Ep 2

Seiring berjalannya waktu, santri di pondok pesantren tersebut bertambah banyak, karena sudah memasuki ajaran baru, yang mana acara tahunan untuk menyambut santri baru selalu di adakan di pesantren tersebut.

"Zam Nizam tuli, di mana lo oy, dipanggil Pak Yai tuh sama si Azij." Sahut si Mail sambil teriak-teriak tidak karuan.

"Gak usah teriak-teriak bego gue di depan lo." Timpal Nizam sambil narik tangan si Azij.

"Deuh, kalian berdua kagak ada akurnya yah, setres gue lama-lama" sahut Azij.

"Bodo." Timpal Mail sama Nizam, yang mana Mail langsung tiduran, sedangkan Nizam berjalan menuju rumah Pak Yai sambil masih menarik tangan Azij.

Di perjalanan menuju rumah Pak Yai banyak santri lain yang memberi tahu bahwa dirinya dan Azij di panggil Pak Yai, Nizam pun bergegas dengan Azij takut ada keperluan yang sangat penting, setibanya di rumah Pak Yai, Nizam dan Azij menghampiri Pak Yai yang sedang duduk dikursi, tepatnya diteras depan rumahnya, sambil memegang tasbihnya.

"Assalamualaikum Pak Yai." Sahut Nizam sama Azij sambil menyosong tangan Pak Yai untuk mencium telapak tangan beliau.

"Waalaikumsalam, nah ini dicariin dari tadi baru ada." Timpal Pak Yai.

Nizam dan Azij pun hanya tertunduk malu sambil mendengarkan Pak Yai, kemudian Pak Yai bercerita akan kepentingan beliau mencari Nizam dan Azij, beliau menyuruh Nizam dan Azij agar segera melaksanakan ta'arufan untuk santri baru, atau dengan kata lain penyambutan santri baru di pondok pesantren tersebut.

Selekas mendapat mandat dari Pak Yai, Azij pun kemudian melakukan rapat dan memanggil beberapa santriyin (santri putra) dan santriyah (santri putri) yang sudah lama di pondok, untuk membantu melaksanakan kegiatan ta'arufan santri baru di pondok tersebut, panitia pun di bentuk dan rapat untuk persiapan pun terus di gelar selekas pulang pengajian malam.

Pada rapat pertama dan kedua Nizam tidak mengikutinya, karena Nizam selalu dipanggil oleh Pak Yai, pada malam di rapat berikutnya, Nizam pun ikut hadir karena Pak Yai tidak memanggil dirinya kembali.

"Woy Mail Sumail ayo bangun." Sahut Nizam sambil mendekatkan mulutnya ke telinga Mail

"Gue gak tidur bego. budek gue lama-lama." Timpal Mail sambil membekap kepala Nizam yang telah meneriakinya dengan keras tepat di telinganya.

"Kuy rapat!." Sahut Nizam sambil cekikikan dengan kepala masih di bekap Mail.

Nizam dan Mail serta santri yang menjadi panitia pun pergi ke tempat ngaji untuk menghadiri rapat ta'arufan, setibanya di tempat acara, ternyata acara sudah berlangsung sebagaimana mestinya, dan Nizam pun masuk lalu duduk di dekat pintu, Azij yang dari tadi berbicara didepan semua panitia melihat Nizam datang dan berada duduk bersandar di pintu masuk.

"Karena orang yang kita tunggu-tunggu akhirnya datang, mari kita sambut dahulu Nizam untuk menyampaikan kata-katanya." Sahut Azij sambil menghampiri Nizam yang termenung dengan penuh keheranan.

"Apaan sih lo Zij, gue baru nongol langsung di suruh kedepan aja." Timpal Nizam masih penuh keheranan.

"Lo jadi ketua di acara ta'arufan kali ini, ayo cepetan." Timpal Azij sambil berbisik dan menarik tangan Nizam.

"Kok gue sih Zij?, il?, Jangan-jangan saran lo ya Mail Sumail?." Timpal Nizam sambil kesal dan memukul kepala Mail.

"Eh ini kesepakan bersama bego Nizam , kalau gak percaya nih buktinya, kalian semua setuju Nizam jadi ketua." Sahut Mail sambil teriak keras dan tertawa,.

"Setuju." Timpal semua santri dengan kompak yang mengikuti rapat tersebut.

"Tuh kan gak percaya sih lo." Timpal Mail sambil cekikikan.

"Udah sana cepat." Sahut Azij sambil mendorong Nizam kedepan.

Nizam pun pergi kedepan dengan terpaksa, dan menyampaikan beberapa kata-kata, serta dia menjadi ketua yang memimpin rapat untuk acara ta'arufan tersebut, dan di sanalah Nizam kembali melihat sesosok bidadari yang selama ini dia ingin lihat dari kemarin-kemarin, hati Nizam pun berbunga-bunga, sambil memimpin rapat tersebut dia sekali-kali mencuri pandang pada santriyah itu.

Rapat pun selesai segimana mestinya dan semua panitia pun bubar balik ke asramanya masing-masing, karena sudah larut malam, sesampainya di asramanya Nizam terlihat sangat bahagia, girang dan tersenyum-senyum sendiri, kendati sudah lama tidak melihat perempuan yang dia sukai, tiba-tiba sekarang dia melihatnya kembali dan ikut serta sebagai panitia.

"Woy Zam tumben senang banget lo, gak kek biasanya cemberut teruss, ada apa sih cerita woy, bagi kebahagian tuh sama sahabat lo bukan sedihnya aja yang lo bagi." Sahut Mail sambil menggoyang-goyangkan pundak Nizam.

"Kepo, udah ah ngantuk, mau tidur cantik dahulu gue." Timpal Nizam sambil cekikikan dan menyelimuti badannya.

"Dih kesurupan cewek nih pasti genderowo." Timpal Mail sambil pergi keluar mengambil air.

Mereka pun beristirahat karena sudah sangat larut malam dan suasana pun menjadi hening ditelan sunyinya malam.

Terpopuler

Comments

Yuningsih Amboenazira

Yuningsih Amboenazira

penulisannya bagusss

2021-03-10

1

anggita

anggita

nizam👌

2021-02-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!