinya.
"Gimana nih sekarang apa di batalin aja acara siraman malam nya, dan langsung penutupan nanti pagi?." Sahut Asih salah satu panitia ta'arufan mengusulkan usulannya.
"Yah sayang sih kalau di batalkan acaranya, karena ini acara paling gregetnya." Timpal Azij dengan masih kebingungan mencari pengisi acara yang baru.
"Si Nizam aja, kan dia jago buat puisi, pasti dia jago juga menjiwainya, percaya deh, gue saksi kalau dia jago bikin puisi." Timpal Mail dengan gaya meyakinkan sambil menahan ketawanya.
Nizam pun terkejut bukan ampun mendengar ucapan Mail, dan semua mata panitia tertuju kepada Nizam dengan penuh harapan supaya Nizam mau. Nizam pun merasa iba dan dengan terpaksa mengiyakan usulan Mail, dengan wajah kesal melihat mail yang menahan tawanya.
"Awas lo ya Mail Surmail, gue hajar lo nanti beres acara ini." Gumam Nizam dalam hati.
Acara siraman malam pun berlangsung dengan Nizam sebagai pengisi acaranya tersebut, semua santri baru dan panitia perempuan pun terbawa suasana dan menangis tersedu dengan berbagai ucapan yang indah dan menyayat hati yang keluar dari mulut seorang Nizam.
Acara berjalan dengan lancar dan azan subuh pun berkumandang, semua santri baru dan panitia pun pergi ke masjid untuk melaksanakan sembahyang, pagi hari pun tiba di mana waktunya acara penutupan di laksanakan, acara penutupan pun selesai dengan lancar, dan santri baru pergi ke asrama masing-masing, sedangkan panitia membereskan sisa acara ta'arufan, seusai beresnya acara dan tempat acara sudah rapi seperti seharusnya, Nizam mengumpulkan semua panitia dan mengucapkan terima kasih kepada semua panitia, dan semua panitia pun kembali ke asramanya masing-masing, di saat Nizam mau balik ke asramanya, asih memanggil Nizam dan berbisik kepada Nizam sambil memberi sepucuk surat.
"Ini Kang Nizam ada surat dari Zayin, nanti balesnya hari jum'at aja, taruh di atas lemari Kang Nizam tetapi tutupi dengan sarung." Sahut Asih sambil berjalan berlalu.
Nizam pun melihat ke arah Zayin dan Zayin pun tersenyum malu kepada nizam sambil pergi meninggalkan Nizam, hati Nizam pun terkoyak-koyak melihat senyum manisnya Zayin, karena itu adalah senyuman Zayin yang pertama kalinya di lontarkan buat Nizam.
"Woy senang banget sih lo, cie dapet surat nih dari Zayin." Sahut Mail menepak punggung Nizam dengan keras, sambil tertawa dan mengejek Nizam.
"SUT! berisik sih lo, hanya lo yang tau yang lain kagak." Timpal Nizam kegirangan karena dapat surat dari Zayin sambil menarik tangan Mail, mengajaknya balik ke asrama mereka.
"Baca dong gue mau tau isinya." Sahut Mail sambil berjalan dan cekikikan.
"Ah kepo lo nanti aja dah nyampe asrama." Timpal Nizam sambil berjalan dan tidak bisa menahan kegirangan nya.
Mereka pun berjalan menuju asramanya, sambil terus bercanda disepanjang jalan yang mereka lalui.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments