Hari demi hari pun terus berganti, dan tibalah waktu pelaksanaan ta'aruf santri baru tahun ini, pagi itu semua panitia pun berkumpul dan melakukan briefing terlebih dahulu, sebelum acara ta'arufan akan di buka pada siang hari sehabis pelaksanaan sembahyang dzuhur, Nizam pun memimpin acara tersebut, dan menyuruh semua panitia untuk mempersiapkan acara dan menata tempat acara buat nanti siang.
Pandangan Nizam tidak pernah lepas kepada sesosok santriyah pujaannya, yang mana sampai sekarang belum mengetahui nama dari sesosok santriyah cantik itu, karena tidak ada yang mengetahui bahwa dirinya menyukai santriyah tersebut, Mail merasa aneh dan mulai curiga atas tingkah laku Nizam yang selalu curi pandang dan salting ketika salah satu santriyah itu meminta bantuan kepada Nizam, karena Mail merasa aneh kalau santriyah yang lain meminta bantuan kepada Nizam, dia selalu terlihat kalem, tetapi ketika santriyah ini yang meminta bantuan nya, Nizam selalu kelihatan gugup, Mail pun mulai memikirkan rencana dan menyusun ide jahil buat sahabatnya Nizam.
"Rasain lo Zam gue kerjain lo ampe mampus, salah siapa lo gak bilang santriyah yang lo suka pada gue waktu itu" gumam Mail sambil berpikir dan tertawa sendiri seperti orang gila.
Mail pun meluncurkan aksinya tersebut untuk menjahili Nizam, sedangkan Nizam yang lagi tengah sibuk karena tengah mempersiapkan acara dan menjawab pertanyaan dari beberapa panitia lain.
"Kang Nizam kalau nanti susunan acaranya gimana, sebaiknya sambutan dahulu dari ketua atau dari Pak yai dahulu kang." Sahut santriyah yang kebagian tugas sebagai pembawa acara sambil tertunduk malu.
"Sebaiknya dari saya dahulu Teh, sebagai ketua, nanti sambutan dari Pak Yai terakhir, sambil ngasih pituah sama pembukaan sekaligus, biar tidak pulang pergi, kasian Pak Yai." Timpal Nizam sambil tersenyum.
"Eh iya Teh sebentar, Teh Nayla ke mana ya kok gak kelihatan, soalnya saya mau minta uang buat nanti Pak Yai." Sahut Nizam sambil celingak-celinguk mencari Teh Nayla yang kebagian sebagai bendahara.
"Oh Teh Nayla pulang dahulu kemarin malem ngedadak, ada kepentingan keluarga kang." Timpal Teh Asih sambil menyusun susunan acara.
"Terus bendahara gimana dong kalau Teh Nayla gak ada?." Timpal Nizam kebingungan sambil garuk-garuk kepala.
"Oh itu, udah di gantiin sama Teh Zayin, udah mau kok dia soalnya tadi Teh Nayla sediri langsung bicara ke teh Zayin, gitu kang." Timpal Teh Asih dengan santai.
"Terus Teh Zayin yang mana ya?." Timpal Nizam masih dengan keadaan bingung yang menyelimuti pikirannya.
"Tuh tuan putri yang lo lihat dan diperhatiin dari tadi pangeran." Sahut Mail dengan nada dan keras sambil cekikikan.
Semua orang yang ada di sana terdiam, serta melihat ke arah Nizam yang secara spontan langsung menatap sesosok santriyah yang lgi memasang dekor di panggung acara, disitulah Nizam mengetahuinya bahwa wanita pujaan hatinya, yang selama ini membuat galau dan senang dirinya mempunyai nama yang tidak kalah cantiknya yaitu Zayin.
"Cie, makanya nama panitia tuh harus hafal semuanya biar gak bingung." Sahut Mail sambil mengejek dan cekikikan merasa dirinya telah berhasil menjahili sahabatnya itu.
"Kan gue cuma hafal sama ketua bidangnya saja SAR Mail." Timpal Nizam membela diri sambil menundukan kepalanya, karena malu dilihat banyak orang, dan Nizam pun salah tingkah setelah mengetahui bahwa bendahara pengganti yang di maksud adalah Zayin, sesosok wanita yang selama ini dia ingin tahu namanya.
"Sana samperin ada perlu kan lo." Sahut Mail sambil mendorong Nizam dari belakang, dan suasana pun kembali normal seperti seharusnya.
Nizam pun menghampiri sesosok wanita yang dia sukai dengan keadaan hati tak karuan,
"Teh Zayin kan yang menggantikan Teh Nayla sebagai bendahara?." Sahut Nizam dengan nada yang lembut, sambil menatap Zayin dan sedikit gugup serta juga salting.
"Iya kang itu saya, ada keperluan apa Kang Nizam ke saya?." Timpal Zayin dengan nada lemah lembut dan menundukan kepalanya karena malu.
"Eum, saya soalnya mau minta uang buat nanti ngasih Pak Yai, dah disiapin dalam amplop kan Teh?." Sahut Nizam semakin gugup dan salting dia dihadapan Zayin, sesosok wanita yang dia dambakan.
"Iya Kang Nizam, udah disiapin kok ini ada, jumlahnya sesuai yang disepakati sama Teh Nayla." Timpal Zayin dengan masih tetap menundukan kepalanya.
Disitulah awal pertama kali Nizam dan Zayin saling berbincang dan bertegur sapa, dan Nizam pun semakin bahagia karena wanita yang selama ini dia sukai dan selalu dia harapkan serta dia minta ke sang pencipta di sepertiga malam akhirnya diketahui namanya oleh dirinya.
Acara ta'arufan santri baru pun di mulai pada siang itu, setelah melaksanakan kewajiban sembahyang dzuhur dan acara berlangsung segimana mestinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
💕💕syety mousya Arofah 💕💕
jdiii tringat masa2 d ponpes kak,,,
2022-10-04
0
Olan
aku udah mampir dan like kesini nih😊 semangat nulisnya ya thor mari saling dukung.mampir keceritaku jga ya😊
2021-03-09
1